Modul sejarah kelas x
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
BAB
1 KEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA
BAB
2 PERADABAN AWAL MASYARAKAT DI DUNIA YANG BERPENGARUH TERHADAP PERADABAN
INDONESIA
B.
Peradaban
Lembah Sungai Indus
C.
Peradaban
Lembah Sungai Kuning
D.
Peradaban
Lembah Sungai Eufrat dan Tigris
G.
Pengaruh
Peradaban Kuno Pada Masyarakat Indonesia
BAB
3 ASAL USUL DAN PERSEBARAN MANUSIA DI KEPULAUAN INDONESIA
A.
Teori
Evolusi Manusia
B.
Persebaran
Manusia di Kepulauan Indonesia
Bab
1
Kehidupan
Awal Masyarakat Indonesia
A. Keberadaan Awal Manusia di Bumi
Keberadaan
alam semesta jauh lebih tua dibandingkan dengan keberadaan manusia. Artinya,
alam semesta ini telah lama ada sebelum manusia mulai menghuni permukaan bumi.
Manusia diperkirakan mulai mendiami bumi ini pada kala Plestosen, sedangkan
menurut usia bumi kala Plestosen merupakan masa yang paling muda. Untuk lebih
jelasnya coba kamu perhatikan bagan di bawah ini!
Pada
masa arkeozoikum, di bumi belum ada tanda-tanda kehidupan. Bumi ini masih
merupakan gas yang panas sehingga tidak memungkinkan untuk makhluk hidup dapat
bertahan hidup dalam kondisi alam seperti itu. Lama kelamaan akhirnya
temperatur gas tersebut akhirnya mulai menurun dan sebagian mulai mengeras
membentuk kerak bumi.
Masa
palaeozoikum disebut juga sebagai zaman kehidupan purba karena pada masa ini
diperkirakan mulai adanya makhluk hidup di bumi ini. Makhluk hidup yang ada
pada masa ini masih sangat primitif. Diperkirakan makhluk yang hidup pada masa
ini adalah makhluk bersel satu dan masih sangat sederhana.
Masa
mesozoikum disebut juga dengan zaman kehidupan madya. Masa ini merupakan fase
kedua dari keberadaan makhluk hidup. Pada masa ini diperkirakan mulai hidup
binatang-binatang amphibi dan reptil. Binatangbinatang yang berukuran besar
seperti dinosaurus, tyranosaurus, dan sejenisnya, hidup pada masa ini sehingga
masa ini dikenal dengan sebutan zaman jura.
Manusia
diperkirakan belum ada pada masa ini karena kondisi alamnya belum memungkinkan
untuk manusia dapat bertahan hidup. Coba kamu bayangkan bagaimana kalau manusia
sudah ada pada masa ini dan harus hidup berdampingan dengan makhluk-makhluk
lain yang memiliki ukuran tubuh yang sangat besar!
Masa
kenozoikum dikenal juga dengan zaman kehidupan muda karena merupakan masa
termuda dalam usia bumi dan masih berlaku sampai sekarang ini. Masa kenozoikum
terbagi dalam dua zaman, yaitu zaman tersier dan zaman kwarter. Pada zaman
tersier diperkirakan mulai muncul jenis-jenis binatang baru yang merupakan
jenis binatang mamalia. Binatang-binatang berukuran besar lambat laun mulai
mengalami kepunahan pada zaman ini.
Namun
pada zaman ini diperkirakan manusia belum ada. Keberadaan manusia baru muncul
pada zaman kwarter. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya fosil-fosil manusia
yang setelah diperkirakan usianya berada pada kala plestosen. Pada plestosen
awal ditemukan fosil pithecanthropus mojokertensis yang usianya diperkirakan
1,9 juta tahun. Fosil meganthropus paleojavanicus yang ditemukan di daerah
Sangiran usianya antara 2 sampai 1 juta tahun juga diperkirakan hidup pada
zaman kwarter pada kala plestosen awal. Pada masa awal kehidupan manusia,
mereka harus menghadapi kondisi alam yang sangat berat. Pada kala plestosen,
keadaan bumi belum stabil ditandai dengan sering terjadinya perubahan fisik,
yaitu perubahan gerakan bumi baik yang menurun atau pun mengangkat. Pada kala
plestosen terjadi tujuh kali perubahan, yaitu empat kali zaman glasial dan tiga
kali zaman interglasial.
Peristiwa-peristiwa
alam yang terjadi pada masa plestosen merupakan tantangan yang sangat berat
yang harus dihadapi oleh manusia pada saat itu. Dengan kemampuannya yang masih
sangat terbatas, manusia berusaha mempertahankan hidupnya dengan berbagai akal menghadapi
tantangan alam dan berusaha mencari makan dengan alat-alat yang masih sangat
sederhana. Iklim yang sangat dingin yang terjadi pada masa glasial merupakan
salah satu tantangan alam yang memaksa manusia dan hewan berpindah tempat
menuju daerah yang iklimnya lebih cocok untuk mereka. Diduga pada masa glasial
makhluk-makhluk hidup berpindah atau bermigrasi dari tempat asalnya. Selain
didorong untuk mencari iklim yang lebih cocok juga dorongan yang sangat kuat
adalah mencari daerah sumber persediaan makanan. Hal ini dikarenakan manusia
yang hidup pada masa tersebut masih tergantung pada alam. Apabila alam tempat
mereka telah tidak mampu memberikan persediaan makanan maka mereka akan
meninggalkan tempat tersebut dan mencari lagi daerah yang masih bisa memberikan
penghidupan pada mereka.
Manusia
pada masa ini harus mampu menyesuaikan diri dengan kondisi alam. Jika mereka
tidak mampu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup sekitarnya maka
ancaman kepunahan akan terjadi. Mereka yang mampu bertahan hidup tentu akan
sanggup untuk melanjutkan kehidupan dan melahirkan generasi penerus. Kemampuan
untuk mempertahankan diri terutama dalam menyesuaikan terhadap kondisi alam
yang terus berubah serta kemampuan dalam memperoleh makanan untuk kelangsungan
hidup menyebabkan terjadinya perubahan fisik. Hal ini terjadi baik pada
binatang, tumbuhan dan juga manusia. Secara perlahan-lahan bentuk fisik manusia
mengalami perubahan sehingga mencapai bentuk seperti kita sekarang ini.
B. Awal Kehidupan Sosial, Ekonomi dan Budaya
di Indonesia
Manusia
adalah mahluk yang memiliki perbedaan dengan binatang. Perbedaan utama manusia
dengan binatang adalah manusia memiliki akal sedangkan binatang tidak. Akal
yang dimiliki oleh manusia itulah yang menjadi penyebab utama kehidupan manusia
mengalami perkembangan. Perkembangan ini terjadi ketika manusia berinteraksi
dengan lingkungan alam. Dengan akal yang dimilikinya, manusia mencoba
memecahkan tantangan alam yang dihadapinya. Sedangkan binatang, dalam
menghadapi tantangan cenderung melakukan adaptasi secara fisik. Misalnya di
daerah yang beriklim dingin binatang memiliki kulit yang tebal, di dalam air
binatang memiliki sirip dan insang untuk bernapas, dan yang lainnya. Binatang
yang tidak mampu beradaptasi dengan alam cenderung akan punah. Adaptasi yang
dilakukan oleh manusia dalam berinteraksi dengan tantangan alam, lebih banyak
menggunakan akal.
Manusia
dengan akal yang dimilikinya, mencoba berpikir bagaimana memecahkan tantangan
hidup yang dihadapi yang disebabkan oleh kondisi alam. Jawaban yang dilakukan
oleh manusia dalam menghadapi tantangan tersebut, yaitu dengan menciptakan
berbagai peralatan hidup. Manusia secara fisik tidak melakukan adaptasi seperti
yang terjadi pada binatang. Perkembangan yang terjadi justru pada alatalat
kehidupan yang digunakan.
Dari zaman ke zaman, peralatan kehidupan
manusia berkembangan. Perkembangan itu terjadi, mulai dari yang sederhana
hingga yang kompleks. Perubahan terjadi mulai dari bahan yang digunakan hingga
pada bentuk, misalnya mulai dari bahan yang menggunakan batu, tulang, kayu,
hingga logam dan besi. Dari segi bentuk, mulai dari yang kasar hingga yang
halus, mulai dari bentuk hiasan yang sederhana hingga menjadi hiasan yang
indah. Peralatan-peralatan yang diciptakan oleh manusia merupakan hasil
kebudayaannya. Perkembangan kehidupan manusia, terjadi bukan hanya pada
hubungan manusia dengan lingkungan alam. Interaksi di antara sesama manusia
mengalami perkembangan pula. Interaksi ini terjadi disebabkan oleh adanya
saling membutuhkan di antara individu-individu, karena secara fitrahnya manusia
merupakan makhluk sosial. Tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri. Interaksi
manusia akan melahirkan bentuk kehidupan sosial, ekonomi, dan keluarga.
Kebutuhan
yang menjadi dasar hubungan antarmanusia dapat berupa kebutuhan yang bersifat
materi maupun nonmateri. Kebutuhan nonmateri, misalnya kebutuhan biologis.
Hubungan manusia yang berdasar pada kebutuhan biologis akan melahirkan suatu
perkawinan, yang kemudian membentuk suatu keluarga. Pembentukan keluarga akan
berkembang pada pembentukan kelompok masyarakat yang lebih luas.
