Tuesday, December 22, 2015

Modul Sejarah Kelas X



 Modul sejarah kelas x
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB 1 KEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA
BAB 2 PERADABAN AWAL MASYARAKAT DI DUNIA YANG BERPENGARUH TERHADAP PERADABAN INDONESIA
B.       Peradaban Lembah Sungai Indus
C.      Peradaban Lembah Sungai Kuning
D.      Peradaban Lembah Sungai Eufrat dan Tigris
E.       Peradaban Yunani
F.       Peradaban Romawi
G.      Pengaruh Peradaban Kuno Pada Masyarakat Indonesia
BAB 3 ASAL USUL DAN PERSEBARAN MANUSIA DI KEPULAUAN INDONESIA
A.       Teori Evolusi Manusia
B.       Persebaran Manusia di Kepulauan Indonesia 









Bab 1
Kehidupan Awal Masyarakat Indonesia

A.      Keberadaan Awal Manusia di Bumi

Keberadaan alam semesta jauh lebih tua dibandingkan dengan keberadaan manusia. Artinya, alam semesta ini telah lama ada sebelum manusia mulai menghuni permukaan bumi. Manusia diperkirakan mulai mendiami bumi ini pada kala Plestosen, sedangkan menurut usia bumi kala Plestosen merupakan masa yang paling muda. Untuk lebih jelasnya coba kamu perhatikan bagan di bawah ini!

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcmNT5S6v4VHMiMyjNq78PeptMmQYvs5GXXizlG0NwuHmv2S11r3Trud0NH7CQ-dWsa7dMoWfpZHsGdhQTnKdLnGXFVvBh7ropgCSeek7wZ1YgKaxHjusrQpk4zEaPaUt8BwBRY86RR_on/s1600/masa+bumi.png
Pada masa arkeozoikum, di bumi belum ada tanda-tanda kehidupan. Bumi ini masih merupakan gas yang panas sehingga tidak memungkinkan untuk makhluk hidup dapat bertahan hidup dalam kondisi alam seperti itu. Lama kelamaan akhirnya temperatur gas tersebut akhirnya mulai menurun dan sebagian mulai mengeras membentuk kerak bumi.
Masa palaeozoikum disebut juga sebagai zaman kehidupan purba karena pada masa ini diperkirakan mulai adanya makhluk hidup di bumi ini. Makhluk hidup yang ada pada masa ini masih sangat primitif. Diperkirakan makhluk yang hidup pada masa ini adalah makhluk bersel satu dan masih sangat sederhana.
Masa mesozoikum disebut juga dengan zaman kehidupan madya. Masa ini merupakan fase kedua dari keberadaan makhluk hidup. Pada masa ini diperkirakan mulai hidup binatang-binatang amphibi dan reptil. Binatangbinatang yang berukuran besar seperti dinosaurus, tyranosaurus, dan sejenisnya, hidup pada masa ini sehingga masa ini dikenal dengan sebutan zaman jura.
Manusia diperkirakan belum ada pada masa ini karena kondisi alamnya belum memungkinkan untuk manusia dapat bertahan hidup. Coba kamu bayangkan bagaimana kalau manusia sudah ada pada masa ini dan harus hidup berdampingan dengan makhluk-makhluk lain yang memiliki ukuran tubuh yang sangat besar!
Masa kenozoikum dikenal juga dengan zaman kehidupan muda karena merupakan masa termuda dalam usia bumi dan masih berlaku sampai sekarang ini. Masa kenozoikum terbagi dalam dua zaman, yaitu zaman tersier dan zaman kwarter. Pada zaman tersier diperkirakan mulai muncul jenis-jenis binatang baru yang merupakan jenis binatang mamalia. Binatang-binatang berukuran besar lambat laun mulai mengalami kepunahan pada zaman ini.
Namun pada zaman ini diperkirakan manusia belum ada. Keberadaan manusia baru muncul pada zaman kwarter. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya fosil-fosil manusia yang setelah diperkirakan usianya berada pada kala plestosen. Pada plestosen awal ditemukan fosil pithecanthropus mojokertensis yang usianya diperkirakan 1,9 juta tahun. Fosil meganthropus paleojavanicus yang ditemukan di daerah Sangiran usianya antara 2 sampai 1 juta tahun juga diperkirakan hidup pada zaman kwarter pada kala plestosen awal. Pada masa awal kehidupan manusia, mereka harus menghadapi kondisi alam yang sangat berat. Pada kala plestosen, keadaan bumi belum stabil ditandai dengan sering terjadinya perubahan fisik, yaitu perubahan gerakan bumi baik yang menurun atau pun mengangkat. Pada kala plestosen terjadi tujuh kali perubahan, yaitu empat kali zaman glasial dan tiga kali zaman interglasial.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLsrTat9YE0InIxL9eTzGQ_60O92co-S62afJmbImsI5hmv8_DHZvqvQlrwLU2obEHHkiJooCrUUz9ei9p-mR2DO5nRJveRcLCstqz2bOPhuOpoUViJF6v46bDbS63js5muqIKBNM8XwDv/s1600/3.png

Peristiwa-peristiwa alam yang terjadi pada masa plestosen merupakan tantangan yang sangat berat yang harus dihadapi oleh manusia pada saat itu. Dengan kemampuannya yang masih sangat terbatas, manusia berusaha mempertahankan hidupnya dengan berbagai akal menghadapi tantangan alam dan berusaha mencari makan dengan alat-alat yang masih sangat sederhana. Iklim yang sangat dingin yang terjadi pada masa glasial merupakan salah satu tantangan alam yang memaksa manusia dan hewan berpindah tempat menuju daerah yang iklimnya lebih cocok untuk mereka. Diduga pada masa glasial makhluk-makhluk hidup berpindah atau bermigrasi dari tempat asalnya. Selain didorong untuk mencari iklim yang lebih cocok juga dorongan yang sangat kuat adalah mencari daerah sumber persediaan makanan. Hal ini dikarenakan manusia yang hidup pada masa tersebut masih tergantung pada alam. Apabila alam tempat mereka telah tidak mampu memberikan persediaan makanan maka mereka akan meninggalkan tempat tersebut dan mencari lagi daerah yang masih bisa memberikan penghidupan pada mereka.

Manusia pada masa ini harus mampu menyesuaikan diri dengan kondisi alam. Jika mereka tidak mampu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup sekitarnya maka ancaman kepunahan akan terjadi. Mereka yang mampu bertahan hidup tentu akan sanggup untuk melanjutkan kehidupan dan melahirkan generasi penerus. Kemampuan untuk mempertahankan diri terutama dalam menyesuaikan terhadap kondisi alam yang terus berubah serta kemampuan dalam memperoleh makanan untuk kelangsungan hidup menyebabkan terjadinya perubahan fisik. Hal ini terjadi baik pada binatang, tumbuhan dan juga manusia. Secara perlahan-lahan bentuk fisik manusia mengalami perubahan sehingga mencapai bentuk seperti kita sekarang ini.




B.      Awal Kehidupan Sosial, Ekonomi dan Budaya di Indonesia

Manusia adalah mahluk yang memiliki perbedaan dengan binatang. Perbedaan utama manusia dengan binatang adalah manusia memiliki akal sedangkan binatang tidak. Akal yang dimiliki oleh manusia itulah yang menjadi penyebab utama kehidupan manusia mengalami perkembangan. Perkembangan ini terjadi ketika manusia berinteraksi dengan lingkungan alam. Dengan akal yang dimilikinya, manusia mencoba memecahkan tantangan alam yang dihadapinya. Sedangkan binatang, dalam menghadapi tantangan cenderung melakukan adaptasi secara fisik. Misalnya di daerah yang beriklim dingin binatang memiliki kulit yang tebal, di dalam air binatang memiliki sirip dan insang untuk bernapas, dan yang lainnya. Binatang yang tidak mampu beradaptasi dengan alam cenderung akan punah. Adaptasi yang dilakukan oleh manusia dalam berinteraksi dengan tantangan alam, lebih banyak menggunakan akal. 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhigHMD6jUhSRDn4R28012HYypfI-T2da3ORH7ZcxKk_XOd12jcqNvibT52ZS2h3sZWuaDEdNdjZFO8pq9TASW_kE4PfyemJiPdeGEUtXQgZ3BbOTmf9cFCiW7RJkYrreoJ2QPLQh94X_Wm/s1600/kapak+corong.png

Manusia dengan akal yang dimilikinya, mencoba berpikir bagaimana memecahkan tantangan hidup yang dihadapi yang disebabkan oleh kondisi alam. Jawaban yang dilakukan oleh manusia dalam menghadapi tantangan tersebut, yaitu dengan menciptakan berbagai peralatan hidup. Manusia secara fisik tidak melakukan adaptasi seperti yang terjadi pada binatang. Perkembangan yang terjadi justru pada alatalat kehidupan yang digunakan.

 Dari zaman ke zaman, peralatan kehidupan manusia berkembangan. Perkembangan itu terjadi, mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks. Perubahan terjadi mulai dari bahan yang digunakan hingga pada bentuk, misalnya mulai dari bahan yang menggunakan batu, tulang, kayu, hingga logam dan besi. Dari segi bentuk, mulai dari yang kasar hingga yang halus, mulai dari bentuk hiasan yang sederhana hingga menjadi hiasan yang indah. Peralatan-peralatan yang diciptakan oleh manusia merupakan hasil kebudayaannya. Perkembangan kehidupan manusia, terjadi bukan hanya pada hubungan manusia dengan lingkungan alam. Interaksi di antara sesama manusia mengalami perkembangan pula. Interaksi ini terjadi disebabkan oleh adanya saling membutuhkan di antara individu-individu, karena secara fitrahnya manusia merupakan makhluk sosial. Tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri. Interaksi manusia akan melahirkan bentuk kehidupan sosial, ekonomi, dan keluarga.

Kebutuhan yang menjadi dasar hubungan antarmanusia dapat berupa kebutuhan yang bersifat materi maupun nonmateri. Kebutuhan nonmateri, misalnya kebutuhan biologis. Hubungan manusia yang berdasar pada kebutuhan biologis akan melahirkan suatu perkawinan, yang kemudian membentuk suatu keluarga. Pembentukan keluarga akan berkembang pada pembentukan kelompok masyarakat yang lebih luas.

 Di antara anggota keluarga atau kelompok masyarakat akan terjadi ketergantungan kebutuhan materi. Hubungan materi ini akan melahirkan kehidupan ekonomi. Kebutuhan ekonomi dalam suatu kelompok keluarga dilakukan biasanya melalui pembagian kerja. Pada kelompok keluarga manusia purba, biasanya kaum laki-laki mencari berburu ke hutan mencari binatang untuk dijadikan makanannya. Mereka berburu secara berkelompok, dengan tujuan demi keamanan. Sedangkan kaum wanita dan anak-anak biasanya hanya mencari makanan atau tumbuh-tumbuhan di sekitar tempat tinggal sementara mereka. Kehidupan sosial dan ekonomi merupakan dua aspek kehidupan yang saling berkait. Sebagaimana telah dikemukakan, kehidupan manusia purba mencari makanan secara berkelompok.

 Dalam mencari makanan ini pun kemudian mengalami perkembangan. Semula mereka bergantung pada alam, lambat laun mereka mengolah sumber makanan yang disediakan oleh alam. Hal ini terjadi disebabkan sumber makanan yang disediakan oleh alam memiliki ketersediaan yang menipis dan terbatas. Dampak dari ini pula, manusia mengalami perkembangan dalam hal tempat tinggal. Semula, hidupnya berpindah-pindah, kemudian menjadi menetap. Dengan demikian kehidupan sosial ekonomi pun mengalami perubahan. Kebutuhan nonmateri lainnya yaitu kepercayaan.

Kehidupan kepercayaan manusia pun mengalami perkembangan. Suatu kepercayaan pada manusia, biasanya timbul disebabkan adanya keyakinan pada diri manusia terhadapnya kekuatankekuatan gaib yang menguasai kehidupan manusia. Kekuatan gaib tersebut dapat dipersonifikasikan ke dalam benda-benda fisik yang ada di sekitarnya, misalnya pohon, batu, bahkan juga binatang. Benda-benda tersebut dianggap keramat. Sebagai wujud adanya kepercayaan maka lahirlah kegiatan-kegiatan ritual atau upacara-upacara penyembahan.Upacara penyembahan pun mengalami perkembangan mulai dari menyembah terhadap benda-benda yang dianggap memiliki kekuatan yang gaib, sampai dengan mempercayai adanya Dewa dan Tuhan.

C.      Kebudayaan Dongson, Sahuyinh dan india

Pada zaman pra sejarah, diperkirakan kebudayaan Indonesia sudah memiliki hubungan dengan kebudayaan luar. Hubungan dengan luar ini memberikan perkembangan terhadap kebudayaan yang ada di Indonesia. Bukti yang menunjukkan adanya hubungan tersebut dapat dilihat dari alat-alat yang dihasilkan.

Alat-alat yang dihasilkan memilik persamaan dengan yang ada di Indonesia. Kebudayaan luar yang memiliki kesamaan di antaranya yaitu kebudayaan Dongson, Sahuyinh, dan India. Perkembangan kebudayaan zaman perundagian dipengaruhi oleh kebudayaan Dongson. Kebudayaan yang dipengaruhinya terutama alat-alat yang dibuat dari perunggu. Penemuan kebudayaan Dongson pertama kali dilakukan oleh Payot. Pada tahun 1924, dia mengadakan penggalian kuburan di Dongson (Vietnam). Benda-benda yang ditemukan dalam penggalian ini antara lain nekara, bejana, ujung tombak, kapak, dan gelang-gelang. Ternyata, benda-benda yang ditemukan tersebut memiliki kesamaan dengan yang ditemukan di Indonesia; bejana serupa dengan yang ditemukan di Kerinci dan Madura, belati di Flores. Dengan demikian antara Dongson dan Indonesia ada hubungan budaya.