Di antara anggota keluarga atau kelompok
masyarakat akan terjadi ketergantungan kebutuhan materi. Hubungan materi ini
akan melahirkan kehidupan ekonomi. Kebutuhan ekonomi dalam suatu kelompok
keluarga dilakukan biasanya melalui pembagian kerja. Pada kelompok keluarga
manusia purba, biasanya kaum laki-laki mencari berburu ke hutan mencari
binatang untuk dijadikan makanannya. Mereka berburu secara berkelompok, dengan
tujuan demi keamanan. Sedangkan kaum wanita dan anak-anak biasanya hanya
mencari makanan atau tumbuh-tumbuhan di sekitar tempat tinggal sementara
mereka. Kehidupan sosial dan ekonomi merupakan dua aspek kehidupan yang saling
berkait. Sebagaimana telah dikemukakan, kehidupan manusia purba mencari makanan
secara berkelompok.
Dalam mencari makanan ini pun kemudian
mengalami perkembangan. Semula mereka bergantung pada alam, lambat laun mereka
mengolah sumber makanan yang disediakan oleh alam. Hal ini terjadi disebabkan
sumber makanan yang disediakan oleh alam memiliki ketersediaan yang menipis dan
terbatas. Dampak dari ini pula, manusia mengalami perkembangan dalam hal tempat
tinggal. Semula, hidupnya berpindah-pindah, kemudian menjadi menetap. Dengan
demikian kehidupan sosial ekonomi pun mengalami perubahan. Kebutuhan nonmateri
lainnya yaitu kepercayaan.
Kehidupan
kepercayaan manusia pun mengalami perkembangan. Suatu kepercayaan pada manusia,
biasanya timbul disebabkan adanya keyakinan pada diri manusia terhadapnya
kekuatankekuatan gaib yang menguasai kehidupan manusia. Kekuatan gaib tersebut
dapat dipersonifikasikan ke dalam benda-benda fisik yang ada di sekitarnya,
misalnya pohon, batu, bahkan juga binatang. Benda-benda tersebut dianggap
keramat. Sebagai wujud adanya kepercayaan maka lahirlah kegiatan-kegiatan
ritual atau upacara-upacara penyembahan.Upacara penyembahan pun mengalami
perkembangan mulai dari menyembah terhadap benda-benda yang dianggap memiliki
kekuatan yang gaib, sampai dengan mempercayai adanya Dewa dan Tuhan.
C. Kebudayaan Dongson, Sahuyinh dan india
Pada
zaman pra sejarah, diperkirakan kebudayaan Indonesia sudah memiliki hubungan
dengan kebudayaan luar. Hubungan dengan luar ini memberikan perkembangan
terhadap kebudayaan yang ada di Indonesia. Bukti yang menunjukkan adanya
hubungan tersebut dapat dilihat dari alat-alat yang dihasilkan.
Alat-alat
yang dihasilkan memilik persamaan dengan yang ada di Indonesia. Kebudayaan luar
yang memiliki kesamaan di antaranya yaitu kebudayaan Dongson, Sahuyinh, dan
India. Perkembangan kebudayaan zaman perundagian dipengaruhi oleh kebudayaan
Dongson. Kebudayaan yang dipengaruhinya terutama alat-alat yang dibuat dari
perunggu. Penemuan kebudayaan Dongson pertama kali dilakukan oleh Payot. Pada
tahun 1924, dia mengadakan penggalian kuburan di Dongson (Vietnam). Benda-benda
yang ditemukan dalam penggalian ini antara lain nekara, bejana, ujung tombak,
kapak, dan gelang-gelang. Ternyata, benda-benda yang ditemukan tersebut
memiliki kesamaan dengan yang ditemukan di Indonesia; bejana serupa dengan yang
ditemukan di Kerinci dan Madura, belati di Flores. Dengan demikian antara
Dongson dan Indonesia ada hubungan budaya.
Perkembangan
kebudayaan Sahuyinh berkaitan dengan pembuatan gerabah. Pembuatan gerabah pada
zaman perundagian masih dianggap penting, walaupun sudah berkembang teknik penuangan
logam. Sahuyinh merupakan kompleks penemuan gerabah di Vietnam. Karakteristik
gerabah yang ditemukan di Sahuyinh yaitu memiliki teknik “tatap-batu”. Tatap
itu dibalut dengan tali (digulung dengan tali) sehingga hiasan yang dihasilkan
oleh tatap berupa pola tali. Pola hias yang dimilikinya yaitu berupa pola tali,
pola keranjang (anyaman), pola geometrik yang dilakukan dengan menggores,
pengumpaman permukaan gerabah, dan pengolesan gerabah dengan warna merah dan
putih.
Gerabah
kadang-kadang dihias dengan cara menekankan pinggiran kulit kerang pada
permukaan yang masih basah. Pola-pola geometrik seringkali disusun dalam
komposisi pita-pita yang horizontal atau vertikal pada dinding gerabah. Teknik
pembuatannya dengan pemakaian roda pemutar.
Gerabah yang ditemukan di Sahuyinh memiliki
kesamaan pola yang ditemukan di Indonesia. Kesamaan pola tersebut terutama
terdapat pada penemuan di kompleks gerabah Buni Bekasi, Gilimanuk di Bali, dan
Kalumpang pinggir sungai Karama di Sulawesi. Kebudayaan India belum begitu
menyebar luas di Indonesia pada masa prasejarah.Penyebaran kebudayaan India
secara luas baru dimulai pada zaman sesudah prasejarah, yaitu pada zaman
Hindu-Buddha. Diduga kebudayaan India berpengaruh pada zaman prasejarah yaitu
pada kebudayaan kapak lonjong.
Bab 2
Peradaban Awal Masyarakat di Dunia yang
Berpengaruh Terhadap Peradaban Indonesia
Sungai Nil terbentang
dari Pegunungan Kilimanjaro (Sudan) hingga Laut Tengah dengan panjang kira-kira
5000 km. Sungai ini merupakan hadiah bagi bangsa Mesir karena daerah di
sekilingnya adalah gurun pasir yang luas, apabila terjadi hujan akan terjadi
bah yang membawa lumpur-lumpur mineral. Dari lumpur inilah tanah sangat cocok
untuk dijadikan lahan bercocok tanam.
Keterasingan bangsa Mesir dengan kondisi geografis yang sebelah kiri dan kanan Sungai Nil adalah Gurun Nubia sangat tidak menguntungkan, namun mereka mampu bekerjasama dalam sebuah kelompok yang tangguh dan menciptakan sebuah peradaban. Di lain sisi, kondisi ini memberikan keamanan bagi bangsa Mesir dari serangan luar.
Keterasingan bangsa Mesir dengan kondisi geografis yang sebelah kiri dan kanan Sungai Nil adalah Gurun Nubia sangat tidak menguntungkan, namun mereka mampu bekerjasama dalam sebuah kelompok yang tangguh dan menciptakan sebuah peradaban. Di lain sisi, kondisi ini memberikan keamanan bagi bangsa Mesir dari serangan luar.
Kuil
Dewa Horus.
|
Pola
hidup bangsa Mesir sangat menggantungkan diri kepada kondisi Sungai Nil,
apabila musim hujan mereka akan bercocok tanam dan apabila musim kemarau mereka
akan menghindar. Kemampuan bercocok tanam ini bertahan lama sampai jumlah
populasinya bertambah banyak dan mengharuskan bangsa Mesir mengembangkan sistem
pengaturan air yang baik dan bisa dipergunakan setiap saat. Adanya kerja sama
antar individu membentuk sebuah kelompok kecil dan berkembang menjadi kelompok
besar yang memerlukan sebuah aturan dalam organisasi yang teratur.
Bangsa
Mesir mengenal banyak dewa (politheisme), juga mengenal kepercayaan bahwa roh
orang mati tidak akan meninggal. Malah mereka mengenal hewan-hewan suci yang
dianggap sakral, seperti terlihat dalam beberapa lukisan dan patung hewan
berkepala manusia dan manusia berkepala hewan.
Dewa-dewa
yang dipuja bangsa Mesir antara lain:
(a)
Dewa Osiris sebagai dewa tertinggi
(b)
Dewa Ra sebagai dewa matahari
(c)
Dewa Thot sebagai dewa pengetahuan
(d)
Dewa Horus, anak Dewa Osiris
(e)
Dewa Amon sebagai dewa bulan
Sebagai
penguasa kehidupan politik dan keagamaan dipegang oleh firaun, Firaun (Pharaoh)
ini diistimewakan karena dianggap Dewa Horus, perantara manusia dengan dewa dan
pemelihara Sungai Nil.
Sepanjang
Lembah Sungai Nil terbagi dalam dua wilayah yaitu Sungai Nil Hulu dan Sungai
Nil Hilir, pada masing-masing daerah terbentuk kelompok yang terpisah. Kedua
wilayah ini dapat dipersatukan oleh Menes dengan bentuk kerajaan dan beribukota
Memphis pada tahun 3000 SM. Menes inilah yang menjadi raja Mesir Kuno.
a. Mesir Tua
Raja-raja
Mesir diberi gelar Firaun atau Pharaoh. Firaun memiliki hak yang tidak terbatas
dengan tujuan memberi kedamaian dan kemakmuran bagi bangsanya. Kerajaan Mesir
Tua beribukota Memphis. Pada zaman Mesir Tua, sudah dibangun makam-makam raja
dalam bentuk piramid dan patung dari batu. Piramid ini dibuat oleh rakyat
karena kepercayaan bahwa raja Mesir adalah titisan dewa.