Perkembangan kebudayaan Sahuyinh berkaitan dengan pembuatan gerabah. Pembuatan gerabah pada zaman perundagian masih dianggap penting, walaupun sudah berkembang teknik penuangan logam. Sahuyinh merupakan kompleks penemuan gerabah di Vietnam. Karakteristik gerabah yang ditemukan di Sahuyinh yaitu memiliki teknik “tatap-batu”. Tatap itu dibalut dengan tali (digulung dengan tali) sehingga hiasan yang dihasilkan oleh tatap berupa pola tali. Pola hias yang dimilikinya yaitu berupa pola tali, pola keranjang (anyaman), pola geometrik yang dilakukan dengan menggores, pengumpaman permukaan gerabah, dan pengolesan gerabah dengan warna merah dan putih.
Gerabah kadang-kadang dihias dengan cara menekankan pinggiran kulit kerang pada permukaan yang masih basah. Pola-pola geometrik seringkali disusun dalam komposisi pita-pita yang horizontal atau vertikal pada dinding gerabah. Teknik pembuatannya dengan pemakaian roda pemutar.
 Gerabah yang ditemukan di Sahuyinh memiliki kesamaan pola yang ditemukan di Indonesia. Kesamaan pola tersebut terutama terdapat pada penemuan di kompleks gerabah Buni Bekasi, Gilimanuk di Bali, dan Kalumpang pinggir sungai Karama di Sulawesi. Kebudayaan India belum begitu menyebar luas di Indonesia pada masa prasejarah.Penyebaran kebudayaan India secara luas baru dimulai pada zaman sesudah prasejarah, yaitu pada zaman Hindu-Buddha. Diduga kebudayaan India berpengaruh pada zaman prasejarah yaitu pada kebudayaan kapak lonjong.















































Bab 2

Peradaban Awal Masyarakat di Dunia yang Berpengaruh Terhadap Peradaban Indonesia



Sungai Nil terbentang dari Pegunungan Kilimanjaro (Sudan) hingga Laut Tengah dengan panjang kira-kira 5000 km. Sungai ini merupakan hadiah bagi bangsa Mesir karena daerah di sekilingnya adalah gurun pasir yang luas, apabila terjadi hujan akan terjadi bah yang membawa lumpur-lumpur mineral. Dari lumpur inilah tanah sangat cocok untuk dijadikan lahan bercocok tanam.

Keterasingan bangsa Mesir dengan kondisi geografis yang sebelah kiri dan kanan Sungai Nil adalah Gurun Nubia sangat tidak menguntungkan, namun mereka mampu bekerjasama dalam sebuah kelompok yang tangguh dan menciptakan sebuah peradaban. Di lain sisi, kondisi ini memberikan keamanan bagi bangsa Mesir dari serangan luar.


Sejarah Peradaban Lembah Sungai Nil
Kuil Dewa Horus.
Pola hidup bangsa Mesir sangat menggantungkan diri kepada kondisi Sungai Nil, apabila musim hujan mereka akan bercocok tanam dan apabila musim kemarau mereka akan menghindar. Kemampuan bercocok tanam ini bertahan lama sampai jumlah populasinya bertambah banyak dan mengharuskan bangsa Mesir mengembangkan sistem pengaturan air yang baik dan bisa dipergunakan setiap saat. Adanya kerja sama antar individu membentuk sebuah kelompok kecil dan berkembang menjadi kelompok besar yang memerlukan sebuah aturan dalam organisasi yang teratur.


Bangsa Mesir mengenal banyak dewa (politheisme), juga mengenal kepercayaan bahwa roh orang mati tidak akan meninggal. Malah mereka mengenal hewan-hewan suci yang dianggap sakral, seperti terlihat dalam beberapa lukisan dan patung hewan berkepala manusia dan manusia berkepala hewan.

Dewa-dewa yang dipuja bangsa Mesir antara lain:
(a) Dewa Osiris sebagai dewa tertinggi
(b) Dewa Ra sebagai dewa matahari
(c) Dewa Thot sebagai dewa pengetahuan
(d) Dewa Horus, anak Dewa Osiris
(e) Dewa Amon sebagai dewa bulan

Sebagai penguasa kehidupan politik dan keagamaan dipegang oleh firaun, Firaun (Pharaoh) ini diistimewakan karena dianggap Dewa Horus, perantara manusia dengan dewa dan pemelihara Sungai Nil.


Sepanjang Lembah Sungai Nil terbagi dalam dua wilayah yaitu Sungai Nil Hulu dan Sungai Nil Hilir, pada masing-masing daerah terbentuk kelompok yang terpisah. Kedua wilayah ini dapat dipersatukan oleh Menes dengan bentuk kerajaan dan beribukota Memphis pada tahun 3000 SM. Menes inilah yang menjadi raja Mesir Kuno.

a.       Mesir Tua
Raja-raja Mesir diberi gelar Firaun atau Pharaoh. Firaun memiliki hak yang tidak terbatas dengan tujuan memberi kedamaian dan kemakmuran bagi bangsanya. Kerajaan Mesir Tua beribukota Memphis. Pada zaman Mesir Tua, sudah dibangun makam-makam raja dalam bentuk piramid dan patung dari batu. Piramid ini dibuat oleh rakyat karena kepercayaan bahwa raja Mesir adalah titisan dewa.

Raja-raja yang termasyhur pada zaman ini di antaranya Khufu, Kefre, dan Menkaure. Setelah raja-raja tersebut meninggal, kondisi keamanan di Mesir menjadi lemah, hal ini disebabkan oleh adanya perubahan kepercayaan rakyat bahwa raja adalah keturunan dewa dan timbulnya kerajaan-kerajaan kecil.

b.       Mesir Pertengahan
Setelah terjadi perpecahan, Mesir kembali disatukan oleh raja Sesotris III dari Thebe. Bahkan Sesotris III mengembangkan wilayahnya dengan menguasai Nubia dan Palestina. Pada masa pemerintahan Amenemhet III terjadi penambangan emas di Gurun Sinai dan mendirikan kelompok besar istana yang dinamakan labyrinth.

Setelah kematian Amenemhet III, muncul serangan dari bangsa Hykos yang berasal dari Palestina dan mereka dapat menguasai Mesir. Kedatangan bangsa Hykos memperkenalkan teknologi peralatan dari perunggu, seperti peralatan pertanian, senjata dan alat rumah tangga. Bangsa Hykos menetapkan Kota Awaris sebagai ibukota Mesir yang baru.

c.       Mesir Baru (Muda)
Bangsa Mesir dapat merebut kembali kekuasaannya dari bangsa Hykos. Raja yang paling berjasa dalam perebutan kekuasaan dari bangsa Hykos adalah Firaun Ahmosis karena ia sendiri yang memimpin serangan. Kekuasaan Mesir sempat meluas ke Babylonia, Assyria, Cicillia, Cyprus pada saat kekuasaan Tutmosis II. Antara tahun 1367-1350 SM pada masa pemerintahan Amenhotep IV atau Akhenaton dan Nefertiti mengajarkan monotheisme kepada bangsa Mesir dengan menganggap Dewa Matahari sebagai satu-satunya dewa. 

Akibat adanya pertentangan dengan para pendeta agama Amon, Amenhotep IV memindahkan ibukota dari Thebe ke Al Amama. Setelah Amenhotep IV meninggal, perselisihan tentang agama tidak terjadi lagi dan pendeta menunjuk Tut-Aankh-Amon atau Tutankhamon sebagai firaun dan diharuskan tunduk kepada pendeta agama Amon. Kekuasaan Mesir akhirnya selalu digantikan oleh negara lain yang menjatuhkannya. Ini terjadi sejak pemerintahan Raja Ramses III (1198-1167 SM) berakhir.


a.       Hieroglyph
Hieroglyph adalah nama huruf kebudayaan Mesir Kuno. Bentuk hurufnya dalah piktograf dimana setiap gambar mewakili satu huruf. Hieroglyph ini ditulis pada sebuah media kertas dari papirus, tumbuhan, atau dipahat.

b.       Astronomi
Kehidupan agraris banga Mesir memengaruhi terhadap pengetahuannya yang tinggi. Untuk mengetahui waktu bercocok tanam, panen atau berdagang dilihat dari siklus musim yang datang setiap tahunnya.

c.       Sistem pengawetan
Kepercayaan bahwa roh yang meninggal masih tetap berada pada jasadnya apabila tidak rusak. Dari kepercayaan ini timbul usaha untuk mengawetkan orang yang sudah meninggal dengan menggunakan rempah-rempah atau ramuan lainnya supaya tidak tercium bau busuk.

d.       Arsitektur
Peninggalan-peninggalan Mesir berupa patung dan bangunan yang besar menunjukkan adanya teknologi pembuatannya, apalagi semua ukuran patung dan bangunan tersebut berukuran besar, seperti piramid (makam para firaun), sphinx (singa berkepala manusia sebagai lambang kekuatan dan kebijaksanaan) dan obelisk (tugu batu untuk memuja Dewa Amon Ra).

B.      Peradaban Lembah Sungai Indus
Awal dan akhir Peradaban Lembah Sungai Indus (India Kuno) – Sungai Indus berada di wilayah Pakistan. Sungai ini memiliki banyak anak sungai yang berasal dari wilayah Punjab di Pakistan Utara. Sungai Indus mengalir melalui Pakistan dan menyebabkan tanah di daerah tersebut menjadi subur. Sungai tersebut bermuara di Laut Arab.
1.       Pendukung kebudayaan
Berdasarkan dari peninggalan yang ditemukan, dapat dinyatakan bahwa pendukung peradaban Sungai Indus adalah bangsa Dravida. Bangsa Dravida adalah penduduk asli India dengan ciri-ciri berkulit hitam, berambut kerinting, dan berhidung pesek. Sisa-sisa bangsa Dravida ini masih dapat ditemukan di Dataran Tinggi Dekan di India Selatan.
2.       Hasil kebudayaan Sungai Indus
Penelitian terhadap kawasan Lembah Sungai Indus dilakukan oleh arkeolog Inggris yang bernama Sir John Marshall. Penelitian tersebut berhasil menemukan peninggalan reruntuhan dua kota yang menakjubkan. 2 kota menakjubkan yang berhasil ditemukan di Sungai Indus adalah kota Mohenjodaro dan kota Harappa.
Kedua kota tersebut diperkirakan berdiri sekitar tahun 3000 SM dan mengalami kehancuran pada tahun 1500 SM. Berdasarkan hasil penelitian Sir John Mashall menunjukkan bahwa masyarakat Mohenjodaro dan Harappa memiliki kebudayaan yang tinggi dizamannya. Hal ini terbukti dari kemampuan mereka membangun kota menurut tata kota yang teratur.
Awal dan akhir Peradaban Lembah Sungai Indus (India Kuno)Kota-kota tersebut dilengkapi dengan bangunan kuil, perumahan, pasar, dan lumbung. Disamping itu, juga terdapat jalan besar yang lurus dan saluran pembuangan air di bawah tanah.
Adapun benda-benda yang ditemukan di kota Mohenjodaro adalah arca seorang pendeta berjanggut yang memakai pita yang melingkari kepalanya dan berpakaian berhias gambar-gambar yang menyerupai daun semanggi.
Juga ditemukan arca berbentuk gadis penari yang terbuat dari perunggu, sedangkan di Kota Harappa ditemukan beberapa arca yang masih sempurna bentuknya dan dua tokoh Torso (arca yang telah hilang kepalanya).
Berdasarkan dari penggalian di Lembah Sungai Indus, juga ditemukan hasil kebudayaan sebagai berikut :
1.       Kalung yang terbuat dari emas.
2.       Senjata yang terbuat dari logam.
3.       Lempengan tanah liat bertuliskan huruf piktogram.
4.       Kereta kecil yang terbuat dari tanah liat yang dibakar (terracota/terakota).
5.       Sejumlah materai yang terbuat dar tanah liat dengan hiasan yang bermacam-macam seperti gambar perempuan, buaya, gajah dan badak.
6.       Kolam pemandian besar dengan ukuran 45 x 22.5 meter yang dilengkapi dengan pipa-pipa air.
7.       Kompleks perumahan dan fasilitas umum berupa pasar, gudang, tempat peleburan logam, tempat pertemuan, lumbung, dan kuil.
3.       Pemerintahan
a.       Candragupta Maurya
Raja pertama Kerajaan Maurya adalah Candragupta Maurya. Pada masa pemerintahannya daerah kekuasaan Kerajaan Maurya diperluas ke arah timur, sehingga sebagian besar daerah India bagian utara menjadi bagian dari kekuasaan Candragupta.
Dalam waktu yang singkat wilayah Kerajan Maurya sudah mencapai daerah yang sangat luas (daerah Kashmir di sebelah barat dan Lembah Sungai Gangga di sebelah timur). Raja Candragupta juga berhasil membebaskan India dari kekuasaan pasukan Iskandar Zulkarnaen.
b.       Ashoka
Ashoka adalah cucu Candragupta Maurya. Kerajaan Maurya mencapai puncak kejayaan pada masa Raja Ashoka. Pada masa pemerintahannya, agama Buddha berkembang dengan pesat, bahkan dijadikan sebagai agama negara.
Raja Ashoka berhasil menguasai Kalingga dan Dekan, namun setelah Ashoka menyaksikan korban bencana perang, Ashoka menyesal. Dan sejak saat itu ia tidak lagi melakukan peperangan, bahkan mencita-citakan perdamaian dan kebahagiaan umat manusia.
Setelah Raja Ashoka meninggal, kerajaan terpecah-pecah menjadi kerajaan kecil. Baru pada abad ke-4 Masehi muncul seorang raja yang berhasil mempersatukan kerajaan-kerajaan kecil dan berdirilah Kerajaan Gupta dengan rajanya Candragupta I.
c.       Sistem kepercayaan
Kepercayaan masyarakat Lembah Sungai Indus politeisme. Dewa utama yang disembah oleh masyarakat Lembah Sungai Indus adalah Dewi Ibu. Hal itu dapat diketahui dengan ditemukannya patung Dewi Ibu yang terbuat dari tanah liat. Dewi Ibu merupakan perwujudan dari dewi kesuburan. Penyembahan terhadap Dewi Ibu dilatarbelakangi oleh kehidupan masyarakat Lembah Sungai Indus yang bersifat agraris.
d.       Akhir peradaban
Peradaban Lembah Sungai Indus mengalami keruntuhan pada tahun 1500 SM. Keruntuhan tersebut disebabkan karena adanya banjir Sungai Indus dan adanya serangan dari bangsa Aria yang berasal dari Asia Tengah. Bangsa Dravida terdesak ke daerah Dataran Tinggi Dekan yang kurang subur. Sedangkan bangsa Aria menjadi penghuni baru Lembah Sungai Indus.
C.      Peradaban Lembah Sungai Kuning

1.       Letak Geografis Cina
Secara garis besar, letak geografis Cina dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

a.       Lembah Sungai Hwang Ho (Sungai Kuning)
Sungai Hwang Ho dianggap berkah bagi bangsa Cina, lahan-lahan di sekitar sungai menjadi subur setelah terjadi banjir yang membawa lumpur-lumpur. Aliran Sungai Huang Ho dari hulu yang berada di Kwen Lun (Tibet) sampai muara Teluk Tsi-Li.

b.       Lembah Sungai Yang Tse
Lembah Sungai Yang Tse merupakan pusat pertanian sehingga banyak ditemui kota-kota di sekitarnya. Sungai Yang Tse memiliki sumber di Pegunungan Kwen Lun (Tibet) dan bermuara di Laut Cina Timur.

c.        Cina Selatan
Di daerah ini banyak ditemukan bahan timah. Daerah ini sebagai bukti bahwa bangsa Cina di masa prasejarah sudah mampu membuat perkakas dari bahan-bahan logam.











Peradaban Lembah Sungai KuningKekayaan alam Cina yang begitu melimpah menyebabkan kemajuan kebudayaan yang cepat dan beragam. Mengalirnya Sungai Hwang Ho dan Sungai Yang Tse merupakan sumber kehidupan bangsa Cina dengan cara bercocok tanam dan beternak.