Raja-raja yang termasyhur pada zaman ini di antaranya Khufu, Kefre, dan Menkaure. Setelah raja-raja tersebut meninggal, kondisi keamanan di Mesir menjadi lemah, hal ini disebabkan oleh adanya perubahan kepercayaan rakyat bahwa raja adalah keturunan dewa dan timbulnya kerajaan-kerajaan kecil.
Raja-raja yang termasyhur pada zaman ini di antaranya Khufu, Kefre, dan Menkaure. Setelah raja-raja tersebut meninggal, kondisi keamanan di Mesir menjadi lemah, hal ini disebabkan oleh adanya perubahan kepercayaan rakyat bahwa raja adalah keturunan dewa dan timbulnya kerajaan-kerajaan kecil.
b. Mesir
Pertengahan
Setelah
terjadi perpecahan, Mesir kembali disatukan oleh raja Sesotris III dari Thebe.
Bahkan Sesotris III mengembangkan wilayahnya dengan menguasai Nubia dan
Palestina. Pada masa pemerintahan Amenemhet III terjadi penambangan emas di
Gurun Sinai dan mendirikan kelompok besar istana yang dinamakan
labyrinth.
Setelah kematian Amenemhet III, muncul serangan dari bangsa Hykos yang berasal dari Palestina dan mereka dapat menguasai Mesir. Kedatangan bangsa Hykos memperkenalkan teknologi peralatan dari perunggu, seperti peralatan pertanian, senjata dan alat rumah tangga. Bangsa Hykos menetapkan Kota Awaris sebagai ibukota Mesir yang baru.
Setelah kematian Amenemhet III, muncul serangan dari bangsa Hykos yang berasal dari Palestina dan mereka dapat menguasai Mesir. Kedatangan bangsa Hykos memperkenalkan teknologi peralatan dari perunggu, seperti peralatan pertanian, senjata dan alat rumah tangga. Bangsa Hykos menetapkan Kota Awaris sebagai ibukota Mesir yang baru.
c. Mesir Baru
(Muda)
Bangsa
Mesir dapat merebut kembali kekuasaannya dari bangsa Hykos. Raja yang paling
berjasa dalam perebutan kekuasaan dari bangsa Hykos adalah Firaun Ahmosis
karena ia sendiri yang memimpin serangan. Kekuasaan Mesir sempat meluas ke
Babylonia, Assyria, Cicillia, Cyprus pada saat kekuasaan Tutmosis II. Antara
tahun 1367-1350 SM pada masa pemerintahan Amenhotep IV atau Akhenaton dan
Nefertiti mengajarkan monotheisme kepada bangsa Mesir dengan menganggap Dewa
Matahari sebagai satu-satunya dewa.
Akibat
adanya pertentangan dengan para pendeta agama Amon, Amenhotep IV memindahkan
ibukota dari Thebe ke Al Amama. Setelah Amenhotep IV meninggal, perselisihan
tentang agama tidak terjadi lagi dan pendeta menunjuk Tut-Aankh-Amon atau
Tutankhamon sebagai firaun dan diharuskan tunduk kepada pendeta agama Amon.
Kekuasaan Mesir akhirnya selalu digantikan oleh negara lain yang
menjatuhkannya. Ini terjadi sejak pemerintahan Raja Ramses III (1198-1167 SM)
berakhir.
a. Hieroglyph
Hieroglyph
adalah nama huruf kebudayaan Mesir Kuno. Bentuk hurufnya dalah piktograf dimana
setiap gambar mewakili satu huruf. Hieroglyph ini ditulis pada sebuah media
kertas dari papirus, tumbuhan, atau dipahat.
b. Astronomi
Kehidupan
agraris banga Mesir memengaruhi terhadap pengetahuannya yang tinggi. Untuk
mengetahui waktu bercocok tanam, panen atau berdagang dilihat dari siklus musim
yang datang setiap tahunnya.
c. Sistem
pengawetan
Kepercayaan
bahwa roh yang meninggal masih tetap berada pada jasadnya apabila tidak rusak.
Dari kepercayaan ini timbul usaha untuk mengawetkan orang yang sudah meninggal
dengan menggunakan rempah-rempah atau ramuan lainnya supaya tidak tercium bau
busuk.
d. Arsitektur
Peninggalan-peninggalan
Mesir berupa patung dan bangunan yang besar menunjukkan adanya teknologi
pembuatannya, apalagi semua ukuran patung dan bangunan tersebut berukuran
besar, seperti piramid (makam para firaun), sphinx (singa berkepala manusia
sebagai lambang kekuatan dan kebijaksanaan) dan obelisk (tugu batu untuk memuja
Dewa Amon Ra).
B.
Peradaban Lembah Sungai Indus
Awal
dan akhir Peradaban Lembah Sungai Indus (India Kuno) – Sungai Indus berada di
wilayah Pakistan. Sungai ini memiliki banyak anak sungai yang berasal dari
wilayah Punjab di Pakistan Utara. Sungai Indus mengalir melalui Pakistan dan
menyebabkan tanah di daerah tersebut menjadi subur. Sungai tersebut bermuara di
Laut Arab.
1. Pendukung
kebudayaan
Berdasarkan
dari peninggalan yang ditemukan, dapat dinyatakan bahwa pendukung peradaban Sungai
Indus adalah bangsa Dravida. Bangsa Dravida adalah penduduk asli India dengan
ciri-ciri berkulit hitam, berambut kerinting, dan berhidung pesek. Sisa-sisa
bangsa Dravida ini masih dapat ditemukan di Dataran Tinggi Dekan di India
Selatan.
2. Hasil kebudayaan
Sungai Indus
Penelitian
terhadap kawasan Lembah Sungai Indus dilakukan oleh arkeolog Inggris yang
bernama Sir John Marshall. Penelitian tersebut berhasil menemukan peninggalan
reruntuhan dua kota yang menakjubkan. 2 kota menakjubkan yang berhasil ditemukan
di Sungai Indus adalah kota Mohenjodaro dan kota Harappa.
Kedua
kota tersebut diperkirakan berdiri sekitar tahun 3000 SM dan mengalami
kehancuran pada tahun 1500 SM. Berdasarkan hasil penelitian Sir John Mashall
menunjukkan bahwa masyarakat Mohenjodaro dan Harappa memiliki kebudayaan yang
tinggi dizamannya. Hal ini terbukti dari kemampuan mereka membangun kota
menurut tata kota yang teratur.
Kota-kota
tersebut dilengkapi dengan bangunan kuil, perumahan, pasar, dan lumbung.
Disamping itu, juga terdapat jalan besar yang lurus dan saluran pembuangan air
di bawah tanah.
Adapun
benda-benda yang ditemukan di kota Mohenjodaro adalah arca seorang pendeta
berjanggut yang memakai pita yang melingkari kepalanya dan berpakaian berhias
gambar-gambar yang menyerupai daun semanggi.
Juga
ditemukan arca berbentuk gadis penari yang terbuat dari perunggu, sedangkan di
Kota Harappa ditemukan beberapa arca yang masih sempurna bentuknya dan dua
tokoh Torso (arca yang telah hilang kepalanya).
Berdasarkan
dari penggalian di Lembah Sungai Indus, juga ditemukan hasil kebudayaan sebagai
berikut :
1.
Kalung
yang terbuat dari emas.
2.
Senjata
yang terbuat dari logam.
3.
Lempengan
tanah liat bertuliskan huruf piktogram.
4.
Kereta
kecil yang terbuat dari tanah liat yang dibakar (terracota/terakota).
5.
Sejumlah
materai yang terbuat dar tanah liat dengan hiasan yang bermacam-macam seperti
gambar perempuan, buaya, gajah dan badak.
6.
Kolam
pemandian besar dengan ukuran 45 x 22.5 meter yang dilengkapi dengan pipa-pipa
air.
7.
Kompleks
perumahan dan fasilitas umum berupa pasar, gudang, tempat peleburan logam,
tempat pertemuan, lumbung, dan kuil.
3. Pemerintahan
a. Candragupta
Maurya
Raja
pertama Kerajaan Maurya adalah Candragupta Maurya. Pada masa pemerintahannya
daerah kekuasaan Kerajaan Maurya diperluas ke arah timur, sehingga sebagian
besar daerah India bagian utara menjadi bagian dari kekuasaan Candragupta.
Dalam
waktu yang singkat wilayah Kerajan Maurya sudah mencapai daerah yang sangat
luas (daerah Kashmir di sebelah barat dan Lembah Sungai Gangga di sebelah
timur). Raja Candragupta juga berhasil membebaskan India dari kekuasaan pasukan
Iskandar Zulkarnaen.
b. Ashoka
Ashoka
adalah cucu Candragupta Maurya. Kerajaan Maurya mencapai puncak kejayaan pada
masa Raja Ashoka. Pada masa pemerintahannya, agama Buddha berkembang dengan
pesat, bahkan dijadikan sebagai agama negara.
Raja
Ashoka berhasil menguasai Kalingga dan Dekan, namun setelah Ashoka menyaksikan
korban bencana perang, Ashoka menyesal. Dan sejak saat itu ia tidak lagi
melakukan peperangan, bahkan mencita-citakan perdamaian dan kebahagiaan umat
manusia.
Setelah
Raja Ashoka meninggal, kerajaan terpecah-pecah menjadi kerajaan kecil. Baru
pada abad ke-4 Masehi muncul seorang raja yang berhasil mempersatukan
kerajaan-kerajaan kecil dan berdirilah Kerajaan Gupta dengan rajanya
Candragupta I.
c. Sistem
kepercayaan
Kepercayaan
masyarakat Lembah Sungai Indus politeisme. Dewa utama yang disembah oleh
masyarakat Lembah Sungai Indus adalah Dewi Ibu. Hal itu dapat
diketahui dengan ditemukannya patung Dewi Ibu yang terbuat dari tanah liat.
Dewi Ibu merupakan perwujudan dari dewi kesuburan. Penyembahan terhadap Dewi
Ibu dilatarbelakangi oleh kehidupan masyarakat Lembah Sungai Indus yang
bersifat agraris.
d. Akhir
peradaban
Peradaban
Lembah Sungai Indus mengalami keruntuhan pada tahun 1500 SM. Keruntuhan
tersebut disebabkan karena adanya banjir Sungai Indus dan adanya serangan dari
bangsa Aria yang berasal dari Asia Tengah. Bangsa Dravida terdesak ke daerah
Dataran Tinggi Dekan yang kurang subur. Sedangkan bangsa Aria menjadi penghuni
baru Lembah Sungai Indus.
C. Peradaban
Lembah Sungai Kuning
1. Letak
Geografis Cina
Secara
garis besar, letak geografis Cina dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
a.
Lembah
Sungai Hwang Ho (Sungai Kuning)
Sungai
Hwang Ho dianggap berkah bagi bangsa Cina, lahan-lahan di sekitar sungai
menjadi subur setelah terjadi banjir yang membawa lumpur-lumpur. Aliran Sungai
Huang Ho dari hulu yang berada di Kwen Lun (Tibet) sampai muara Teluk Tsi-Li.
b.
Lembah
Sungai Yang Tse
Lembah
Sungai Yang Tse merupakan pusat pertanian sehingga banyak ditemui kota-kota di
sekitarnya. Sungai Yang Tse memiliki sumber di Pegunungan Kwen Lun (Tibet) dan
bermuara di Laut Cina Timur.
c.
Cina
Selatan
Di
daerah ini banyak ditemukan bahan timah. Daerah ini sebagai bukti bahwa bangsa
Cina di masa prasejarah sudah mampu membuat perkakas dari bahan-bahan logam.
Kekayaan alam Cina yang begitu melimpah
menyebabkan kemajuan kebudayaan yang cepat dan beragam. Mengalirnya Sungai
Hwang Ho dan Sungai Yang Tse merupakan sumber kehidupan bangsa Cina dengan cara
bercocok tanam dan beternak.
Tantangan
cara hidup bertani mendorong bangsa Cina membuat perkakas pertanian dari bahan
logam, apalagi ditunjang dengan wilayah Cina Selatan yang kaya akan barang
tambang, seperti besi timah, emas dan tembaga. Selain menjadi perkakas
pertanian, logam pun diolah menjadi perabot rumah tangga seperti periuk,
tombak, pisau dan lain-lain. Cepatnya kemajuan bangsa Cina di bidang teknologi
pertanian mendorong terbentuknya kerajaan, dinasti yang pertama adalah dinasti
Hsia.
a. Dinasti
Shang (1523-1027 SM)
Dinasti
Shang merupakan dinasti tertua di negeri Cina, namun tidak adanya bukti
tertulis maka pada zaman itu bisa dikategorikan sebagai masa prasejarah. Setelah
dinasti Hsia runtuh, muncul Dinasti Shang dengan ibukota Anyang (sebelah Utara
Lembah Sungai Hwang Ho). Posisi wilayah kerajaan ini sangat aman, terutama
ditunjang oleh kondisi geografi yang tidak mendukung adanya serbuan dari luar,
sebelah Barat sampai Barat Daya dikelilingi oleh pegunungan, sebelah Utara
adalah padang Gurun Gobi dan sebelah Timur dan Selatan adalah Laut
Pasifik.
Pada
zaman Dinasti Shang muncul kepercayaan menyembah banyak dewa, sebagai dewa
tertinggi adalah dewa langit Shang Ti, tetapi bangsa Cina tidak meninggalkan
kepercayaan kepada roh nenek moyang.
b. Dinasti Chou
(1027 – 256 SM)
Dinasti
Chou menggantikan Dinasti Shang setelah terjadi perebutan kekuasaan dengan
alasan raja dari Dinasti Shang dianggap salah mengurus negara dan telah meninggalkan
mandat dari Dewa Langit. Sebagai ibukota dipilih Kota Hao. Kondisi sosial dalam
masyarakat semasa Dinasti Shang sudah terbentuk, secara tidak disadari telah
terbentuk dua golongan, yaitu golongan bangsawan dan golongan rakyat biasa.
Adanya
kondisi ini melahirkan sistem feodalisme yang diterapkan pada masa Dinasti
Chou. Sistem pemerintahan pada Dinasti Chou dikuasai secara terpusat di bawah
kekuasaan Kaisar, dan daerah-daerah yang dikuasai raja dipimpin oleh raja
bawahan (Raja Vazal) sebagai pembantu. Sistem seperti ini, Raja Vazal selalu
menekan kepada rakyatnya untuk membayar upeti dan memperkuat daerahnya sendiri
dengan membentuk pasukan militer yang menguasai daerah-daerah tetangga yang
lemah dengan alasan memperkuat kekuatan pusat apabila dibutuhkan.
Adanya
serangan bangsa barbar dari sebelah barat Cina ke ibukota Hao, menyebabkan
dipindahkannya ibukota ke Loyang di sebelah Timur. Akibat serangan ini
memperlemah kekuatan Dinasti Chou ditambah lagi dengan lemahnya kekuatan pusat
yang beralih ke daerah maka tahun 770 SM terjadi pergantian kekuasaan oleh
persekutuan raja-raja Vazal. Karena lemahnya kerajaan, pada tahun 480 SM Cina
terbagi menjadi tiga penguasa, yaitu Chi di Shantung, Chu di bagian Utara
Sungai Yang Tse dan Chin di Lembah Sungai Hwang Ho. Kondisi pemerintahan
seperti ini melahirkan para tokoh filsafat, di antaranya Lao Tse, Kong
Fu Tse, Meng Tse, dan lain-lain.
Untuk
menahan serangan bangsa Barbar,
Kaisar Shih Huang Ti membangun tembok besar Cina |
c. Dinasti Chin
(221 – 206 SM)
Di
antara tiga penguasa, Chin adalah penguasa yang agresif dan mengalahkan
kekuatan lainnya. Barulah tahun 221 SM, Pangeran Cheng sebagai penguasa Chin
membeli wilayah untuk kekuasaanya dari Manchuria sampai Yang Tse.
Keberhasilannya itu, Pangerang Cheng menamai dirinya Shih Huang Ti (Kaisar
Pertama).
Kebijakan-kebijakan
yang pernah dikeluarkan oleh Shih Huang Ti selama berkuasa, yaitu:
(1)
Penghapusan sistem feodalisme dan raja vazal.
(2)
Sistem birokrasi terpusat, dengan seorang gubernur untuk mengatur provinsi.
(3)
Menyusun tulisan yang seragam.
(4)
Memperluas wilayah Cina, bahkan hingga Korea.
(5)
Memerintahkan pembangunan tembok Cina, untuk menahan serangan tentara Mongol
dari Utara.
(6)
Pengaturan takaran dalam perdagangan.
(7)
Petani dan masyarakat golongan biasa dikenai wajib militer, pajak tinggi dan
kerja paksa.
(8)
Menghancurkan faham Kong Fu Tse dengan membunuh sarjana dan membakar buku-buku
ajarannya.
Shih
Huang Ti wafat tahun 210 SM, terjadi kekacauan di provinsi yang diakibatkan oleh
keserakahan para gubernur dan bangsawan yang ingin mengambil kekuasaan di Cina,
dan timbulnya pemberontakan rakyat terhadap sistem yang diterapkan oleh Shih
Huang Ti. Salah seorang petani bernama Liu Pang berhasil mengatasi kekacauan
dan menduduki tahta kerajaan dengan mendirikan Dinasti Han.
d. Dinasti Han
(206 SM – 221 M)
Kedekatan
Liu Pang kepada rakyat dan pendidikan, ajaran Kong Fu Tse dihidupkan kembali
bahkan ajarannya dipakai sebagai seleksi calon pegawai negara dan kenaikan
jabatan, sistem feodalisme dikekang, penghapusan pajak, dan pembangunan irigasi
dan jalan yang baru.
Dinasti
Han, tetap mempertahan tradisi dinasti-dinasti sebelumnya untuk memperluas
wilayah Cina, bahkan pada saat kekuasaan kaisar Wu Ti menghasilkan sebuah
imperium yang luas hingga ke Korea, Turkestan, sebagian India dan IndoCina.
Berkat
imperium ini, terjadi hubungan perdagangan antara Cina dan India sehingga
terjadi percampuran kebudayaan dan dimulainya masuk ajaran agama Buddha. Jalur
perdagangan Cina dengan Asia Tengah menggunakan Jalur Sutera, yaitu jalur
perjalanan dari Cina ke Asia Tengah melalui India Utara. Adanya kerawanan
keamanan selama perjalanan, jalur perdagangan diganti melalui laut melalui
Indonesia. Sepeninggal Wu Ti, Cina mengalami kemunduran akibat kebijakan yang
tidak menguntungkan orang kaya dengan cara penghapusan budak, pembagian
pemilikan tanah dan penetapan harga. Kehancuran Dinasti Han terjadi pada tahun
221 SM.
e. Dinasti
T’ang (618 – 906 M)
Pada
zaman Dinasti T’ang bangsa Cina mengalami kejayaan kembali yang sebelumnya
telah hancur dan terpecah-pecah menjadi negara kecil. Kemajuan Dinasti T’ang
ditunjang kedekatannya kepada para petani dan kaum bangsawan dengan
diberlakukannya Undang-undang tentang pembagian tanah dan perpajakan. Wilayah
Cina diperluas hingga ke Persia dan Laut Kaspia sehingga terjalin hubungan
perdagangan dengan Asia Tengah. Dari perdagangan inilah masuknya agama Kristen
dan Islam ke daratan Cina.