Tantangan cara hidup bertani mendorong bangsa Cina membuat perkakas pertanian dari bahan logam, apalagi ditunjang dengan wilayah Cina Selatan yang kaya akan barang tambang, seperti besi timah, emas dan tembaga. Selain menjadi perkakas pertanian, logam pun diolah menjadi perabot rumah tangga seperti periuk, tombak, pisau dan lain-lain. Cepatnya kemajuan bangsa Cina di bidang teknologi pertanian mendorong terbentuknya kerajaan, dinasti yang pertama adalah dinasti Hsia.


a.       Dinasti Shang (1523-1027 SM)
Dinasti Shang merupakan dinasti tertua di negeri Cina, namun tidak adanya bukti tertulis maka pada zaman itu bisa dikategorikan sebagai masa prasejarah. Setelah dinasti Hsia runtuh, muncul Dinasti Shang dengan ibukota Anyang (sebelah Utara Lembah Sungai Hwang Ho). Posisi wilayah kerajaan ini sangat aman, terutama ditunjang oleh kondisi geografi yang tidak mendukung adanya serbuan dari luar, sebelah Barat sampai Barat Daya dikelilingi oleh pegunungan, sebelah Utara adalah padang Gurun Gobi dan sebelah Timur dan Selatan adalah Laut Pasifik. 

Pada zaman Dinasti Shang muncul kepercayaan menyembah banyak dewa, sebagai dewa tertinggi adalah dewa langit Shang Ti, tetapi bangsa Cina tidak meninggalkan kepercayaan kepada roh nenek moyang.

b.       Dinasti Chou (1027 – 256 SM)
Dinasti Chou menggantikan Dinasti Shang setelah terjadi perebutan kekuasaan dengan alasan raja dari Dinasti Shang dianggap salah mengurus negara dan telah meninggalkan mandat dari Dewa Langit. Sebagai ibukota dipilih Kota Hao. Kondisi sosial dalam masyarakat semasa Dinasti Shang sudah terbentuk, secara tidak disadari telah terbentuk dua golongan, yaitu golongan bangsawan dan golongan rakyat biasa.

Adanya kondisi ini melahirkan sistem feodalisme yang diterapkan pada masa Dinasti Chou. Sistem pemerintahan pada Dinasti Chou dikuasai secara terpusat di bawah kekuasaan Kaisar, dan daerah-daerah yang dikuasai raja dipimpin oleh raja bawahan (Raja Vazal) sebagai pembantu. Sistem seperti ini, Raja Vazal selalu menekan kepada rakyatnya untuk membayar upeti dan memperkuat daerahnya sendiri dengan membentuk pasukan militer yang menguasai daerah-daerah tetangga yang lemah dengan alasan memperkuat kekuatan pusat apabila dibutuhkan.

Adanya serangan bangsa barbar dari sebelah barat Cina ke ibukota Hao, menyebabkan dipindahkannya ibukota ke Loyang di sebelah Timur. Akibat serangan ini memperlemah kekuatan Dinasti Chou ditambah lagi dengan lemahnya kekuatan pusat yang beralih ke daerah maka tahun 770 SM terjadi pergantian kekuasaan oleh persekutuan raja-raja Vazal. Karena lemahnya kerajaan, pada tahun 480 SM Cina terbagi menjadi tiga penguasa, yaitu Chi di Shantung, Chu di bagian Utara Sungai Yang Tse dan Chin di Lembah Sungai Hwang Ho. Kondisi pemerintahan seperti ini melahirkan para tokoh filsafat, di antaranya Lao TseKong Fu Tse, Meng Tse, dan lain-lain.

Peradaban Lembah Sungai Kuning
Untuk menahan serangan bangsa Barbar,
Kaisar Shih Huang Ti
membangun tembok besar Cina



c.       Dinasti Chin (221 – 206 SM)
Di antara tiga penguasa, Chin adalah penguasa yang agresif dan mengalahkan kekuatan lainnya. Barulah tahun 221 SM, Pangeran Cheng sebagai penguasa Chin membeli wilayah untuk kekuasaanya dari Manchuria sampai Yang Tse. Keberhasilannya itu, Pangerang Cheng menamai dirinya Shih Huang Ti (Kaisar Pertama).

Kebijakan-kebijakan yang pernah dikeluarkan oleh Shih Huang Ti selama berkuasa, yaitu:

(1) Penghapusan sistem feodalisme dan raja vazal.
(2) Sistem birokrasi terpusat, dengan seorang gubernur untuk mengatur provinsi.
(3) Menyusun tulisan yang seragam.
(4) Memperluas wilayah Cina, bahkan hingga Korea.
(5) Memerintahkan pembangunan tembok Cina, untuk menahan serangan tentara Mongol dari Utara.
(6) Pengaturan takaran dalam perdagangan.
(7) Petani dan masyarakat golongan biasa dikenai wajib militer, pajak tinggi dan kerja paksa.
(8) Menghancurkan faham Kong Fu Tse dengan membunuh sarjana dan membakar buku-buku ajarannya.

Shih Huang Ti wafat tahun 210 SM, terjadi kekacauan di provinsi yang diakibatkan oleh keserakahan para gubernur dan bangsawan yang ingin mengambil kekuasaan di Cina, dan timbulnya pemberontakan rakyat terhadap sistem yang diterapkan oleh Shih Huang Ti. Salah seorang petani bernama Liu Pang berhasil mengatasi kekacauan dan menduduki tahta kerajaan dengan mendirikan Dinasti Han.

d.       Dinasti Han (206 SM – 221 M)
Kedekatan Liu Pang kepada rakyat dan pendidikan, ajaran Kong Fu Tse dihidupkan kembali bahkan ajarannya dipakai sebagai seleksi calon pegawai negara dan kenaikan jabatan, sistem feodalisme dikekang, penghapusan pajak, dan pembangunan irigasi dan jalan yang baru.

Dinasti Han, tetap mempertahan tradisi dinasti-dinasti sebelumnya untuk memperluas wilayah Cina, bahkan pada saat kekuasaan kaisar Wu Ti menghasilkan sebuah imperium yang luas hingga ke Korea, Turkestan, sebagian India dan IndoCina.

Berkat imperium ini, terjadi hubungan perdagangan antara Cina dan India sehingga terjadi percampuran kebudayaan dan dimulainya masuk ajaran agama Buddha. Jalur perdagangan Cina dengan Asia Tengah menggunakan Jalur Sutera, yaitu jalur perjalanan dari Cina ke Asia Tengah melalui India Utara. Adanya kerawanan keamanan selama perjalanan, jalur perdagangan diganti melalui laut melalui Indonesia. Sepeninggal Wu Ti, Cina mengalami kemunduran akibat kebijakan yang tidak menguntungkan orang kaya dengan cara penghapusan budak, pembagian pemilikan tanah dan penetapan harga. Kehancuran Dinasti Han terjadi pada tahun 221 SM.

e.       Dinasti T’ang (618 – 906 M)
Pada zaman Dinasti T’ang bangsa Cina mengalami kejayaan kembali yang sebelumnya telah hancur dan terpecah-pecah menjadi negara kecil. Kemajuan Dinasti T’ang ditunjang kedekatannya kepada para petani dan kaum bangsawan dengan diberlakukannya Undang-undang tentang pembagian tanah dan perpajakan. Wilayah Cina diperluas hingga ke Persia dan Laut Kaspia sehingga terjalin hubungan perdagangan dengan Asia Tengah. Dari perdagangan inilah masuknya agama Kristen dan Islam ke daratan Cina.


Ilmu pengetahuan bangsa Cina diketahui dari tulisan-tulisannya yang berbentuk gambar (piktograf). Tulisan ini menunjukkan lambang dari suatu kata atau kalimat, sehingga komunikasi antar daerah bisa terwujud apalagi daerah yang ditempati oleh kelompok-kelompok terpisah-pisah. Pada awalnya tulisan-tulisan ditulis di kayu, kulit, bambu, dan bahkan tulang binatang.

Kemajuan lain bangsa Cina dapat dirasakan dengan banyaknya sisa-sisa peninggalannya dari bahan logam yang kemudian diperdagangkan hingga ke luar negeri. Iklim di Cina mengenal empat musim, adanya keteraturan pergantian musim dimanfaatkan dengan membuat penanggalan dan ilmu perbintangan sehingga dapat dipakai untuk keperluan pola tanam pertanian, perdagangan dan pelayaran. Penemuan swipoa adalah salah satu bentuk keahlian bangsa Cina di bidang matematika yang digunakan untuk mempercepat perhitungan saat berdagang.

5.       Ilmu Filsafat

Pada masa Dinasti Chou muncul beberapa tokoh filsafat, tiga diantaranya merupakan yang terbesar, yaitu Lao Tse, Kong Fu Tse dan Meng Tse.

a.       Lao Tse
Lao Tse merupakan pencetus dasar-dasar Tao (Tao artinya jalan) dalam buku yang berjudul Tao Tse Ting. Oleh karena itu, ajaran Lao Tse dikenal dengan nama Taoisme. Dalam Taoisme, manusia diharuskan untuk pasrah terhadap hal-hal yang dialaminya dan selalu menjalankan kehidupannya dengan baik karena senang ataupun susah tidak ada bedanya, yang penting adalah cara menjalaninya yang harus diperbaiki. Taoisme mengajarkan tentang keseimbangan alam dengan yin dan yang. Yin adalah unsur-unsur negatif misalnya: malam, gelap, dingin, perempuan. Yang adalah unsur-unsur positif, misalnya siang, terang, panas, laki-laki.

b.       Kong Fu Tse
Ajaran Kong Fu Tse mengacu pada ajaran Taoisme yang mengharuskan adanya keselarasan dalam kehidupan bermasyarakat. Kong Fu Tse memusatkan ajarannya pada kehidupan sehari-hari, dan keluarga adalah inti dari masyarakat. Keselarasan hidup dalam keluarga bisa dirasakan saat orang tua menyayangi anak, anak menghormati orang tua, laki-laki sebagai kepala keluarga, perempuan sebagai pengurus rumah tangga. Pemikiran ini diterapkan pada sistem pemerintahan dimana raja harus menyayangi rakyatnya begitu pula rakyat harus taat kepada raja.

c.       Meng Tse
Meng Fu Tse mengikuti ajaran gurunya, Kong Fu Tse. Ia mengajarkan bahwa rakyat boleh mengingatkan raja dan memberontak apabila haknya diabaikan, begitu pula rakyat harus tunduk, taat dan melaksanakan kewajiban yang diperintahkan oleh raja. Timbal balik antara raja dan rakyat merupakan dasar-dasar kehidupan dalam negara demokrasi, sama seperti yang pernah dilontarkan pula oleh Plato.

Sungai Eufrat dan Tigris merupakan sungai yang bersumber dari Pegunungan Armenia (Turki), keduanya berada di daerah Mesopotamia (sekarang Irak). Mesopotamia adalah nama sebutan daerah yang diapit oleh dua sungai, meso berarti tengah dan potamos artinya sungai. Daerah ini merupakan daerah yang sering kena banjir di saat musim hujan, dengan begitu lumpur-lumpur yang dibawa air menyebabkan lahan di sekitarnya menjadi subur. 

Ketergantungan bangsa-bangsa yang mendiami Lembah Sungai Eufrat dan Tigris disebabkan oleh daerah yang mengelilinginya adalah gurun yang terbentang luas, yaitu Gurun Elbrus dan Gurun Hamad. Tampak terlihat daerah Mesopotamia adalah lahan yang paling subur dibandingkan sekelilingnya.


Kesuburan tanah mendatangkan manusia untuk bertempat tinggal di daerah tersebut dengan pencahariannya bercocok tanam. Banjir yang dialaminya dijadikan sebagai tantangan untuk tetap bertahan hidup dengan membuat tanggul-tanggul penahan banjir, kanal banjir dan saluran pertanian. Dari kondisi tersebut, muncul peradaban, bahkan para ahli mempercayai bahwa mesopotamia adalah tempat asalnya peradaban manusia di dunia.

Bangsa Ubaid adalah bangsa pertama yang mendiami daerah tersebut pada tahun 5000 SM dengan ditandai munculnya kota Kish, Eridu dan Ur. Kedatangan bangsa Sumeria pada tahun 3000 SM membaur dengan bangsa Ubaid, lalu membangun sebuah kota dengan rumah-rumah yang dibuat dari lumpur dan tanah liat.


(a) Kerajaan Sumeria
Perkembangan Kota Ur sangat pesat dan menyebabkan timbulnya sebuah tatanan sosial di masyarakatnya. Bangsa Sumeria yang telah berbaur dengan bangsa asli membuat sistem pemerintahan, makin lama makin berkembang dan mengembangkan sebuah kerajaan.

Kerajaan Sumeria diperintah oleh sebuah badan kerajaan yang memperoleh hak tinggi dalam berbagai bidang, seperti politik, agama dan militer. Badan tersebut dipimpin oleh seseorang yang dianggap menguasi daerah Sumeria, yang diberi gelar Lugal (Lugal berarti raja). Patesi yang telah berkuasa di Kerajaan Sumeria antara lain Patesi A-annipada, Patesi Umia, Patesi Urukagina dan Patesi Lunggal zagisi. Kekuasaan patesi sangat berpengaruh terhadap dasar-dasar kehidupan masyarakat, oleh karenanya kekuasaanya bisa berlangsung di Sumeria selama dua abad.

(b) Kerajaan Akkadia
Kerajaan Akkadia berdiri tahun 2500 SM setelah Raja Sargon (bangsa Semit) setelah berhasil menaklukan bangsa Sumeria di Mesopotamia. Kemudian memindahkan ibukotanya dari Ur ke Agade. Usaha bangsa Akkadia menaklukan kerajaan Sumeria berlangsung lama. Mereka datang dari derah gurun pasir dan menaklukan Kerajaan Sumeria. 

Beberapa kebudayaan dan ilmu pengetahuan dari Sumeria diadopsi, diantaranya mengenai ilmu kalender dan takaran. Bangsa Akkadia mengenal legenda-legenda kepahlawanan, yakni legenda Adapa, Etana dan Gilgamesh yang mirip dengan cerita manusia pertama Adam dan Hawa. Mereka juga mengenal legenda air bah yang mirip dengan cerita Nabi Nuh namun dalam versi yang berbeda. Dinasti Raja Sargon di Agade berkuasa 1 abad dan dihancurkan oleh Guti pada tahun 2200 SM. Kerajaan Sumeria kembali berkuasa setelah Raja Ur-Nammu mengalahkan Kerajaan Akkadia dan mengembalikan ibukota ke Ur.

(c) Kerajaan Babylonia Lama
Pada tahun 2000 SM, Sumeria akhirnya dikuasai oleh bangsa Amoria. Pergantian ini berlangsung lama setelah kekuasaan Dinasti Ur-Nammu mulai melemah dan sering terjadi perebutan kekuasaan. Dinasti Amorit dipimpin oleh Sumuabum, ia memindahkan ibukotanya ke Babylon. Raja Hammurabi adalah salah satu keturunan dinasti Amorit yang terkenal dan menjadi raja besar setelah membentuk imperium hingga Turki, Suriah dan Teluk Persia. Ia juga yang meletakkan hukum tatanan masyarakat untuk kehidupan yang aman dan tenteram yang dikenal dengan Codex Hammurabi. Hukum Hammurabi mengakomodasi kebudayaan bangsa Semit yang menggunakan hukum pembalasan, seperti hilang nyawa diganti nyawa.

Raja Babylonia runtuh setelah Raja Hammurabi wafat, lemahnya pengganti raja dan seiringnya serangan dari bangsa Hittite. Kekuasaan bangsa Amoria digantikan oleh bangsa Assyiria.

(d) Kerajaan Assyria
Bangsa Assyria termasuk bangsa nomaden bertempat di Arab bagian Utara. Kondisi alam yang panas dan penuh tantangan menjadikan mereka bangsa yang kuat. Ibukotanya saat itu ada di kota Assur. Kekuatan mereka digunakan untuk menguasai daerah lain termasuk Mesopotamia. Semula mereka diwajibkan membayar pajak dan mengabdi kepada Kerajaan Babylonia dan Hittite. 

Pada tahun 1350 SM di bawah pimpinan Assuruballit, Assyria mampu melepaskan kewajiban tersebut dan dapat menyaingi Babylonia. Ketika dipimpin oleh Tiglath Pletser I, Assyria dapat menguasai Babylonia yang sudah dikuasai bangsa Hittite. Dengan kemenangan tersebut tumbuhlah Kerajaan Assyria beribukota Niniveh. Salah satu rajanya yang termasyhur adalah raja Ashurbanipal yang mampu mengembangkan wilayah kerajaannya meliputi Lembah Sungai Nil, Armenia, Damascus dan Yunani. Kerajaan Assyria berkuasa selama dua abad, yaitu abad ke-9-7 SM, keruntuhannya terjadi oleh serbuan bangsa Chaldea keturunan Babylonia.

(e) Kerajaan Babylonia Baru
Kerajaan Babylonia Baru lahir setelah Nabopalassar memimpin bangsa Chaldea menyerbu Kerajaan Assyria pada tahun 612 SM. Kerajaan Babylonia Baru mengalami kejayaan pada zaman Raja Nebukadnezar karena:

(1) Meredam pemberontakan Yahudi di Palestina, dan mengirim ke pembuangan setelah kalah perang;
(2) Membuat jembatan untuk lalu lintas kota;
(3) Membangun taman gantung.

Setelah Nebukanedzar wafat, Babylonia runtuh oleh bangsa Medes dari Persia.

Peradaban Lembah Sungai Eufrat dan Tigris
Darius I Tengah Berburu Singa
(f) Kerajaan Persia
Pada awalnya bangsa Medes tinggal di Pegunungan Zagros (sebelah Utara Teluk Persia). Mereka bangsa yang kuat dan merupakan ancaman bagi bangsa-bangsa yang ada di sekitarnya. Sebagai bangsa nomaden, bangsa ini menyebar ke India dan Eropa Barat. Tahun 539 SM berhasil menguasai kerajaan Babylonia Baru, namun tak lama kemudian muncul Cyrus sebagai pemimpin bangsa Persia berhasil menaklukan Babylonia Baru dan menyatukan kedua bangsa Medes dan Persia. 

Anaknya yang bernama Cambysses menaklukan Bangsa Mesir yang selanjutnya diganti oleh Raja Darius. Raja Darius berhasil membawa Kerajaan Persia ke dalam kejayaan dengan memperluas wilayahnya sampai ke Yunani. Sistem pemerintahan Darius dipakai dalam sistem pemerintahan di dunia saat ini. Negara terdiri dari 20 provinsi yang masing-masing provinsi diperintah oleh satrap (gubernur) yang ditunjuk oleh Raja.

Pada zaman kekuasaan Kerajaan Persia di Mesopotamia tampil seorang tokoh agama yang bernama Zoroaster yang mengajarkan bahwa kekuatan kebaikan dikuasai oleh Ahura Mazda dan kekuatan kejahatan dikuasai oleh Ahriman. Kitab suci ajaran ini bernama Avesta.


Bangsa Sumeria mempercayai banyak dewa yang ditimbulkan oleh kondisi alam yang tidak stabil. Diantara banyak dewa-dewa yang dikenal, tiga di antaranya merupakan dewa tertinggi antara lain Dewa Anu (Dewa Langit), Dewa Enlil (Dewa Bumi) dan Dewa Ea (Dewa Air).

Keberhasilan bangsa Sumeria menguasai daerah Mesopotamia diabadikan dalam sebuah mitologi kemenangan saat terjadi peperangan antara Dewa Marduk dengan Dewa Tiamat. Dewa Tiamat dianggap sebagai dewa petaka yang selalu membawa bencana banjir.


(a) Aksara
Sejak berdirinya Sumeria, bangsa-bangsa yang mendiami Lembah Sungai Eufrat dan Tigris sudah mengenal abjad dengan bentuk huruf paku dengan sebutan kuneiform. Pengembangan huruf ini didapat pada peninggalan Babylonia sebuah prasasti batu Undang-undang Hammurabi yang memuat 282 pasal, setiap pasalnya memuat peraturan dan hukuman bagi pelanggarnya.

(b) Kalender
Pergantian musim menunjukkan pergantian bulan, untuk kepentingan masa bercocok tanam dan panen mendorong timbulnya sistem penanggalan. Penanggalan waktu ini sudah dikenal sejak Kerajaan Sumeria dan berkembang sejak Kerajaan Chaldea yang membagi minggu dalam 7 hari, hari dalam 24 jam, sama seperti yang terjadi saat ini.

(c) Ilmu hitung
Bangsa Sumeria sudah mengenal angka 60 (sexagesimal) bilangan dasar, susunan angka 60 dipakai sebagai besarnya derajat dalam 1 lingkaran, yakni 360 derajat yang dianalogikan sama dengan peredaran bumi mengelilingi matahari dalam 1 tahun yang terdiri dari 360 hari.