Ilmu
pengetahuan bangsa Cina diketahui dari tulisan-tulisannya yang berbentuk gambar
(piktograf). Tulisan ini menunjukkan lambang dari suatu kata atau kalimat,
sehingga komunikasi antar daerah bisa terwujud apalagi daerah yang ditempati
oleh kelompok-kelompok terpisah-pisah. Pada awalnya tulisan-tulisan ditulis di
kayu, kulit, bambu, dan bahkan tulang binatang.
Kemajuan
lain bangsa Cina dapat dirasakan dengan banyaknya sisa-sisa peninggalannya dari
bahan logam yang kemudian diperdagangkan hingga ke luar negeri. Iklim di Cina
mengenal empat musim, adanya keteraturan pergantian musim dimanfaatkan dengan
membuat penanggalan dan ilmu perbintangan sehingga dapat dipakai untuk
keperluan pola tanam pertanian, perdagangan dan pelayaran. Penemuan swipoa
adalah salah satu bentuk keahlian bangsa Cina di bidang matematika yang
digunakan untuk mempercepat perhitungan saat berdagang.
5. Ilmu Filsafat
Pada
masa Dinasti Chou muncul beberapa tokoh filsafat, tiga diantaranya merupakan
yang terbesar, yaitu Lao Tse, Kong Fu Tse dan Meng Tse.
a. Lao Tse
Lao
Tse merupakan pencetus dasar-dasar Tao (Tao artinya jalan) dalam buku yang
berjudul Tao Tse Ting. Oleh karena itu, ajaran Lao Tse dikenal dengan nama
Taoisme. Dalam Taoisme, manusia diharuskan untuk pasrah terhadap hal-hal yang
dialaminya dan selalu menjalankan kehidupannya dengan baik karena senang
ataupun susah tidak ada bedanya, yang penting adalah cara menjalaninya yang
harus diperbaiki. Taoisme mengajarkan tentang keseimbangan alam dengan yin
dan yang. Yin adalah unsur-unsur negatif misalnya: malam, gelap,
dingin, perempuan. Yang adalah unsur-unsur positif, misalnya siang, terang,
panas, laki-laki.
b. Kong Fu Tse
Ajaran
Kong Fu Tse mengacu pada ajaran Taoisme yang mengharuskan adanya keselarasan
dalam kehidupan bermasyarakat. Kong Fu Tse memusatkan ajarannya pada kehidupan
sehari-hari, dan keluarga adalah inti dari masyarakat. Keselarasan hidup dalam
keluarga bisa dirasakan saat orang tua menyayangi anak, anak menghormati orang
tua, laki-laki sebagai kepala keluarga, perempuan sebagai pengurus rumah
tangga. Pemikiran ini diterapkan pada sistem pemerintahan dimana raja harus
menyayangi rakyatnya begitu pula rakyat harus taat kepada raja.
c. Meng Tse
Meng
Fu Tse mengikuti ajaran gurunya, Kong Fu Tse. Ia mengajarkan bahwa rakyat boleh
mengingatkan raja dan memberontak apabila haknya diabaikan, begitu pula rakyat
harus tunduk, taat dan melaksanakan kewajiban yang diperintahkan oleh raja.
Timbal balik antara raja dan rakyat merupakan dasar-dasar kehidupan dalam
negara demokrasi, sama seperti yang pernah dilontarkan pula oleh Plato.
Sungai
Eufrat dan Tigris merupakan sungai yang bersumber dari Pegunungan Armenia
(Turki), keduanya berada di daerah Mesopotamia (sekarang Irak). Mesopotamia
adalah nama sebutan daerah yang diapit oleh dua sungai, meso berarti
tengah dan potamos artinya sungai. Daerah ini merupakan
daerah yang sering kena banjir di saat musim hujan, dengan begitu lumpur-lumpur
yang dibawa air menyebabkan lahan di sekitarnya menjadi subur.
Ketergantungan
bangsa-bangsa yang mendiami Lembah Sungai Eufrat dan Tigris disebabkan oleh
daerah yang mengelilinginya adalah gurun yang terbentang luas, yaitu Gurun
Elbrus dan Gurun Hamad. Tampak terlihat daerah Mesopotamia adalah lahan yang
paling subur dibandingkan sekelilingnya.
Kesuburan
tanah mendatangkan manusia untuk bertempat tinggal di daerah tersebut dengan
pencahariannya bercocok tanam. Banjir yang dialaminya dijadikan sebagai
tantangan untuk tetap bertahan hidup dengan membuat tanggul-tanggul penahan
banjir, kanal banjir dan saluran pertanian. Dari kondisi tersebut, muncul
peradaban, bahkan para ahli mempercayai bahwa mesopotamia adalah tempat asalnya
peradaban manusia di dunia.
Bangsa
Ubaid adalah bangsa pertama yang mendiami daerah tersebut pada tahun 5000 SM
dengan ditandai munculnya kota Kish, Eridu dan Ur. Kedatangan bangsa Sumeria
pada tahun 3000 SM membaur dengan bangsa Ubaid, lalu membangun sebuah kota
dengan rumah-rumah yang dibuat dari lumpur dan tanah liat.
(a) Kerajaan
Sumeria
Perkembangan
Kota Ur sangat pesat dan menyebabkan timbulnya sebuah tatanan sosial di
masyarakatnya. Bangsa Sumeria yang telah berbaur dengan bangsa asli membuat
sistem pemerintahan, makin lama makin berkembang dan mengembangkan sebuah
kerajaan.
Kerajaan
Sumeria diperintah oleh sebuah badan kerajaan yang memperoleh hak tinggi dalam
berbagai bidang, seperti politik, agama dan militer. Badan tersebut dipimpin
oleh seseorang yang dianggap menguasi daerah Sumeria, yang diberi gelar Lugal
(Lugal berarti raja). Patesi yang telah berkuasa di Kerajaan Sumeria antara
lain Patesi A-annipada, Patesi Umia, Patesi Urukagina dan Patesi Lunggal
zagisi. Kekuasaan patesi sangat berpengaruh terhadap dasar-dasar kehidupan
masyarakat, oleh karenanya kekuasaanya bisa berlangsung di Sumeria selama dua
abad.
(b) Kerajaan
Akkadia
Kerajaan
Akkadia berdiri tahun 2500 SM setelah Raja Sargon (bangsa Semit)
setelah berhasil menaklukan bangsa Sumeria di Mesopotamia. Kemudian memindahkan
ibukotanya dari Ur ke Agade. Usaha bangsa Akkadia menaklukan kerajaan Sumeria
berlangsung lama. Mereka datang dari derah gurun pasir dan menaklukan Kerajaan
Sumeria.
Beberapa
kebudayaan dan ilmu pengetahuan dari Sumeria diadopsi, diantaranya mengenai
ilmu kalender dan takaran. Bangsa Akkadia mengenal legenda-legenda
kepahlawanan, yakni legenda Adapa, Etana dan Gilgamesh yang mirip dengan cerita
manusia pertama Adam dan Hawa. Mereka juga mengenal
legenda air bah yang mirip dengan cerita Nabi Nuh namun dalam versi yang
berbeda. Dinasti Raja Sargon di Agade berkuasa 1 abad dan dihancurkan oleh Guti
pada tahun 2200 SM. Kerajaan Sumeria kembali berkuasa setelah Raja Ur-Nammu
mengalahkan Kerajaan Akkadia dan mengembalikan ibukota ke Ur.
(c) Kerajaan Babylonia Lama
Pada
tahun 2000 SM, Sumeria akhirnya dikuasai oleh bangsa Amoria. Pergantian ini
berlangsung lama setelah kekuasaan Dinasti Ur-Nammu mulai melemah dan sering
terjadi perebutan kekuasaan. Dinasti Amorit dipimpin oleh Sumuabum, ia
memindahkan ibukotanya ke Babylon. Raja Hammurabi adalah salah satu keturunan
dinasti Amorit yang terkenal dan menjadi raja besar setelah membentuk imperium
hingga Turki, Suriah dan Teluk Persia. Ia juga yang meletakkan hukum tatanan
masyarakat untuk kehidupan yang aman dan tenteram yang dikenal dengan Codex
Hammurabi. Hukum Hammurabi mengakomodasi kebudayaan bangsa Semit yang
menggunakan hukum pembalasan, seperti hilang nyawa diganti nyawa.
Raja
Babylonia runtuh setelah Raja Hammurabi wafat, lemahnya pengganti raja dan
seiringnya serangan dari bangsa Hittite. Kekuasaan bangsa Amoria digantikan
oleh bangsa Assyiria.
(d) Kerajaan
Assyria
Bangsa
Assyria termasuk bangsa nomaden bertempat di Arab bagian Utara. Kondisi alam
yang panas dan penuh tantangan menjadikan mereka bangsa yang kuat. Ibukotanya
saat itu ada di kota Assur. Kekuatan mereka digunakan untuk menguasai daerah
lain termasuk Mesopotamia. Semula mereka diwajibkan membayar pajak dan mengabdi
kepada Kerajaan Babylonia dan Hittite.