4.       Peradaban Yunani
Yunani Kuno adalah peradaban dalam sejarah Yunani yang dimulai dari periode Yunani Arkais pada abad ke-8 sampai ke-6 SM, hingga berahirnya Zaman Kuno dan dimulainya Abad Pertengahan Awal.Peradaban ini mencapai puncaknya pada periode Yunani Klasik, yang mulai berkembang pada abad ke-5 sampai ke-4 SM. Pada periode klasik ini Yunani dipimpin oleh negara-kota Athena dan berhasil menghalau serangan Kekaisaran Persia. Masa keemasan Athena berakhir dengan takluknya Athena kepada Sparta dalam Perang Peloponnesos pada tahun 404 SM. Seiring penaklukan oleh Aleksander Agung, kebudayaan Yunani, yang dikenal sebagai peradaban Hellenistik, berkembang mulai dari Asia Tengah sampai ujung barat Laut Tengah.
Istilah "Yunani Kuno" diterapkan pada wilayah yang menggunakan bahasa Yunani pada Zaman Kuno. Wilayahnya tidak hanya terbatas pada semenanjung Yunani modern, tapi juga termasuk wilayah lain yang didiami orang-orang Yunani, di antaranya Siprus dan Kepulauan Aigea, pesisir Anatolia (saat itu disebut Ionia), Sisilia dan bagian selatan Italia (dikenal sebagai Yunani Besar), serta pemukiman Yunani lain yang tersebar sepanjang pantai Kolkhis, Illyria, Thrakia, Mesir, Kyrenaika, Galia selatan, Semenanjung Iberia timur dan timur laut, Iberia, dan Taurika.
Oleh sebagian besar sejarawan, peradaban ini dianggap merupakan peletak dasar bagi Peradaban Barat.Budaya Yunani memberi pengaruh kuat bagi Kekaisaran Romawi, yang selanjutnya meneruskan versinya ke bagian lain Eropa. Peradaban Yunani Kuno juga sangat berpengaruh pada bahasa, politik, sistem pendidikan, filsafat, ilmu, dan seni, mendorong Renaisans di Eropa Barat, dan bangkit kembali pada masa kebangkitan Neo-Klasik pada abad ke-18 dan ke-19 di Eropa dan Amerika.
Tidak ada kesepakatan yang tetap dan universal mengenai waktu awal dan akhir masa Antikuitas Klasik. Biasanya dimulai sejak abad ke-8 SM sampai abad ke-6 M, atau sekitar 1300 tahun.
Antikuitas Klasik di Yunani didahului oleh Zaman Kegelapan Yunani (1100 - 750 SM), yang secara arkeologis dicirikan dengan gaya tembikar protogeometris dan geometris, yang dilanjutkan oleh Periode Oriental, yaitu pengaruh yang kuat terhadap Yunani dari budaya Suriah-Hittit, Asiria, Punisia dan Mesir.
Secara tradisional, periode Arkais di Yunani kuno dimulai dari kuatnya pengaruh Oriental pada abad ke-8 SM, yang merupakan salah satu faktor yang menjadikan Yunani memiliki huruf alfabet sendiri. Dengan alfabet, muncullah karya tulis Yunani kuno, yang paling terkenal adalah buatan Homeros dan Hesiodos. Setelah periode Arkais, dimulailah periode Klasik sekitar 500 SM, yang pada gilirannya dilanjutkan oleh periode Hellenistik setelah kematian Aleksander Agung pada 323 SM.
Sejarah Yunani pada Antikuitas Klasik dapat dibagi menjadi beberapa periode berikut:
  1. Periode Arkais (750 - 500 SM) adalah ketika para seniman mmebuat patung berdiri dalam pose yang kaku dan keramat dengan 'senyum arkais'. Periode Arkais biasanya disebut bekahir dengan penggulingan kekuasaan tiran Athena yang terakhir pada 510 SM.
  2. Periode Klasik (500 - 323 SM) dicirikan dengan gaya yang oleh para pengamat berikutnya disebut sebagai contoh, atau klasik, misalnya Parthenon. Dalam politik, periode Klasik didominasi oleh Athena dan Liga Delos pada abad ke-5 SM, yang digantikan oleh Hegemoni Sparta pada awal abad ke-4 SM, sebelum kekuasaan beralih pada Thebes dan Liga Boiotia dan akhirnya pada Liga Korinthos yang dipimpin oleh Makedonia.
  3. Periode Hellenistik (323-146 SM) adalah ketika budaya dan kekuasaan Yunani menyebar sampai ke Timur Dekat dan Timur Tengah. Periode ini dimulai setelah kematian Aleksander Agung dan berakhir dengan penaklukan Yunani oleh Romawi.
  4. Yunani Romawi adalah periode yang berlangsung sejak Romawi menaklukan Korinthos dalam Pertempuran Korinthos pada 146 SM sampai didirikannya Bizantium oleh kaisar Konstantinus sebagai ibukota Kekaisaran Romawi pada 330 SM.
  5. Fase akhir Antikuitas adalah periode Kristenisasi dari akhir abad ke-4 M sampai abad ke-6 M, biasanya disebut berakhir setelah ditutupnya Akademi Neoplatonik oleh kaisar Yustinianus I pada 529 M.
f.         Periode bersejarah di Yunani kuno adalah unik dalam sejarah dunia karena merupakan periode pertama yang dibuktikan dengan adanya historiografi yang layak, sedangkan protosejarah dan sejarah kuno yang lebih awal lebih banyak diketahui melalui bukti situasional, misalnya annal, atau daftar raja, dan epigrafu pragmatis.
g.       Herodotos dikenal secara luas sebagai "bapak sejarah", judul karyanya, Historia, menjadi asal kata untuk history. Karya Herodotos ditulis antara 450 SM sampai 420 SM dan cakupannya mencapai satu abad ke belakang, membahas tokoh-tokoh bersejarah dari abad ke-6 seperti Darius I dari Persia, Kambises II dan Psamtik III, serta menyinggung beberapa tokoh dari abad ke-8 semisal Kandaules.
h.       Herodotos dilanjutkan oleh para penulis semacam Thukydides, Xenophon, Demosthenes, Plato dan Aristoteles. Sebagian besar dari para penulis ini adalah orang Athena atau pro-Athena, sehingga sejarah dan politik kota Athena lebih banyak diketahui daripada kota-kota lainnya. Cakupan mereka terbatas pada sejarah diplomasi, militer, dan politik, dan mengabaikan sejarah ekonomi dan sosial
i.         Periode Arkais dimulai pada abad ke-8 SM, ketika Yunani mulai bangkit dari Zaman Kegelapan yang ditandai dengan keruntuhan peradaban Mykenai. Peradaban baca-tulis telah musnah dan aksara Mykenai telah dilupakan, akan tetapi bangsa Yunani mengadopsi alfabet Punisia, memodifikasinya dan menciptakan alfabet Yunani. Sekitar abad ke-9 SM catatan tertulis mulai muncul.[7] Yunani saat itu terbagi-bagi menjadi banyak komunitas kecil yang berdaulat, terbentuk sesuai pola geografis Yunani, dimana setiap pulau, lembah, dan dataran terpisah satu sama lain oleh laut atau pengunungan.[8]
j.         Perang Lelantin (710–650 SM) adalah konflik yang berlangsung pada masa ini dan merupakan perang tertua yang berhasil terdokumentasikan dari masa Yunani kuno. Konflik ini adalah pertikaian antara Polis (negara kota) Khalkis dan Eretria dalam memperebutkan tanah Lelantina yang subur di Euboia. Kedua kota itu menderita kemunduran akibat lamanya perang, meskipun Khalkis menjadi pemenangnya.
k.        Kaum saudagar berkembang pada paruh pertama abad ke-7 SM, ditunjukkan dengan diperkenalkannya mata uang koin sekitar 680 SM.[9] Hal ini nampaknya menimbulkan ketegangan pada banyak negara kota. Rezim kaum aristokrat yang secara umum memerintah polis kini terancam oleh para saudagar kaya, yang pada gilirannya menginginkan juga kekuasaan politik. Sejak tahun 650 SM, para aristokrat harus berusaha supaya tidak digulingkan dan digantikan oleh tiran populis. Kata ini berasal dari kata Yunani non-peyoratif, τύραννος "("tyrannos"), bermakna 'penguasa tidak sah', meskipun gelar ini berlaku baik untuk pemimpin yang bagus maupun yang buruk.[10][11]
l.         Populasi yang bertambah dan kurangnya lahan nampaknya telah memicu perselisihan internal antara kaum kaya dan kaum miskin di banyak negara kota. Di Sparta, Perang Messenia terjadi dan akibatnya Messenia ditaklukan dan penduduknya dijadikan budak. Perang ini dimulai pada paruh kedua abad ke-8 SM, dan merupakan suatu tindakan tanpa pendahulu di Yunani kuno. Praktik ini memungkinkan terjadinya revolusi sosial.[12] Penduduk yang diperbudak, yang kemudian disebut helot, dipaksa untuk bertani dan bekerja untuk rakyat Sparta, sementara semua lelaki Sparta menjadi prajurit dan masuk ke dalam Pasukan Sparta. Ini telah menjadikan Sparta sebagai negara yang termiliterisasi secara permanen. Bahkan orang kaya juga harus hidup dan berlatih sebagai prajurit seperti halnya kaum miskin. Penyetaraan ini bertujuan mengurangi potensi terjadinya konflik sosial antara kaum kaya dan kaum miskin. Reformasi ini disebut-sebut dilakukan oleh Lykurgos dari Sparta dan kemungkinan selesai pada 650 SM.
m.      Athena menderita krisis tanah dan pertanian pada akhir abad ke-7 SM dan lagi-lagi mengalami perang saudara. arkhon (hakim kepala) Drako membuat beberapa perubahan terhadap kode hukum pada 621 SM, tapi tindakan ini gagal meredakan konflik. Pada akhirnya reformasi terjadi berkat Solon (594 SM), yang memperbanyak tanah untuk orang miskin tapi menempatkan kaum aristokrat sebagai pemegang kekuasaan. Reformasi ini cukup membuat Athena stabil.
n.       Pada abad ke-6 SM beberapa negara kota telah tumbuh menjadi kekuatan dominan Yunani, antara lain Athena, Sparta, Korinthos, dan Thebes. Masing-masing menaklukkan wilayah pedesaan dan kota kecil sekitarnya. Sementara Athena dan Korinthos juga menjadi kekuatan maritim dan perdagangan terkemuka.
o.       Pertumbuhan penduduk yang pesat pada abad ke-8 dan ke-7 SM telah mengakibatkan perpindahan penduduk Yunani ke koloni-koloninya di Yunani Besar (Italia selatan dan Sisilia), Asia Minor dan wilayah lainnya. Emigrasi ini berakhir pada abad ke-6 yang pada saat itu dunia Yunani, secara budaya dan bahasa, mencakup kawasan yang jauh lebih luas dari negara Yunani sekarang. Koloni Yunani ini tidak diperintah oleh kota pembangunnya, meskipun mereka tetap menjalin hubungan keagamaan dan perdagangan.
p.       Pada periode ini, perkembangan yang pesat dalam bidang ekonomi terjadi di Yunani dan juga di daerah-daerah koloninya, yang menikmati kemajuan dalam perdagangan dan manufaktur. Periode ini juga ditandai dengan meningkatnya standar hidup di Yunani dan koloninya. Beberapa studi memperkirakan bahwa rata-rata ukuran rumah tangga Yunani, pada periode 800 SM sampai 300 SM, meningkat sampai lima kali lipat, yang mengindikasikan adanya peningkatan tajam dalam hal pendapatan para penduduknya.
q.       Pada paruh kedua abad ke-6 SM, Athena jatuh dalam cengkeraman tirani Peisistratos dan putranya; Hippias dan Hipparkhos. Akan tetapi pada tahun 510 SM pada pelantikan aristokrat Athena Keisthenes, raja Sparta Kleomenes I membantu rakyat Athena menggulingkan sang tiran. Setelah itu Sparta dan Athena berulang kali saling serang, pada suatu saat Kleomenes I mengangkat Isagoras yang pro-Sparta menjadi arkhon Athena. Untuk mencegah Athena menjadi negara boneka Sparta, Kleisthenes meminta warga Athena untuk melakukan suatu revolusi politik: bahwa semua warga Athena memiliki hak dan kewajiban politik yang sama tanpa memandang status: dengan demikian Athena menjadi "demokrasi". Gagasan ini disambut oleh warga Athena dengan bersemangat sehingga setelah berhasil menggulingkan Isagoras dan menerapkan reformasi Kleisthenes, Athena dengan mudah berhasil menangkal tiga kali serangan Sparta yang berusaha mengembalikan kekuasaan Isagoras.[13] Bangkitnya demokrasi memulihkan kekuatan Athena dan memicu dimulainya 'masa keemasan' Athena.
r.         Athena dan Sparta bersekutu untuk menghadapi ancaman asing yang sangat kuat dan berbahaya, Kekaisaran Persia. Setelah menindas Pemberontakan Ionia, Kaisar Darius I dari Persia, Maharaja Kekaisaran Akhemeniyah memutuskan untuk menaklukan Yunani. Serangan Persia pada tahun 490 SM diakhiri dengan kemenangan Athena dalam Pertempuran Marathon dibawah kepemimpina Miltiades Muda.
s.        Xerxes I, putra dan pewaris Darius I, mencoba kembali menaklukan Yunani 10 tahun kemudian. Akan tetapi pasukan Persia yang berjumlah besar menderita banyak korban dalam Pertempuran Thermopylae, dan persekutuan Yunani menang dalam Pertempuran Slamis dan Pertempuran Plataia. Perang Yunani-Persia berlangsung hingga 449 SM, dipimpin oleh Athena serta Liga Delosnya, pada saat ini Makedonia, Thrakia, dan Kepulauan Aigea serta Ionia semua terbebas dari pengaruh Persia.
t.         Posisi dominan kemaharajaan maritim Athena mengancam posisi Sparta dengan Liga Peloponnesos-nya, yang meliputi kota-kota di daratan Yunani. Konflik tak terhindarkan ini berujung pada Perang Peloponnesos (431-404 SM). Meskipun berulang kali berhasil menghambat perang, Athena berulang kali terpukul mundur. Wabah Wabah penyakit yang menimpa Athena pada 430 SM disusul kegagalan ekspedisi militer ke Sisilia sangat melemahkan Athena. Diduga sepertiga warga Athena tewas, termasuk Perikles, pemimpin mereka.[14]
u.       Sparta berhasil memancing pemberontakan para sekutu Athena, dan akhirnya melumpuhkan kekuatan militer Athena. Peristiwa penting terjadi pada 405 SM ketika Sparta berhasil memotong jalur suplai pangan Athena dari Hellespont. Terpaksa menyerang, armada angkatan laut Athena yang pincang dihancurkan oleh pasukan Sparta dibawah pimpinan Lysandros dalam Pertempuran Aigospotami. Pada 404 SM Athena mengajukan permohonan perdamaian, dan Sparta menentukan persyaratannya; Athena harus kehilangan tembok kotanya (termasuk Tembok Panjang), armada lautnya, dan seluruh koloninya di seberang laut.
v.        Yunani memasuki abad ke-4 SM dibawah hegemoni Sparta, akan tetapi jelas dari awal bahwa Sparta memiliki kelemahan. Krisis demografi menyebabkan kekuasaan Sparta terlalu meluas sedangkan kemampuannya terbatas untuk mengelolanya. Pada 395 SM Athena, Argos, Thebes, dan Korinthos merasa mampu menantang dominasi Sparta, yang berujung pada Perang Korinthios (395-387 SM). Perang ini berakhir dengan status quo, dengan diselingi intervensi Persia atas nama Sparta.
w.       Hegemoni Sparta berlangsung trus selama 16 tahun setelah peristiwa itu, hingga Sparta berusaha memaksakan kehendanya kepada warga Thebes, Sparta kalah telak dalam Pertempuran Leuktra pada tahun 371 SM. Jenderal Thebes Epaminondas memimpin pasukan Thebes memasuki semenanjung Peloponesos, sehingga banyak negara-kota memutuskan hubungannya dengan Sparta. Pasukan Thebes berhasil memasuki Messenia dan membebaskan rakyatnya.
x.        Kehilangan tanah dan penduduk jajahan, Sparta jatuh menjadi kekuatan kelas dua. Hegemoni Thebes kemudian berdiri meski berusia singkat. Dalam Pertempuran Mantinea pada tahun 362 SM melawan Sparta dan sekutunya, Thebes kehilangan pemimpin pentingnya, Epamonides, meskipun mereka meraih kemenangan. Akibat kekalahan ini, baik Thebes maupun Sparta sama-sama menderita kerugian besar sehingga tak satupun di antara mereka atau sekutunya yang dapat meraih dominasi di Yunani.
y.        Melemahnya berbagai negara-kota di jantung Yunani terjadi bersamaan dengan bangkitnya Makedonia, yang dipimpin oleh Philippos II. Dalam waktu dua puluh tahun, Philipos berhasil mempersatukan kerajaannya, memperluasnya ke utara dengan memojokkan suku-suku Illyria, dan kemudian menaklukkan Thessalia dan Thrakia. Kesuksesannya terjadi berkat inovasinya, yang mereformasi pasukan Makedonia. Berulang kali Philippos campur tangan dalam urusan politik negara-kota di selatan, yang berujung pada invasinya pada tahun 338 SM.
z.        Setelah mengalahkan gabungan tentara Athena dan Thebes secara telak dalam Pertempuran Khaironeia pada tahun 338 SM, Philippos secara de facto menjadi hegemon seluruh Yunan, kecuali Sparta. Ia memaksa mayoritas negara-kota Yunani untuk bergabung ke dalam Liga Korinthos dan bersekutu dengannya, serta mencegah mereka saling menyerang. Philiposp memulai serangan terhadap Kekaisaran Akhemeniyah, akan tetapi ia dibunuh oleh Pausanias dari Orestis pada awal konflik.
aa.     Aleksander Agung, putra dan pewaris Philippos, melanjutkan perang. Aleksander mengalahkan Darius III dari Persia dan menghancurkan Kekaisaran Akhemeniyah sepenuhnya, serta memasukkannya ke dalam Kekaisaran Makedonia. Karena kehebatannya, ia memperoleh gelar 'Agung'. Kerika Aleksander wafat pada 323 SM, kekuasaan dan pengaruh Yunani berada pada puncaknya. Terjadi perubahan politik, sosial dan budaya yang mendasar; semakin menjauh dari polis (negara-kota) dan lebih bekembang menjadi kebudayaan Hellenistik.
Periode Hellenistik bermula pada 323 SM, ditandai dengan berakhirnya penaklukan Aleksander Agung, dan diakhiri dengan penaklukan Yunani oleh Republik Romawi pada 146 SM. Meskipun demikian berdirinya kekuasaan Romawi tidak memutuskan kesinambungan sistem sosial kemasyarakatan dan budaya Yunani, yang tetap tidak berubah hingga bangkitnya agama Kristen, yang menandai runtuhnya kemerdekaan politik Yunani.

5.       Peradaban romawi kuno

Romawi Kuno - Menurut kepercayaan, kata Romawi berasal dari nama kakek moyang bangsa Romawi, yaitu Remus dan Romulus. Kedua orang tersebut adalah anak dari Rhea Silva, salah satu keturunan Aeneas (pahlawan Perang Troya), semasa kecil mereka disusui dan dibesarkan oleh seekor serigala. Mengenal kata Roma mengingatkan kepada ibukota negara Italia.

Memang, peradaban Romawi ini terletak di negeri Italia, tepatnya berada di Pegunungan Apenina. Lembah pegunungan Apenina merupakan lahan-lahan yang subur dan cocok untuk dijadikan sebagai lahan pertanian, oleh karena itu masyarakat yang tinggal di sana memiliki mata pencahariaanya sebagai petani gandum, jagung dan sayur-sayuran.

Di Pegunungan Apenina ini ditemukan pula tambang-tambang mineral yakni emas, bijih besi, tembaga, batu pualam dan marmer. Malah, marmer yang dihasilkan merupakan jenis yang berkualitas tinggi dan sangat baik untuk bahan bangunan.


Penduduk asli romawi tinggal di Italia bagian Utara, tepatnya di sekitar Danau Maggiore. Mereka mendapatkan makanan dengan cara bertani, berburu dan menangkap ikan. Pada masa zaman besi (1000-600 SM), bangsa pendatang muncul di Italia diantaranya bangsa Umbria di bagian utara, Latin di lembah Sungai Tiger dan Samnite di Selatan. Sungai Timber berada di bagian tengah Itali, dan dari sinilah selanjutnya muncul kerajaan Romawi yang menyebar hampir ke seluruh daratan Eropa, Asia dan Afrika. Kebudayaan tersebut dikenal dengan kebudayaan Latin.


Peradaban Romawi Kuno
Coloseum Peninggalan Kaisar Titus.
a. Zaman Kerajaan
Pada abad ke 8 – 7 SM, wilayah Italia Selatan dan Pantai Sicilia merupakan koloni dari Yunani. Koloni Yunani di Italia tidak ditanggapi oleh bangsa Romawi sehingga keduanya pun tidak pernah bersatu.

Pada waktu yang hampir bersamaan, datanglah bangsa Etrusci datang dari Asia Kecil menuju pantai barat Italia dengan kemampuan teknologi yang lebih maju dan tidak melakukan percampuran darah dengan bangsa asli maupun bangsa pendatang terdahulu, mereka menguasai beberapa kota di Romawi  yang sudah terbentuk sebelumnya. 

Kekuasaan Estruci merebut Kota Roma dan menjadikannya sebagai ibukota. Kota Roma pun mengalami kemajuan dalam bidang perdagangan dengan bangsa-bangsa yang berada di sekitar Laut Tengah. Karena adanya saingan, pada tahun 535 SM Etrusci bersekutu dengan Kartago lalu berhasil mengusir Yunani dari tanah Italia.

Di saat krisis adanya ancaman keamanan, akhirnya Yunani dan bangsa Romawi dapat bersatu mengusir Kartago dan Etrusci (509 SM), dan dapat menguasai ibukota Roma. Interaksi antar bangsa-bangsa yang datang ke Italia membentuk suatu percampuran kebudayaan, orang-orang Romawi mengambil budaya Etrusci dan Yunani yang dikembangkan sendiri, seperti halnya huruf alfabet yang dikenal sekarang.

b. Zaman Republik 
Bangsa Latin adalah bangsa terbesar menempati wilayah Romawi. Pola hidup semula bangsa Latin mengandalkan dari alam dengan cara bertani dan beternak, namun sejak kedatangan Yunani, Etrusci dan Kartago mengubah pola hidup semula dan mencoba mengadopsi semua ilmu dan teknologi yang diperolehnya. Terusirnya bangsa Etrusci, bangsa Roma membentuk sistem pemerintahan dalam bentuk Republik yang terdiri dari negara-negara kota seperti polis di Yunani.

Dalam kehidupan sosial, Romawi terdiri dari dua kelompok yang berpengaruh, yaitu Patricia dan Plebeia. Masing-masing kelompok memiliki ciri khas tersendiri, Patricia terdiri dari penguasa tanah yang besar sedangkan Plebeia terdiri dari golongan masyarakat kecil dan menengah (pedagang, seniman, petani). Walaupun jumlah Patricia sangat sedikit (8% dari jumlah bangsa Romawi) dominasi kaum Patricia dalam pemerintahan sangat berpengaruh sehingga republik ini disebut pula Republik kaum Patricia.

Lima tahun sejak kemenangan Romawi atas Etrusci, bentuk pemerintahan diubah dari negara kota menjadi imperium yang dipimpin oleh dua orang konsul. Kedua konsul diharuskan dari golongan Patricia dan memiliki kekuasaan yang sama dan dapat memveto satu sama lainnya. Sebagai penasihat konsul dibentuklah lembaga penasehat (Senat), lembaga perwakilan distrik (Comitia Curiata) dan lembaga perwakilan pemimpin militer (Comitia Centuriata).