Pada
tahun 1350 SM di bawah pimpinan Assuruballit, Assyria mampu melepaskan
kewajiban tersebut dan dapat menyaingi Babylonia. Ketika dipimpin oleh Tiglath
Pletser I, Assyria dapat menguasai Babylonia yang sudah dikuasai bangsa
Hittite. Dengan kemenangan tersebut tumbuhlah Kerajaan Assyria beribukota
Niniveh. Salah satu rajanya yang termasyhur adalah raja Ashurbanipal yang mampu
mengembangkan wilayah kerajaannya meliputi Lembah Sungai Nil, Armenia, Damascus
dan Yunani. Kerajaan Assyria berkuasa selama dua abad, yaitu abad ke-9-7 SM,
keruntuhannya terjadi oleh serbuan bangsa Chaldea keturunan Babylonia.
(e) Kerajaan
Babylonia Baru
Kerajaan
Babylonia Baru lahir setelah Nabopalassar memimpin bangsa Chaldea menyerbu
Kerajaan Assyria pada tahun 612 SM. Kerajaan Babylonia Baru mengalami kejayaan
pada zaman Raja Nebukadnezar karena:
(1)
Meredam pemberontakan Yahudi di Palestina, dan mengirim ke pembuangan setelah
kalah perang;
(2)
Membuat jembatan untuk lalu lintas kota;
(3)
Membangun taman gantung.
Setelah
Nebukanedzar wafat, Babylonia runtuh oleh bangsa Medes dari Persia.
Darius
I Tengah Berburu Singa
|
(f) Kerajaan
Persia
Pada
awalnya bangsa Medes tinggal di Pegunungan Zagros (sebelah Utara Teluk Persia).
Mereka bangsa yang kuat dan merupakan ancaman bagi bangsa-bangsa yang ada di
sekitarnya. Sebagai bangsa nomaden, bangsa ini menyebar ke India dan Eropa
Barat. Tahun 539 SM berhasil menguasai kerajaan Babylonia Baru, namun tak lama
kemudian muncul Cyrus sebagai pemimpin bangsa Persia berhasil menaklukan
Babylonia Baru dan menyatukan kedua bangsa Medes dan Persia.
Anaknya
yang bernama Cambysses menaklukan Bangsa Mesir yang selanjutnya diganti oleh
Raja Darius. Raja Darius berhasil membawa Kerajaan Persia ke dalam kejayaan
dengan memperluas wilayahnya sampai ke Yunani. Sistem pemerintahan Darius
dipakai dalam sistem pemerintahan di dunia saat ini. Negara terdiri dari 20
provinsi yang masing-masing provinsi diperintah oleh satrap (gubernur) yang
ditunjuk oleh Raja.
Pada
zaman kekuasaan Kerajaan Persia di Mesopotamia tampil seorang tokoh agama yang
bernama Zoroaster yang mengajarkan bahwa kekuatan kebaikan dikuasai oleh Ahura Mazda
dan kekuatan kejahatan dikuasai oleh Ahriman. Kitab suci ajaran ini bernama
Avesta.
Bangsa Sumeria
mempercayai banyak dewa yang ditimbulkan oleh kondisi alam yang tidak stabil.
Diantara banyak dewa-dewa yang dikenal, tiga di antaranya merupakan dewa
tertinggi antara lain Dewa Anu (Dewa
Langit), Dewa Enlil (Dewa Bumi) dan Dewa Ea (Dewa Air).
Keberhasilan bangsa Sumeria menguasai daerah Mesopotamia diabadikan dalam sebuah mitologi kemenangan saat terjadi peperangan antara Dewa Marduk dengan Dewa Tiamat. Dewa Tiamat dianggap sebagai dewa petaka yang selalu membawa bencana banjir.
Keberhasilan bangsa Sumeria menguasai daerah Mesopotamia diabadikan dalam sebuah mitologi kemenangan saat terjadi peperangan antara Dewa Marduk dengan Dewa Tiamat. Dewa Tiamat dianggap sebagai dewa petaka yang selalu membawa bencana banjir.
(a)
Aksara
Sejak
berdirinya Sumeria, bangsa-bangsa yang mendiami Lembah Sungai Eufrat dan Tigris
sudah mengenal abjad dengan bentuk huruf paku dengan sebutan kuneiform.
Pengembangan huruf ini didapat pada peninggalan Babylonia sebuah prasasti batu
Undang-undang Hammurabi yang memuat 282 pasal, setiap pasalnya memuat peraturan
dan hukuman bagi pelanggarnya.
(b)
Kalender
Pergantian
musim menunjukkan pergantian bulan, untuk kepentingan masa bercocok tanam dan
panen mendorong timbulnya sistem penanggalan. Penanggalan waktu ini sudah
dikenal sejak Kerajaan Sumeria dan berkembang sejak Kerajaan Chaldea yang
membagi minggu dalam 7 hari, hari dalam 24 jam, sama seperti yang terjadi saat
ini.
(c)
Ilmu hitung
Bangsa
Sumeria sudah mengenal angka 60 (sexagesimal) bilangan dasar, susunan angka 60
dipakai sebagai besarnya derajat dalam 1 lingkaran, yakni 360 derajat yang
dianalogikan sama dengan peredaran bumi mengelilingi matahari dalam 1 tahun
yang terdiri dari 360 hari.
4. Peradaban
Yunani
Yunani
Kuno
adalah peradaban dalam sejarah Yunani yang dimulai
dari periode Yunani Arkais pada abad
ke-8 sampai ke-6 SM, hingga berahirnya Zaman Kuno dan dimulainya
Abad Pertengahan
Awal.Peradaban
ini mencapai puncaknya pada periode Yunani Klasik, yang mulai
berkembang pada abad ke-5 sampai ke-4 SM. Pada periode klasik ini Yunani
dipimpin oleh negara-kota Athena dan berhasil
menghalau serangan Kekaisaran Persia. Masa
keemasan Athena berakhir dengan takluknya Athena kepada Sparta dalam Perang Peloponnesos pada tahun
404 SM. Seiring penaklukan oleh Aleksander Agung, kebudayaan
Yunani, yang dikenal sebagai peradaban
Hellenistik,
berkembang mulai dari Asia Tengah sampai ujung
barat Laut Tengah.Istilah "Yunani Kuno" diterapkan pada wilayah yang menggunakan bahasa Yunani pada Zaman Kuno. Wilayahnya tidak hanya terbatas pada semenanjung Yunani modern, tapi juga termasuk wilayah lain yang didiami orang-orang Yunani, di antaranya Siprus dan Kepulauan Aigea, pesisir Anatolia (saat itu disebut Ionia), Sisilia dan bagian selatan Italia (dikenal sebagai Yunani Besar), serta pemukiman Yunani lain yang tersebar sepanjang pantai Kolkhis, Illyria, Thrakia, Mesir, Kyrenaika, Galia selatan, Semenanjung Iberia timur dan timur laut, Iberia, dan Taurika.
Oleh sebagian besar sejarawan, peradaban ini dianggap merupakan peletak dasar bagi Peradaban Barat.Budaya Yunani memberi pengaruh kuat bagi Kekaisaran Romawi, yang selanjutnya meneruskan versinya ke bagian lain Eropa. Peradaban Yunani Kuno juga sangat berpengaruh pada bahasa, politik, sistem pendidikan, filsafat, ilmu, dan seni, mendorong Renaisans di Eropa Barat, dan bangkit kembali pada masa kebangkitan Neo-Klasik pada abad ke-18 dan ke-19 di Eropa dan Amerika.
Tidak
ada kesepakatan yang tetap dan universal mengenai waktu awal dan akhir masa Antikuitas Klasik.
Biasanya dimulai sejak abad ke-8 SM sampai abad ke-6 M, atau sekitar 1300
tahun.
Antikuitas
Klasik di Yunani didahului oleh Zaman Kegelapan Yunani (1100 - 750 SM), yang secara
arkeologis dicirikan dengan gaya tembikar protogeometris
dan geometris, yang dilanjutkan oleh Periode Oriental,
yaitu pengaruh yang kuat terhadap Yunani dari budaya Suriah-Hittit, Asiria, Punisia dan Mesir.
Secara
tradisional, periode Arkais di Yunani kuno dimulai dari kuatnya
pengaruh Oriental pada abad ke-8 SM, yang merupakan salah satu faktor yang
menjadikan Yunani memiliki huruf alfabet
sendiri. Dengan alfabet, muncullah karya tulis Yunani kuno, yang paling
terkenal adalah buatan Homeros dan Hesiodos.
Setelah periode Arkais, dimulailah periode Klasik
sekitar 500 SM, yang pada gilirannya dilanjutkan oleh periode Hellenistik setelah kematian Aleksander Agung
pada 323 SM.
Sejarah Yunani pada Antikuitas Klasik dapat dibagi
menjadi beberapa periode berikut:
- Periode Arkais (750 - 500 SM) adalah ketika para seniman mmebuat patung berdiri dalam pose yang kaku dan keramat dengan 'senyum arkais'. Periode Arkais biasanya disebut bekahir dengan penggulingan kekuasaan tiran Athena yang terakhir pada 510 SM.
- Periode Klasik (500 - 323 SM) dicirikan dengan gaya yang oleh para pengamat berikutnya disebut sebagai contoh, atau klasik, misalnya Parthenon. Dalam politik, periode Klasik didominasi oleh Athena dan Liga Delos pada abad ke-5 SM, yang digantikan oleh Hegemoni Sparta pada awal abad ke-4 SM, sebelum kekuasaan beralih pada Thebes dan Liga Boiotia dan akhirnya pada Liga Korinthos yang dipimpin oleh Makedonia.
- Periode Hellenistik (323-146 SM) adalah ketika budaya dan kekuasaan Yunani menyebar sampai ke Timur Dekat dan Timur Tengah. Periode ini dimulai setelah kematian Aleksander Agung dan berakhir dengan penaklukan Yunani oleh Romawi.
- Yunani Romawi adalah periode yang berlangsung sejak Romawi menaklukan Korinthos dalam Pertempuran Korinthos pada 146 SM sampai didirikannya Bizantium oleh kaisar Konstantinus sebagai ibukota Kekaisaran Romawi pada 330 SM.
- Fase akhir Antikuitas adalah periode Kristenisasi dari akhir abad ke-4 M sampai abad ke-6 M, biasanya disebut berakhir setelah ditutupnya Akademi Neoplatonik oleh kaisar Yustinianus I pada 529 M.
f.
Periode
bersejarah di Yunani kuno adalah unik dalam sejarah dunia karena merupakan
periode pertama yang dibuktikan dengan adanya historiografi
yang layak, sedangkan protosejarah
dan sejarah
kuno yang lebih awal lebih banyak diketahui melalui bukti situasional, misalnya
annal, atau daftar raja, dan epigrafu pragmatis.
g.
Herodotos
dikenal secara luas sebagai "bapak sejarah", judul karyanya, Historia,
menjadi asal kata untuk history. Karya Herodotos ditulis antara 450 SM
sampai 420 SM dan cakupannya mencapai satu abad ke belakang, membahas
tokoh-tokoh bersejarah dari abad ke-6 seperti Darius I dari Persia, Kambises II
dan Psamtik III, serta menyinggung beberapa tokoh dari
abad ke-8 semisal Kandaules.
h.
Herodotos
dilanjutkan oleh para penulis semacam Thukydides,
Xenophon,
Demosthenes,
Plato
dan Aristoteles. Sebagian besar dari para penulis ini
adalah orang Athena atau pro-Athena, sehingga sejarah dan
politik kota Athena lebih banyak diketahui daripada kota-kota lainnya. Cakupan
mereka terbatas pada sejarah diplomasi, militer, dan politik, dan mengabaikan
sejarah ekonomi dan sosial
i.
Periode
Arkais dimulai pada abad ke-8 SM, ketika Yunani mulai bangkit dari Zaman
Kegelapan yang ditandai dengan keruntuhan peradaban Mykenai. Peradaban
baca-tulis telah musnah dan aksara Mykenai
telah dilupakan, akan tetapi bangsa Yunani mengadopsi alfabet Punisia, memodifikasinya dan menciptakan alfabet Yunani.
Sekitar abad ke-9 SM catatan tertulis mulai muncul.[7]
Yunani saat itu terbagi-bagi menjadi banyak komunitas kecil yang berdaulat,
terbentuk sesuai pola geografis Yunani, dimana setiap pulau, lembah, dan
dataran terpisah satu sama lain oleh laut atau pengunungan.[8]
j.
Perang Lelantin (710–650 SM) adalah konflik yang
berlangsung pada masa ini dan merupakan perang tertua yang berhasil
terdokumentasikan dari masa Yunani kuno. Konflik ini adalah pertikaian antara Polis
(negara kota)
Khalkis
dan Eretria
dalam memperebutkan tanah Lelantina yang subur di Euboia.
Kedua kota itu menderita kemunduran akibat lamanya perang, meskipun Khalkis
menjadi pemenangnya.
k.
Kaum saudagar
berkembang pada paruh pertama abad ke-7 SM, ditunjukkan dengan diperkenalkannya
mata uang koin
sekitar 680 SM.[9]
Hal ini nampaknya menimbulkan ketegangan pada banyak negara kota. Rezim kaum aristokrat
yang secara umum memerintah polis kini terancam oleh para saudagar kaya, yang
pada gilirannya menginginkan juga kekuasaan politik. Sejak tahun 650 SM, para
aristokrat harus berusaha supaya tidak digulingkan dan digantikan oleh tiran
populis. Kata ini berasal dari kata Yunani non-peyoratif,
τύραννος "("tyrannos"), bermakna 'penguasa tidak sah',
meskipun gelar ini berlaku baik untuk pemimpin yang bagus maupun yang buruk.[10][11]
l.
Populasi
yang bertambah dan kurangnya lahan nampaknya telah memicu perselisihan internal
antara kaum kaya dan kaum miskin di banyak negara kota. Di Sparta,
Perang Messenia terjadi dan akibatnya Messenia ditaklukan dan penduduknya dijadikan
budak. Perang ini dimulai pada paruh kedua abad ke-8 SM, dan merupakan suatu
tindakan tanpa pendahulu di Yunani kuno. Praktik ini memungkinkan terjadinya
revolusi sosial.[12]
Penduduk yang diperbudak, yang kemudian disebut helot,
dipaksa untuk bertani dan bekerja untuk rakyat Sparta, sementara semua lelaki
Sparta menjadi prajurit dan masuk ke dalam Pasukan Sparta.
Ini telah menjadikan Sparta sebagai negara yang termiliterisasi secara
permanen. Bahkan orang kaya juga harus hidup dan berlatih sebagai prajurit
seperti halnya kaum miskin. Penyetaraan ini bertujuan mengurangi potensi
terjadinya konflik sosial antara kaum kaya dan kaum miskin. Reformasi ini
disebut-sebut dilakukan oleh Lykurgos dari Sparta dan kemungkinan selesai pada 650 SM.
m.
Athena
menderita krisis tanah dan pertanian pada akhir abad ke-7 SM dan lagi-lagi
mengalami perang saudara. arkhon (hakim kepala) Drako membuat beberapa perubahan terhadap
kode hukum pada 621 SM, tapi tindakan ini gagal meredakan konflik. Pada
akhirnya reformasi terjadi berkat Solon
(594 SM), yang memperbanyak tanah untuk orang miskin tapi menempatkan kaum
aristokrat sebagai pemegang kekuasaan. Reformasi ini cukup membuat Athena
stabil.
n.
Pada
abad ke-6 SM beberapa negara kota telah tumbuh menjadi kekuatan dominan Yunani,
antara lain Athena, Sparta, Korinthos,
dan Thebes.
Masing-masing menaklukkan wilayah pedesaan dan kota kecil sekitarnya. Sementara
Athena dan Korinthos juga menjadi kekuatan maritim dan perdagangan terkemuka.
o.
Pertumbuhan
penduduk yang pesat pada abad ke-8 dan ke-7 SM telah mengakibatkan perpindahan
penduduk Yunani ke koloni-koloninya di Yunani Besar
(Italia
selatan dan Sisilia), Asia Minor
dan wilayah lainnya. Emigrasi ini berakhir pada abad ke-6 yang pada saat itu
dunia Yunani, secara budaya dan bahasa, mencakup kawasan yang jauh lebih luas
dari negara Yunani sekarang. Koloni Yunani ini tidak diperintah oleh kota
pembangunnya, meskipun mereka tetap menjalin hubungan keagamaan dan
perdagangan.
p.
Pada
periode ini, perkembangan yang pesat dalam bidang ekonomi terjadi di Yunani dan
juga di daerah-daerah koloninya, yang menikmati kemajuan dalam perdagangan dan
manufaktur. Periode ini juga ditandai dengan meningkatnya standar hidup di
Yunani dan koloninya. Beberapa studi memperkirakan bahwa rata-rata ukuran rumah
tangga Yunani, pada periode 800 SM sampai 300 SM, meningkat sampai lima kali
lipat, yang mengindikasikan adanya peningkatan tajam dalam hal pendapatan para
penduduknya.
q.
Pada
paruh kedua abad ke-6 SM, Athena jatuh dalam cengkeraman tirani Peisistratos
dan putranya; Hippias dan Hipparkhos.
Akan tetapi pada tahun 510 SM pada pelantikan aristokrat Athena Keisthenes, raja Sparta Kleomenes I
membantu rakyat Athena menggulingkan sang tiran. Setelah itu Sparta dan Athena
berulang kali saling serang, pada suatu saat Kleomenes I mengangkat Isagoras
yang pro-Sparta menjadi arkhon Athena. Untuk mencegah Athena menjadi negara
boneka Sparta, Kleisthenes meminta warga Athena untuk melakukan suatu revolusi
politik: bahwa semua warga Athena memiliki hak dan kewajiban politik yang sama
tanpa memandang status: dengan demikian Athena menjadi "demokrasi".
Gagasan ini disambut oleh warga Athena dengan bersemangat sehingga setelah
berhasil menggulingkan Isagoras dan menerapkan reformasi Kleisthenes, Athena
dengan mudah berhasil menangkal tiga kali serangan Sparta yang berusaha
mengembalikan kekuasaan Isagoras.[13]
Bangkitnya demokrasi memulihkan kekuatan Athena dan memicu dimulainya 'masa
keemasan' Athena.
r.
Athena
dan Sparta bersekutu untuk menghadapi ancaman asing yang sangat kuat dan
berbahaya, Kekaisaran Persia. Setelah menindas Pemberontakan Ionia, Kaisar Darius I
dari Persia, Maharaja Kekaisaran
Akhemeniyah
memutuskan untuk menaklukan Yunani. Serangan Persia pada tahun 490 SM diakhiri
dengan kemenangan Athena dalam Pertempuran Marathon dibawah kepemimpina Miltiades Muda.
s.