Golongan Plebei mengajukan petisi persamaan haknya dengan Patricia dalam hal berpolitik, maka dibentuklah Tribunate of Pleibei yang memperbolehkan hak veto dari Comitia Curiata kepada Senat dan Comitia Centuriata. Orang Romawi percaya bahwa negara yang baik harus dikuasai dengan imperium, dengan kepercayaan ini Romawi mengembangkan wilayahnya ke luar wilayah Romawi. Setelah kemenangan Romawi atas Yunani timbullah kepercayaan diri dan membangun kekuatan militer untuk memukul mundur pasukan Phunisia (Phoenix), yaitu Kartago dari Afrika Utara.

Peperangan pun terjadi sebanyak tiga kali, yaitu tahun 264 SM saat Romawi merebut Pulau Sisilia, tahun 241 SM saat Romawi diserang oleh Hannibal (panglima perang Kartago) secara tiba-tiba di pegunungan Alpen dan Romawi berhasil menyerang kembali dan memukul mundur, dan tahun 146 SM saat menguasai Laut Tengah dan Asia Barat.

Seringnya terjadi peperangan, mengakibatkan tanah pertanian menjadi tidak terurus dengan baik, apalagi prajurit Romawi direkrut dari golongan rakyat yang terdiri dari petani. Akibat adanya kecemburuan sosial di kalangan masyarakat bawah dengan timbulnya kekuasaan pemilikan tanah oleh golongan Patricia semakin bertambah maka terjadilah pemberontakan yang dipimpin oleh Spartacus (73-71 SM).

Kondisi dalam negeri yang bobrok akibat perang saudara, munculnya kaum proletar (prajurit yang menjadi gelandangan), dan ancaman perang dari bangsa lain berlangsung lama, senat merasa kewalahan dan tidak mampu menangani masalah serius tersebut. Kemudian tahun 64 SM muncul tiga tokoh militer yang memiliki reputasi yang besar. Mereka adalah Pompeius, Crassus dan Yulius Caesar yang dikenal dengan nama Triumvirat (persekutuan tiga serangkai).

Ketiga orang ini, selalu berseteru dan masing-masing selalu ingin menonjolkan dirinya dengan mengajukan sebagai konsul di Romawi. Setelah meninggalnya Crassus dalam pertempuran di Mesopotamia, hubungan buruk antara Pompeius dan Yulius Caesar tak terelakkan lagi. Pompeius mencoba merangkul Senat dan menyingkirkan saingannya, namun kelihaian Yulius Caesar tak dapat dibendung bahkan berhasil menguasai Peninsula (semenanjung Italia) dan membunuh Pompeius di Yunani.

Yulius Caesar pun menjadi pemimpin tunggal Romawi dan menjadikan dirinya sebagai diktator seumur hidup. Banyak terjadi perubahan semasa pemerintahan Yulius Caesar, mengurangi tugas-tugas Senat, pembaharuan administrasi, memperbaiki perpajakan, pembuatan perumahan, memperbaiki sistem kalender matahari dan pengeringan rawa-rawa. Ternyata, perubahan dan kesuksesan Yulius Caesar tidak mendapat sambutan hangat dari beberapa pihak termasuk dari anak angkatnya Brutus. Tragisnya, tahun 44 SM Yulis Caesar pun dibunuh oleh Brutus.

Kematian Yulius Caesar menimbulkan kekacauan, Senat ingin kembali menguasai pemerintahan. Dalam kondisi negara seperti ini, para panglima Yulius Caesar membentuk triumvirat yang baru terdiri dari Antonius, Lepidus dan Octavianus. Kekuatan ini dapat menguasai Romawi menjadi terkendali dan membunuh Brutus sang pemberontak. Atas jasa-jasanya ketiga panglima diberi wilayah kekuasaan, Antonius menguasai wilayah sebelah Timur (Asia Kecil dan Mesir), Lepidus menguasai wilayah Selatan (Afrika Utara) dan Octavianus menguasai wilayah Barat (Yunani dan Spanyol).

Sama seperti Triumvirat sebelumnya, terjadi perselisihan antara Octavianus dan Antonius karena curiga akan menjadi penguasa tunggal di Imperium Romawi. Apalagi, perselisihan terus memuncak saat Antonius menikah dengan Putri Cleopatra dari Mesir. Di lain cerita, Lepidus pun meninggal. Tahun 31 SM Octavianus berhasil menghancurkan kekuatan Antonius. Senat kemudian mengangkatnya menjadi kaisar dan memberi gelar Augustus (Yang Maha Mulia).

c. Zaman Kekaisaran
Dilantiknya Octavianus menjadi kaisar (penguasa tunggal) menjadikan bentuk pemerintahan Romawi menjadi kekaisaran dengan Octavianus sebagai kaisar yang pertama. Keadaan negara pada zaman ini dinamakan Pax Romana, artinya Roma yang damai. Octavianus memiliki kekuasaan tunggal atas Imperium Romawi yang memiliki kekuasaan absolut. Ia tidak hanya penguasa dalam bidang pemerintahan dan politik namun juga sebagai kepala agama. Pembaharuan pun dilakukan dengan baik, Kota Roma dilengkapi polisi dan pemadam kebakaran, meningkatkan subsidi gandum, membangun arena olahraga, dan membangun kuil.

Setelah Octavianus meninggal, kekuasaan diserahkan kepada Tiberius (14 - 37 M). Pada masa ini timbul penyebaran agama Kristen oleh Nabi Isa (Yesus Kristus). Agama Kristen mengajarkan monotheisme dan tidak mendewakan manusia. Karena demikian, kaum Kristen dianggap sebagai pemberontak yang akan menjadi raja maka Yesus Kristus pun dihukum mati dengan cara disalib dan penganutnya ditindas.

Tahun 54 – 68 M Kaisar Nero berkuasa di Romawi. Pada masa ini, sejumlah kaum Kristen diincar dan dibunuh karena pengikut kristen makin bertambah jumlahnya. Namun keadaan ini tidak membuat kaum Kristen menjadi gentar, dan membuahkan hasil yang baik pada masa kekuasaan Konstantin Agung (312-337 M). Perlakuan pengejaran dan pembunuhan kepada kaum Kristen ditiadakan, ia menyadari dengan benar nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran-ajaran Yesus Kristus. Sejak itu agama Kristen ditetapkan sebagai agama negara.

Konstantin Agung memindahkan ibukota dari Roma ke Konstantinopel. Keputusan ini merupakan awal yang tidak baik bagi kekuasaan Imperium Romawi. Pada tahun 400 M, pecahlah kekuasaan Romawi menjadi dua bagian, yaitu Imperium Romawi Barat dengan ibukota Roma dan Imperium Romawi Timur dengan ibukota Konstantinopel.

Tahun 476 M Imperium Romawi Barat hancur oleh penyerangan bangsa Jerman. Keruntuhan Romawi Barat tidak memengaruhi keamanan Romawi Timur, bahkan sempat mengalami kejayaan pada masa Kaisar Yusthianus tahun 527-563 M. Pada tahun 1543 Imperium Romawi Timur hancur oleh serangan bangsa Turki.


Ilmu pengetahuan dan teknologi bangsa Romawi banyak diadaptasi dari kebudayaan-kebudayaan yang sudah berkembang sebelumnya, misalnya Yunani, Persia, Etrusci, dan Hellenisme. Mereka tidak hanya mempelajari juga mengembangkannya menjadi beragam.

Dalam dunia teknik sipil, ditemukannya teknik membuat beton dan mendirikan bangunan berbentuk kubah. Bangsa Romawi mampu memanfaatkan berat beton pada kubah menjadi kekuatannya sendiri dengan ditopang oleh tiang-tiang penyangga. Muncul pula pengetahuan tentang pembuatan jalan, akuaduk (saluran air gantung), dan tata kota.

Dalam bidang militer, sistem organisasi diperkenalkan dengan garis komando yang teratur, dikenal pula istilah-istilah yang masih dikenal hingga sekarang, seperti legiun, divisi dan lain-lain.

Dalam bidang seni pahat, bangsa Romawi menyukai membuat pahatan objek benda berdasarkan yang dilihat, tidak seperti bangsa Yunani yang menggunakan sebuah model, seperti sosok manusia yang dijadikan model dewa. Dalam sistem pemerintahan, bangsa Romawi mengenal sistem kekuasaan mutlak yang dipimpin oleh satu orang dengan tidak melupakan kewajiban tanggung jawab pemerintah untuk memberi kesejahteraan kepada rakyatnya. 

Dalam bidang kesusilaan, sifat kesederhanaan bangsa Romawi patut dijadikan sebagai contoh dalam kehidupan sekarang. Perlakuan antar sesama manusia dianggap sama, bahkan terhadap budak. Sayangnya, sifat asli ini sudah memudar ketika masuknya budaya luar yang memperkenalkan unsur duniawi dalam kehidupan.


Pada awalnya bangsa Romawi mempercayai akan kekuatan roh atau dengan kata lain, kepercayaan mereka adalah animisme. Kekuatan roh ini berkaitan dengan rumah tangga, sebagai berikut:

(a) Leres, roh penjaga ladang.
(b) Penates, penjaga gudang.
(c) Janus, penjaga pintu rumah.
(d) Vesta, penjaga api.
(e) Lares familiaris, penjaga rumah.

Masuknya kebudayaan Yunani dan Etrusci berubah menjadi polytheisme, dewa-dewa diwujudkan seperti halnya manusia, bahkan sejak kekuasaan Yulius Caesar raja dianggap sebagai dewa. Dewa-dewa yang disembah oleh bangsa Romawi hampir sama dengan dewa-dewa bangsa Yunani namun dengan nama yang berbeda, contohnya Yupiter (dewa tertinggi), Mars (dewa perang), Venus (dewi kecantikan), Neptunus (dewa laut) dan lain-lain.

Penyebaran agama Kristen oleh Santo Petrus dan Paulus ke Eropa turut mengubah kepercayaan bangsa Romawi menjadi monotheisme. Agama Kristen dijadikan sebagai agama negara oleh Theodosius (378-395 M), bahkan Kota Roma menjadi pusat agama Katolik.


Peninggalan Romawi dalam seni bangun dengan gaya arsitektural yang indah dan kekuatannya yang kokoh masih dapat ditemui di Itali, diantaranya adalah bangunan yang terkenal amphiteather di Coloseum, bangunan ini digunakan untuk mempertontonkan adu gladiator.

Dalam dunia sastra banyak ditemukan hasil sastra yang dijadikan bahan literatur untuk belajar bahasa latin. Hasil karya yang terkenal antara lain:
(a) Epos Aeneas oleh Vergulius.
(b) Ode dan Satire oleh Horatius.
(c) Amores oleh Ovidius.
(d) De Bello Civili oleh Lucan.
(e) Historia, Annuarium, dan Germania oleh Tacitus.
6.       Pengaruh Peradaban Kuno Pada Masyarakat Indonesia
Masuknya peradaban dunia ke Indonesia terjadi sejak abad pertama masehi, suatu masa ketika bangsa Indonesia mulai berinteraksi dengan bangsa asing. Bangsa asing dating ke Indonesia melalui pelayaran. Peradaban dunia yang berkembang memberikan pengaruh terhadap kehidupan masyarakat Indonesia. Penyebaran pengaruh tersebut dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung yaitu dengan cara bangsa-bangsa asing tersebut datang ke Indonesia dan berinteraksi dengan bangsa Indonesia. Adapun pengaruh tidak langsung yaitu aspek-aspek kehidupan dari peradaban bangsa asing dibawa oleh bangsa lain yang datang ke Indonesia, artinya datang ke Indonesia melalui perantara bangsa lain.
Berikut ini akan diberikan contoh beberapa pengaruh peradaban dunia terhadap kebudayaan dan seluruh aspek kehidupan bangsa Indonesia.



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhd7FUhUTfXT8yyOG34hqW2mEL3OqVpSjcGj56cWzrH-oltm2gPiVa4XTO5ZMs5ey53AWiCcqQBtGjBuWfBVRT0Lr2Nt9F6h1ml6W9ZSSpscS4sKJrleE868BfO-x9m4qVS48czxdJhPeGr/s1600/mesir+kuno.png

Beberapa pengaruh peradaban Mesir terhadap kebudayaan dan seluruh aspek kehidupan bangsa Indonesia antara lain sebagai berikut.
  • Tulisan Mesir Purba berkembang keluar dan disederhanakan oleh orang Funisia. Tulisan itu kemudian diajarkan kepada orang Yunani dan tersebar di Romawi. Setelah itu, berkembang menjadi tulisan latin yang digunakan oleh bangsa Indonesia.
  • Kepercayaan pada jalangkung, yaitu upacara menghadirkan roh dan ilmu hipnotis, pada awalnya berkembang di Mesir Kuno.
  • Menurut teori difusi kebudayaan, teknologi bangunan-bangunan besar, seperti piramida, menyebar ke seluruh penjuru dunia, termasuk ke Indonesia dengan dibangunnya Candi Borobudur.
  • Kedatangan Islam berasal dari Mesir, teori ini dikemukakan oleh HAMKA dan Crawford, yang mengemukakan bukti tulisan Ibnu Battutah yang menyatakan bahwa raja Samudera Pasai bermahzab Syafii. Mahzab Syafiii banyak terdapat di Mekah dan Mesir, sementara Iran itu bermahzab Syiah, dan Gujarat bermahzab Hanafiah. Gelar yang biasa dipakai oleh raja di Samudera Pasai ialah Al Malik yang biasa digunakan di Mesir, sementara gelar di Iran ialah Syah bukan Malik.
Beberapa pengaruh peradaban Lembah Sungai Indus terhadap kebudayaan dan seluruh aspek kehidupan bangsa Indonesia antara lain sebagai berikut.
  • Pembakaran dupa dan kemenyan ketika akan melakukan upacara.
  • Keyakinan tentang zimat atau benda yang mempunyai kesaktian tertentu.
  • Keyakinan pada batara kala, upacara ruatan.
  • Pengagungan pada cerita Ramayana dan Mahabharata dalam cerita wayang
  • Upacara wedalan (hari lahir), sekaten, penanggalan Hindu, hari pasaran, perhitungan wuku, dan upacara-upacara setelah kematian seseorang.
  • Banyaknya kata-kata dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Sanskerta dan Pali.
  • Olahraga pernapasan, yaitu yoga.
  • Islam yang berkembang di Indonesia berasal dan dipengaruhi budaya India. Hal itu dibuktikan dengan melihat hal-hal berikut: 1) batu kuburatau nisan Sultan Malik As Saleh terbuat dari batu marmer yang memiliki corak yang sama dengan yang ada di India pada abad ke-13, 2) relief yang terdapat dalam makam Sultan Malik As Saleh memiliki corak yang sama dengan yang ada di kuil Cambay India, serta 3) adanya unsure-unsur Islam yang menunjukkan persamaan dengan India, salah satunya cerita atau hikayat tentang nabi dan pengikutnya sangat jauh dari cerita-cerita Arab, tetapi malah lebih mirip dengan cerita dari India.
Pengaruh peradaban Mesopotamia terhadap kebudayaan dan seluruh aspek kehidupan bangsa Indonesia antara lain sebagai berikut.
  • Upacara baptis dan menyalakan lilin masuk ke dalam ajaran Nasrani dan digunakan oleh umat Kristen Indonesia.
  • Kepercayaan pada singa jadi-jadian dan serigala jadi-jadian berasal dari kepercayaan bangsa Assyria.
  • Kepercayaan pada angka 17 dan 13 berasal dari ajaran agama Phunisia sebagai angka keburuntungan dan angka sial.
  • Islam yang datang ke Indonesia diperkirakan dipengaruhi oleh budaya Persia. Teori ini disampaikan oleh Oemar Amin Husein dan Husen Joyodiningrat yang menyodorkan bukti: 1) di Persia terdapat suku yang bernama Leran, dan di Gresik terdapat suatu kampung yang bernama Leran, maka diperkirakan suku Leran pernah datang dan menyebarkan Islam di Indonesia; 2) di Persia terdapat suku Jawi, suku Jawi dating ke Indonesia dan mengajarkan huruf Pegon yang banyak terdapat di Jawa; 3) adanya istilah jabar dan jeer dari bahasa Iran; 4) adanya upacara Tabut di Minangkabau untuk memperingati wafatnya Hasan dan Husein. Istilah Tabut digunakan di Iran untuk menyebut bulan Muharam. Di Indonesia pun berkembang paham Islam Syiah yang merupakan pengaruh dari Persia atau Iran dan Irak sekarang.
Pengaruh peradaban Cina terhadap kebudayaan dan seluruh aspek kehidupan bangsa Indonesia antara lain sebagai berikut.
  • Kepercayaan tentang nasib dan peruntungan yang didasarkan pada kejadian yang terjadi pada tubuh, seperti bentuk garis tangan dan bentuk-bentuk alat tubuh lainnya.
  • Makanan-makanan Indonesia banyak yang berasal dari Cina, seperti mie, bihun, capcay, tahu, kecap, dan sebagainya.
5. Peradaban Yunani dan Romawi
Sisa kebudayaan Romawi dan Yunani yang dewasa ini masih dipraktekkan oleh sebagian besar masyarakat indonesia antara lain sebagai berikut.
  • Penggunaan istilah-istilah dalam astronomi dan astrologi seperti namanama planet yang diambil dari nama-nama dewa seperti Mercurius, Venus, Mars, Jupiter, Uranus, dan Saturnus. Selain itu, penggunaan kata-kata atlas, cancer, sirene, virgo, libra, helio, titan; istilah-istilah dalam dunia kedokteran seperti hygta, achiles, hymen, elektra, hipnos; istilah-istilah dalam bidang biologi seperti flora, fauna, cela, dan recipe; penggunaan lambang piala ular, min-plus, dan tapak kuda.
  • Budaya tukar cincin, ulang tahun perkawinan (Emas dan Perak).
  • Kebiasaan mengangkat dan membenturkan gelas pada upacara dan pesta-pesta.
  • Menaburkan bunga ke makam, mengalungkan karangan bunga, serta menaburkan bunga ke laut kalau ada yang meninggal di laut.
  • Perayaan tahun baru 1 Januari, yang pada masa Romawi merupakan hari penyembahan pada Dewa Janus.
  • Pesta olahraga Olimpiade.
  • Menggunakan hari Minggu untuk hari libur. Pada Romawi Purba, hari Minggu digunakan untuk memuja dewa matahari.
  • Sistem kenegaraan yang menggunakan sistem Demokrasi.









Bab 3
ASAL USUL DAN PERSEBARAN MANUSIA DI KEPULAUAN INDONESIA
A.      Teori Evolusi Manusia

Sebelum membahas mengenai asal-usul manusia Indonesia, terlebih dahulu kita bahas mengenai teori evolusi. Teori evolusi membahas tentang asal-usul makhluk manusia beserta perkembangan fisik manusia. Teori evolusi merupakan kajian yang berakar pada filsafat materialistis. Filsafat materialisme berkembang dan menyebar luas pada abad ke-19. Filsafat materialisme berusaha menjelaskan penciptaan alam ini semata-mata karena faktor-faktor yang bersifat materi.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEMRWJ1PrKZgFZXjcWW0Q-zSL758xsOYVvvbu4ZbEk-hm1jHKnIFCA8xb3ePmuGAUN_KxdVwLehJwrJB2K1BUD3BveI-0iUvUTUt6bOjhAb_OmNxHurIOfJuQoDqjrQcjsO4kn9CTkMxRs/s1600/Charles+Darwin.png
Para pendukung filsafat ini berpandangan bahwa segala sesuatu muncul tidak melalui proses penciptaan, melainkan melalui sebuah peristiwa kebetulan yang kemudian mencapai kondisi teratur. Pada pertengahan abad ke-19, filsafat materialisme melahirkan teori evolusi.

Tokoh yang mengemukakan teori evolusi ialah seorang naturalis yang berasal dari Inggris, yaitu Charles Robert Darwin (1809-1882). Ia memiliki ketertarikan yang kuat pada alam dan makhluk hidup. Minat tersebut pada akhirnya mendorong dia untuk bergabung dalam ekspedisi pelayaran dengan sebuah kapal bernama H.M.S. Beagle, yang berangkat dari Inggris tahun 1832. Dia mengarungi berbagai belahan dunia selama lima tahun. Pengamatan alam yang dia lakukan melalui perjalanan tersebut menumbuhkan perasaan takjub pada dirinya dengan melihat begitu banyaknya ragam spesies makhluk hidup. Fokus perhatiannya terutama ditujukan pada jenis-jenis burung finch di Kepulauan Galapagos. Ia mengira bahwa variasi pada paruh burung-burung tersebut disebabkan oleh adaptasi mereka terhadap habitatnya.

Dengan pemikiran ini, ia menduga bahwa asal-usul kehidupan dan spesies berdasar pada konsep “adaptasi terhadap lingkungan”. Menurut Darwin, aneka spesies makhluk hidup tidak diciptakan secara terpisah dan beragam melainkan berasal dari nenek moyang yang sama. Kemudian muncul berbagai jenis dan ragam makhluk hidup karena proses adaptasi mereka yang berbeda akibat kondisi alam yang berbeda. Darwin mengemukakan gagasan yang menyatakan bahwa individu-individu yang beradaptasi pada habitat mereka dengan cara terbaik, akan menurunkan sifat-sifat mereka kepada generasi berikutnya. Sifat-sifat yang menguntungkan ini lama-kelamaan terakumulasi dan mengubah suatu individu menjadi spesies yang sama sekali berbeda dengan nenek moyangnya. Menurut Darwin, manusia adalah hasil paling maju dari mekanisme ini. Darwin menamakan proses ini sebagai “evolusi melalui seleksi alam” (survival of the fittest). Ia kemudian mempublikasikan pandangannya ini dalam bukunya yang berjudul “The Origin of Species, By Means of Natural Selection” pada tahun 1859.

Meskipun demikian, nampaknya Darwin sendiri mempunyai beberapa keraguan dalam pengungkapan teorinya tersebut. Hal ini terungkap dalam salah satu bab yang dituangkannya dalam buku tersebut yang diberi judul “Difficulties of the Theory”. Kesulitan-kesulitan ini terutama pada catatan fosil dan organ-organ rumit makhluk hidup (misalnya mata) yang tidak mungkin dijelaskan dengan konsep kebetulan, dan naluri makhluk hidup. Darwin berharap
kesulitan-kesulitan ini akan teratasi oleh penemuan-penemuan baru.

Walau bagaimanapun, nampaknya pada saat penyusunan teorinya, Darwin diilhami oleh para ahli biologi evolusionis sebelumnya, terutama seorang ahli biologi Prancis, Lamarck. Menurut Lamarck, makhluk hidup mewariskan ciri-ciri yang mereka dapatkan selama hidupnya dari satu generasi ke generasi berikutnya, sehingga terjadilah evolusi. Sebagai contoh, jerapah berevolusi dari binatang yang menyerupai antelop. Perubahan itu terjadi dengan memanjangkan leher mereka sedikit demi sedikit dari generasi ke generasi ketika berusaha menjangkau dahan yang lebih tinggi untuk memperoleh makanan. Darwin menggunakan hipotesis Lamarck tentang “pewarisan sifat-sifat yang diperoleh” sebagai faktor yang menyebabkan makhluk hidup berevolusi. Charles Darwin menulis dua buah buku yang berjudul The Origin of Species (1859) dan The Descent of Man (1871).

 Melalui kedua buku tersebut, Darwin menyatakan bahwa semua jenis makhluk hidup sekarang ini termasuk juga manusia, berasal dari satu jenis makhluk bersel satu. Lambat laun mereka berkembang menjadi berjenis-jenis makhluk hidup. Binatang yang paling maju ialah sejenis kera, dengan mengalami proses struggle of life, sedikit demi sedikit mengalami perubahan. Perubahan tersebut pada akhirnya mencapai kesempurnaan, sehingga mengarah pada wujud manusia seperti sekarang ini. Silakan kamu diskusikan dengan temanmu, apakah kamu setuju dengan pendapat Darwin bahwa manusia sekarang ini terwujud dari proses evolusi? Apakah kamu juga setuju kalau manusia berasal dari makhluk sejenis kera? Kemukakan pendapatmu! Di dalam proses evolusi manusia terdapat beberapa proses penting yang terjadi. Pertama, adalah sikap tubuh dan cara bergerak. Sikap tegak merupakan fase yang sangat penting dan memberikan pengaruh besar pada proses evolusi selanjutnya. Sikap tegak dimulai dengan kemampuan duduk tegak, berjalan tegak, dan berakhir dengan berdiri tegak untuk waktu yang lama. Kemampuan berdiri tegak mempengaruhi pembebasan tangan dari

tugas menunjang badan. Akibatnya, tangan dapat digunakan untuk melakukan berbagai pekerjaan yang sebagian besar pekerjaannya berhubungan dengan membuat dan mempergunakan alat, menyelidiki lingkungan, mencari, membawa, mempersiapkan dan menyuap makanan, memelihara kebersihan badan, mempertahankan diri, dan mengasuh anak-anak. Dari sini kita mulai melihat perbedaan antara manusia dengan hewan primata lainnya; mereka menggunakan mulut untuk melakukan pekerjaan seperti itu, tetapi manusia melakukannya dengan tangan. Kedua, evolusi kepala termasuk di dalamnya adalah otak.

 Evolusi kepala berhubungan erat dengan evolusi muka sebagai bagian teratas system pencernaan dan pernapasan serta evolusi otak. Perubahan makanan dan cara mengolahnya mempengaruhi struktur mulut sebagai alat pengunyah. Apalagi setelah ditemukannya api semakin menambah kemajuan manusia dalam mengolah makanan. Akibatnya ialah pekerjaan mengunyah semakin berkurang, yang selanjutnya mengakibatkan reduksi alat pengunyah. Gigi-gigi pipi mengecil, demikian pula rahang dan otot-ototnya. Peranan alat pembau semakin berkurang, yang berpengaruh terhadap fungsi bagian otak yang berhubungan dengan pembauan. Sementara di sisi lain, volume otak semakin membesar dan berpengaruh pada berkembangnya keinginan dan prakarsa serta pengendaliannya, kepribadian, daya simak, pemikiran, dan asosiasi serta integrasi pengalaman.

Evolusi yang ketiga berkaitan dengan perkembangan biososial manusia. Evolusi pada aspek ini menyangkut tiga hal penting, yaitu: pembuatan alat, organisasi sosial, dan komunikasi dengan bahasa. Evolusi dalam perubahan sikap tubuh mempengaruhi pembebasan tangan dari pekerjaan menumpu badan. Hal ini kemudian diperkuat lagi dengan semakin berkembangnya kemampuan otak untuk berpikir. Dampaknya ialah timbulnya kepandaian baru dalam pemakaian dan pembuatan alat-alat dari kayu, batu, dan sebagainya. Kepandaian ini menimbulkan perubahan dalam cara mencari makan dan mengolah makanan. Kemungkinan berburu binatang-binatang besar mulai ada dan ini perlu dilakukan secara berkelompok. Bekerja sama secara kelompok tentunya memerlukan pengorganisasian dan penggunaan isyarat-isyarat dalam mengatur siasat bersama. Inilah yang pada akhirnya mendorong terciptanya komunikasi baik secara verbal maupun nonverbal sebab komunikasi akan sangat diperlukan untuk mengatur kehidupan secara berkelompok/ bersama.

Teori evolusi yang dikembangkan oleh Charles Darwin meskipun dalam beberapa hal mengalami perdebatan, tetapi masih tetap dipercaya oleh banyak orang. Para ilmuwan maupun masyarakat awam mempercayai bahwa sebelum manusia mencapai bentuknya seperti sekarang ini, manusia telah mengalami proses evolusi yang sangat panjang. Dari bentuk yang sangat sederhana sampai pada bentuk sekarang ini yang merupakan bentuk manusia modern. Teori Darwin tentang asal muasal manusia yang berasal dari makhluk sejenis kera perlu mendapat pembuktian. Artinya, untuk sampai pada bentuk manusia seperti sekarang ini haruslah ada sejenis makhluk peralihan yang dapat menjembatani antara kera dengan manusia.

Makhluk tersebut tentunya secara fisik dan perkembangan otak serta biososial lainnya mencerminkan peralihan dari makhluk sejenis kera menuju bentuk seperti manusia sekarang ini. Pada kurun waktu beberapa tahun makhluk ini tidak dapat ditemukan sehingga kemudian dikenal konsep missing link yang artinya terputusnya rantai yang dapat menghubungkan antara makhluk awal dengan manusia modern. Pada akhirnya, banyak orang meragukan teori yang dikemukakan oleh Darwin. Untuk membuktikan kebenaran teori Darwin, perlu ditemukan terlebih dahulu makhluk peralihan tadi. Missing link pada akhirnya dapat dipecahkan oleh penemuan fosil yang ditemukan oleh Eugene Dubois di daerah Trinil, Jawa Timur, pada tahun 1891. Fosil tengkorak manusia yang kemudian diberi nama Pithecanthropus Erectus ini diklaim oleh Dubois sebagai makhluk peralihan dari kera menuju manusia. Akan tetapi nampaknya keyakinan Dubois ini pada akhirnya dapat diruntuhkan dengan ditemukannya fosil lain, yaitu Meganthropus Palaeojavanicus, yang diperkirakan usianya lebih tua dibandingkan dengan Pithecanthropus Erectus.

Melihat fakta yang telah dikemukakan di atas, apa yang kemudian terlintas dalam pikiranmu? Dalam ilmu pengetahuan, runtuhnya suatu pendapat, keyakinan ataupun teori yang sebelumnya sudah diyakini oleh banyak orang merupakan hal yang wajar. Hal ini disebabkan ilmu pengetahuan terus berkembang sejalan dengan kebutuhan dan perkembangan manusia itu sendiri. Kita dapat melihat dari pernyataan di atas yang memperlihatkan bagaimana keyakinan Dubois dapat diruntuhkan setelah ditemukannya bukti-bukti baru.

Demikian juga dengan teori Darwin, terutama yang menyangkut asal muasal manusia yang diyakininya berasal dari makhluk sejenis kera. Akhir-akhir ini banyak orang yang mulai meragukan kebenaran teori Darwin. Salah satu contohnya adalah Harun Yahya yang meluncurkan teori terbaru tentang runtuhnya teori evolusi Darwin.
Meskipun demikian, nampaknya pertanyaan tentang asal-usul manusia modern masih menjadi pertanyaan besar yang harus kita jawab. Kapankah dimulainya keberadaan manusia modern? Bagaimana terjadinya? Terjadi secara lambat laun dan dimulai sejak dulu kala, ataukah dengan cepat dan baru terjadi akhir-akhir ini? Pertanyaan-pertanyaan tersebut masih menjadi perdebatan yang hangat di kalangan para ilmuwan. Untuk menjawab tentang asal-usul manusia memang hanya bisa dibuktikan dari temuan fosil-fosil. Nampaknya konsep evolusi masih tetap kuat dipertahankan dalam merangkai sejarah asal-usul manusia.

Ada dua teori yang berhubungan dengan perkembangan manusia modern (Homo Sapiens). Teori pertama dikenal dengan nama “evolusi-multiregional”. Teori memandang asal-usul manusia modern sebagai suatu fenomena yang mencakup seluruh dunia. Pada prinsipnya, manusia modern berasal dari kerabat yang sama, yaitu dari jenis “the java man” (Homo Erectus). Mereka menyebar secara bersamaan ke seluruh dunia dan baru kemudian di tempatnya yang baru mereka melakukan proses evolusi sehingga mencapai manusia modern.

Menurut hipotesis di atas, jenis manusia Neanderthal merupakan sebagian hasil evolusi di tiga benua. Dari segi anatomi, jenis manusia Neanderthal merupakan peralihan antara Homo Erectus dan Homo Sapiens modern di Eropa, Timur Tengah dan Asia sebelah barat. Tren evolusi menuju status biologis Homo Sapiens yang terjadi di seluruh dunia tersebut didorong oleh lingkungan kebudayaan baru di tempat yang baru. Dengan berkembangnya kebudayaan ke arah yang lebih kompleksitas, mendorong kemampuan otak untuk semakin berkembang. Otak yang besar dan cerdas membawa kebudayaan yang lebih kompleks, yang pada gilirannya menjadikan otak yang lebih besar dan lebih cerdas lagi. Hal tersebut pada akhirnya mempengaruhi penyebarluasan perubahan genetis dengan cepat pada setiap populasi            di seluruh dunia.

Teori kedua yang bertentangan dengan teori pertama dikenal dengan teori “out of Africa”. Teori tersebut berdasarkan hipotesis bahwa manusia modern berasal dari satu daerah, yaitu dari Afrika. Manusia awal yang hidup di Afrika lambat laun mengalami proses evolusi sehingga mencapai bentuk manusia modern (Homo Sapiens). Kelompok-kelompok Homo Sapiens modern ini kemudian bermigrasi dari Afrika menuju belahan bumi lainnya. Kedatangan manusia modern ini lambat laun pada akhirnya menggantikan populasi manusia pramodern yang ada. Teori ini dinamakan dengan teori “out of Africa” karena Afrika Sub-Sahara telah diketahui sebagai tempat yang paling memungkinkan berlangsungnya evolusi manusia modern yang pertama. Bukti-bukti penelitian genetika mengenai variasi DNA dalam inti sel dan mitokondria manusia modern, ternyata lebih mendukung teori “out of Africa”. Hasil penelitian terbaru dari para ilmuwan menunjukkan bahwa semua manusia memiliki DNA yang nampak identik. Begitu identiknya sehingga perbedaan genetis pada sekelompok simpanse bahkan bisa jadi lebih besar daripada perbedaan genetis pada enam milyar manusia yang hidup saat ini.

Padahal dalam teori disebutkan bahwa manusia berpisah dengan simpanse dalam satu garis keturunan sekitar 5 hingga 6 juta tahun lalu. Artinya, manusia seharusnya memiliki cukup banyak waktu untuk mengembangkan gen-gen yang berbeda seperti halnya simpanse. Lalu mengapa penelitian hanya mendapatkan gen-gen yang identik pada manusia? Jawaban atas pertanyaan di atas, dikatakan para ilmuwan, adalah karena populasi manusia pernah berkurang hingga sedemikian kecil. Manusia modern akhirnya hanya diturunkan oleh segelintir orang sehingga gen mereka serupa. Kesimpulan dari hasil penelitian ini pernah dipublikasikan di American Journal of Human Genetics. Kesimpulan ini seolah juga membenarkan teori “Out of Africa” yang menyebutkan bahwa manusia modern berasal dari satu keturunan di Afrika. Dipercaya, populasi manusia yang tinggal 2.000 jiwa itu berdiam di Afrika, berkembang, baru kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia.

Bukti terbaru lainnya mengenai manusia modern yang berevolusi dari Afrika pernah dimuat dalam harian KOMPAS tanggal 12 Juni 2003. Dalam beritanya disebutkan bahwa sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh Profesor Tim White melakukan upaya penggalian dan menemukan sejumlah tengkorak dari dua orang dewasa dan satu anak-anak. Tengkorak-tengkorak tersebut diperkirakan berumur 160.000 tahun. Ketiganya digali dari lapisan sedimen di dekat Desa Herto di wilayah Afar, sebelah timur Ethiopia. Mereka ditengarai merupakan fosil manusia modern (Homo Sapiens) yang tertua di dunia.Hal yang membuat para peneliti sangat tertarik dengan penemuan di atas ialah karena ia cocok dengan penelitian genetis terakhir yang menyebutkan Afrika sebagai asal-usul manusia modern. Selain itu, umur fosil juga sesuai dengan perkiraan ilmuwan tentang munculnya manusia modern pertama kali. Tengkorak manusia Herto yang ditemukan tidak sama persis dengan tengkorak manusia yang hidup saat ini. Ukuran mereka lebih besar, lebih panjang, dan tulang alisnya lebih tebal. Perbedaan kecil namun sangat penting ini, membuat tim peneliti memasukkan tengkorak ini dalam subspecies baru manusia modern yang disebut Homo Sapiens Idaltu (idaltu berarti“lebih tua” dalam bahasa lokal Afar). Penemuan fosil di Herto ini membuat gembira golongan ilmuwan yang meyakini bahwa manusia modern memiliki nenek moyang yang tinggal di Afrika 200.000 tahun lalu. Mereka yang mendukung teori “Out of Africa” ini percaya bahwa nenek moyang asal Afrika itulah yang menyebar ke seluruh penjuru dunia dan menggantikan spesies “manusia” lain yang ada saat itu, seperti manusia Neanderthal di Eropa. Ini artinya bila manusia modern telah hidup di Afrika 160.000 tahun lalu, maka kita pastilah bukan keturunan spesies seperti Neanderthal.






B.      Perkembangan Kehidupan Manusia Purba di Indonesia
 Apa itu Manusia Purba?
Manusia purba (prehistoric people) adalah jenis manusia yang hidup jauh sebelum tulisan ditemukan. Manusia purba diyakini telah mendiami bumi sekitar 4 juta tahun lalu. Kehidupan manusia purba masih sangat sederhana. Untuk menopang kehidupannya mereka menggunakan alat-alat yang masih sangat sederhana. Biasanya alat yang digunakannya terbuat dari batu. Para ahli dapat mendeskripsikan kehidupan manusia purba setelah menemukan fosil atau artefak peninggalan manusia purba.
 Para Peneliti Manusia Purba di Indonesia
Fosil adalah tulang-belulang manusia maupun hewan dan tumbuh-tumbuhan yang telah membatu. Sedangkan artefak adalah peralatan dan perlengkapan kehidupan manusia sebagai hasil dari kebudayaannya.
Fosil-fosil manusia purba banyak ditemukan di Indonesia. Para ahli hanya dapat membuat berbagai macam perkiraan atau penafsiran sebagian kecil kehidupan manusia purba. Berikut ini adalah para ahli yang meneliti keberadaan manusia purba di Indonesia.
Eugene Dubois-Eugene Dubois adalah seorang dokter berkebangsaan Belanda yang pertama kali datang ke Indonesia. Eugene Dubois berhasil menemukan fosil tengkorak pada tahun 1890 di dekat Desa Trinil, Jawa Timur. Fosil itu diberi nama Pithecanthropus erectus(artinya manusia kera yang berjalan tegak).
Ter Haar, Oppenoorth, G.H.R von Koenigswald-Ketiga peneliti mengadakan penelitian di daerah Ngandong (Kabupaten Blora). Mereka berhasil menemukan empat belas fosil manusia purba. Fosil-fosil itu lebih dikenal Homo Soloensis. Sekitar tahun 1936-1941, von Koenigswald menemukan fosil rahang bawah yang berukuran sangat besar, sehingga diberi nama Meganthropus Paleojavanicus (diduga sama dengan Homo Mojokertensis)
Tjokrohandoyo dan Duifjes-Usaha penggalian yang dilakukan oleh Tjokrohandoyo di bawah pimpinan Duifjes telah menemukan dua fosil. Fosil-fosil yang ditemukan di Desa Perning dekat Mojokerto dan Sangiran. Fosil yang ditemukan itu diberi nama Homo mojokertensis.
Prof. Dr. Teuku Jacob-Prof. Dr. Teuku Jacob melakukan penelitian di Desa Sangiran dan meluas di sepanjang aliran sungai Bengawan Solo. Penelitian ini berhasil menemukan 13 fosil dan fosil terakhir ditemukan tahun 1973 di Desa Sambung Macan dan Sragen.
 Jenis Manusia Purba di Indonesia
Beberapa jenis manusia purba yang berhasil ditemukan di Indonesia, di antaranya:
Meganthropus paleojavanicus Meganthropus berarti manusia besar.
Pithecanthropus Pithecanthropus berarti manusia kera. Eugene Dubois menyimpulkan bahwa fosil ini memiliki volume otak 900 cc yang lebih kecil dibandingkan dengan volume otak manusia yang di atas 1000 cc dan volume otak kera yang tertinggi hanya 600 cc.
a) Pithecanthropus erectus
Pithecanthropus erectus berarti manusia kera yang sudah dapat berjalan tegak.
 b) Pithecanthropus mojokertensis
Pithecanthropus mojokertensis berarti manusia kera dari Mojokerto.
c) Pithecanthropus soloensis
Pithecanthropus soloensis berarti manusia kera dari Solo.
Homo Sapien Homo sapien adalah jenis manusia purba yang telah memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia sekarang.
Jenis fosil Homo sapien ini juga ditemukan di daerah Indonesia, yaitu di daerah Wajak dan fosilnya diberi nama Homo wajakensis. Berdasarkan hasil penelitiannya itu disimpulkan bahwa Homo wajakensis termasuk golongan bangsa Austroloide. Tetapi berdasarkan penelitian von Koenigswald fosil ini termasuk Homo sapien.
a.       Hasil-hasil Budaya Manusia Purba di Indonesia
Kebudayaan adalah sebuah hasil pemikiran manusia yang dilakukan dengan sadar, yaitu sadar untuk apa segala sesuatu itu dilakukan atau diperbuat.
a. Kebudayaan Material atau Kebendaan
Kebudayaan material yang mereka kenal pada awalnya berupa alat-alat yang dapat membantu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti peralatan berburu, peralatan untuk mengumpulkan makanan atau meramu. Awalnya peralatan yang mereka buat masih sangat sederhana, yakni terbuat dari batu atau tulang. Dalam perkembangan berikutnya, akal pikiran manusia semakin maju, maka peralatan-peralatan kehidupan yang dibuatnya pun bertambah bagus. Perkembangan peralatan-peralatan ini terjadi pada masa Mesolitikum. Hasil kebudayaan yang berhasil ditemukan seperti kapak genggam Sumatera, kapak pendek (Bache courte), pebbleflakes dan lain-lain.
Pada masa kehidupan menetap dan bercocok tanam, pola pikiran manusia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Bangsa Indonesia mulai mengenal peralatan-peralatan dari logam dalam bentuk logam campuran, yaitu logam tembaga dengan timah yang disebut perunggu. Peralatan-peralatan yang terbuat dari logam di antaranya kapak corong atau kapak sepatu, nekara, bejana perunggu, berbagai bentuk perhiasan perunggu dan lain-lain.
 b. Kebudayaan Rohani
Kebudayaan rohani mulai muncul dalam kehidupan manusia sejak manusia mengenal sistem kepercayaan dalam hidupnya.  Yang berlangsung sejak masa berburu dan mengumpulkan makanan. Hal ini terdeteksi melalui peneman kuburan yang menunjukkan bahwa masyarakat sudah memiliki anggapan tertentu dan memberikan penghormatan terakhir kepada orang yang meninggal.
Inti kepercayaan terhadap roh nenek moyang teus berkembang dari zaman ke zaman yang terlhat pada peninggalan-peninggalan berupa tugu-tugu batu seperti bangunan-bangunan masa Megalitikum. Namun, lama kelamaan semenjak berkembangnya pola pikir manusia, manusia semakin menyadari keberadaan hidupnya yang berada di tengah-tengah alam semesta. Sejak saat itu, manusia mulai menyadari dan merasakan adanya kekuatan yang mahadasyat atau mahabesar di luar dirinya sendiri dan kekuatan tersebut ada sepanjang masa.




















Kumpulan Soal latihan

Soal latihan!
1.     Jelaskan keadaan pada masa arkaikum!
2.     Jelaskan keadaan pada masa mezolitikum!
3.     Jelaskan pengertian manusia dan perbedaan dengan makhluk lainnya!
4.     Tuliskan tabel zaman holosen dan pletosen!
5.     Sebutkan nama zaman-zaman prasejarah!

Soal latihan!
1.       Jelaskan sejarah singkat peradaban lembah Sungai Nil!
2.       Jelaskan sejarah singkat peradaban lembah Sungai Tigris!
3.       Jelaskan sejarah singkat peradaban Yunani!
4.       Jelaskan sejarah singkat peradaban Romawi!
5.       Sebutkan tempat-tempat bersejarah pada peradaban Yunani dan Romawi!

Soal latihan!
1.       Sebutkan teori evolusi manusia!
2.       Siapa yang menyatakan teori evolusi manusia!
3.       Sebutkan jenis-jenis manusia purba di Indonesia!
4.       Jelaskan keadaan kehidupan manusia purba!
5.       Jelaskan hasil budaya kehidupan pada masa purba di Indonesia!

No comments:

Post a Comment