Xerxes I,
putra dan pewaris Darius I, mencoba kembali menaklukan Yunani 10 tahun
kemudian. Akan tetapi pasukan Persia yang berjumlah besar menderita banyak
korban dalam Pertempuran
Thermopylae,
dan persekutuan Yunani menang dalam Pertempuran Slamis dan Pertempuran Plataia. Perang Yunani-Persia berlangsung hingga 449 SM, dipimpin
oleh Athena serta Liga Delosnya, pada saat ini Makedonia,
Thrakia,
dan Kepulauan Aigea serta Ionia
semua terbebas dari pengaruh Persia.
t.
Posisi
dominan kemaharajaan maritim Athena mengancam posisi Sparta dengan Liga Peloponnesos-nya,
yang meliputi kota-kota di daratan Yunani. Konflik tak terhindarkan ini
berujung pada Perang Peloponnesos (431-404 SM). Meskipun berulang kali
berhasil menghambat perang, Athena berulang kali terpukul mundur. Wabah Wabah penyakit yang menimpa Athena
pada 430 SM disusul kegagalan ekspedisi militer ke Sisilia sangat melemahkan Athena. Diduga
sepertiga warga Athena tewas, termasuk Perikles,
pemimpin mereka.[14]
u.
Sparta
berhasil memancing pemberontakan para sekutu Athena, dan akhirnya melumpuhkan
kekuatan militer Athena. Peristiwa penting terjadi pada 405 SM ketika Sparta
berhasil memotong jalur suplai pangan Athena dari Hellespont.
Terpaksa menyerang, armada angkatan laut Athena yang pincang dihancurkan oleh
pasukan Sparta dibawah pimpinan Lysandros dalam Pertempuran Aigospotami. Pada 404 SM Athena mengajukan
permohonan perdamaian, dan Sparta menentukan persyaratannya; Athena harus
kehilangan tembok kotanya (termasuk Tembok Panjang),
armada lautnya, dan seluruh koloninya di seberang laut.
v.
Yunani
memasuki abad ke-4 SM dibawah hegemoni Sparta, akan tetapi jelas dari awal bahwa
Sparta memiliki kelemahan. Krisis demografi menyebabkan kekuasaan Sparta
terlalu meluas sedangkan kemampuannya terbatas untuk mengelolanya. Pada 395 SM Athena,
Argos, Thebes, dan Korinthos merasa mampu menantang dominasi Sparta, yang
berujung pada Perang Korinthios
(395-387 SM). Perang ini berakhir dengan status quo, dengan diselingi
intervensi Persia atas nama Sparta.
w.
Hegemoni
Sparta berlangsung trus selama 16 tahun setelah peristiwa itu, hingga Sparta
berusaha memaksakan kehendanya kepada warga Thebes, Sparta kalah telak dalam Pertempuran Leuktra pada tahun 371 SM. Jenderal Thebes Epaminondas
memimpin pasukan Thebes memasuki semenanjung Peloponesos, sehingga banyak
negara-kota memutuskan hubungannya dengan Sparta. Pasukan Thebes berhasil
memasuki Messenia dan membebaskan rakyatnya.
x.
Kehilangan
tanah dan penduduk jajahan, Sparta jatuh menjadi kekuatan kelas dua. Hegemoni Thebes kemudian berdiri meski berusia
singkat. Dalam Pertempuran Mantinea pada tahun 362 SM melawan Sparta dan
sekutunya, Thebes kehilangan pemimpin pentingnya, Epamonides, meskipun mereka
meraih kemenangan. Akibat kekalahan ini, baik Thebes maupun Sparta sama-sama
menderita kerugian besar sehingga tak satupun di antara mereka atau sekutunya
yang dapat meraih dominasi di Yunani.
y.
Melemahnya
berbagai negara-kota di jantung Yunani terjadi bersamaan dengan bangkitnya Makedonia, yang dipimpin oleh Philippos II. Dalam waktu dua puluh tahun, Philipos
berhasil mempersatukan kerajaannya, memperluasnya ke utara dengan memojokkan suku-suku Illyria, dan kemudian menaklukkan Thessalia
dan Thrakia.
Kesuksesannya terjadi berkat inovasinya, yang mereformasi pasukan Makedonia.
Berulang kali Philippos campur tangan dalam urusan politik negara-kota di
selatan, yang berujung pada invasinya pada tahun 338 SM.
z.
Setelah
mengalahkan gabungan tentara Athena dan Thebes secara telak dalam Pertempuran Khaironeia pada tahun 338 SM, Philippos secara de
facto menjadi hegemon seluruh Yunan, kecuali Sparta. Ia memaksa mayoritas
negara-kota Yunani untuk bergabung ke dalam Liga Korinthos
dan bersekutu dengannya, serta mencegah mereka saling menyerang. Philiposp
memulai serangan terhadap Kekaisaran
Akhemeniyah,
akan tetapi ia dibunuh oleh Pausanias dari Orestis pada awal konflik.
aa.
Aleksander Agung,
putra dan pewaris Philippos, melanjutkan perang. Aleksander mengalahkan Darius III dari
Persia
dan menghancurkan Kekaisaran Akhemeniyah sepenuhnya, serta memasukkannya ke
dalam Kekaisaran Makedonia. Karena kehebatannya, ia memperoleh
gelar 'Agung'. Kerika Aleksander wafat pada 323 SM, kekuasaan dan pengaruh
Yunani berada pada puncaknya. Terjadi perubahan politik, sosial dan budaya yang
mendasar; semakin menjauh dari polis (negara-kota) dan lebih bekembang menjadi kebudayaan
Hellenistik.
Periode
Hellenistik bermula pada 323 SM, ditandai dengan berakhirnya penaklukan Aleksander Agung, dan diakhiri dengan penaklukan Yunani oleh Republik Romawi pada 146 SM. Meskipun demikian berdirinya
kekuasaan Romawi tidak memutuskan kesinambungan sistem sosial kemasyarakatan dan
budaya Yunani, yang tetap tidak berubah hingga bangkitnya agama Kristen,
yang menandai runtuhnya kemerdekaan politik Yunani.
5.
Peradaban romawi kuno
Romawi Kuno - Menurut kepercayaan, kata Romawi berasal dari nama kakek moyang bangsa Romawi, yaitu Remus dan Romulus. Kedua orang tersebut adalah anak dari Rhea Silva, salah satu keturunan Aeneas (pahlawan Perang Troya), semasa kecil mereka disusui dan dibesarkan oleh seekor serigala. Mengenal kata Roma mengingatkan kepada ibukota negara Italia.
Memang,
peradaban Romawi ini terletak di negeri Italia, tepatnya berada di Pegunungan
Apenina. Lembah pegunungan Apenina merupakan lahan-lahan yang subur dan cocok
untuk dijadikan sebagai lahan pertanian, oleh karena itu masyarakat yang
tinggal di sana memiliki mata pencahariaanya sebagai petani gandum, jagung dan
sayur-sayuran.
Di Pegunungan Apenina ini ditemukan pula tambang-tambang mineral yakni emas, bijih besi, tembaga, batu pualam dan marmer. Malah, marmer yang dihasilkan merupakan jenis yang berkualitas tinggi dan sangat baik untuk bahan bangunan.
Di Pegunungan Apenina ini ditemukan pula tambang-tambang mineral yakni emas, bijih besi, tembaga, batu pualam dan marmer. Malah, marmer yang dihasilkan merupakan jenis yang berkualitas tinggi dan sangat baik untuk bahan bangunan.
Penduduk
asli romawi tinggal di Italia bagian Utara, tepatnya di sekitar Danau
Maggiore. Mereka mendapatkan makanan dengan cara bertani, berburu dan
menangkap ikan. Pada masa zaman besi (1000-600 SM), bangsa pendatang muncul di
Italia diantaranya bangsa Umbria di bagian utara, Latin di lembah Sungai Tiger
dan Samnite di Selatan. Sungai Timber berada di bagian tengah Itali, dan dari
sinilah selanjutnya muncul kerajaan Romawi yang menyebar hampir ke seluruh
daratan Eropa, Asia dan Afrika. Kebudayaan tersebut dikenal dengan kebudayaan
Latin.
Coloseum
Peninggalan Kaisar Titus.
|
a.
Zaman Kerajaan
Pada
abad ke 8 – 7 SM, wilayah Italia Selatan dan Pantai Sicilia merupakan koloni
dari Yunani. Koloni Yunani di Italia tidak ditanggapi oleh bangsa Romawi
sehingga keduanya pun tidak pernah bersatu.
Pada waktu yang hampir bersamaan, datanglah bangsa Etrusci datang dari Asia Kecil menuju pantai barat Italia dengan kemampuan teknologi yang lebih maju dan tidak melakukan percampuran darah dengan bangsa asli maupun bangsa pendatang terdahulu, mereka menguasai beberapa kota di Romawi yang sudah terbentuk sebelumnya.
Pada waktu yang hampir bersamaan, datanglah bangsa Etrusci datang dari Asia Kecil menuju pantai barat Italia dengan kemampuan teknologi yang lebih maju dan tidak melakukan percampuran darah dengan bangsa asli maupun bangsa pendatang terdahulu, mereka menguasai beberapa kota di Romawi yang sudah terbentuk sebelumnya.
Kekuasaan
Estruci merebut Kota Roma dan menjadikannya sebagai ibukota. Kota Roma pun
mengalami kemajuan dalam bidang perdagangan dengan bangsa-bangsa yang berada di
sekitar Laut Tengah. Karena adanya saingan, pada tahun 535 SM Etrusci bersekutu
dengan Kartago lalu berhasil mengusir Yunani dari tanah Italia.
Di
saat krisis adanya ancaman keamanan, akhirnya Yunani dan bangsa Romawi dapat
bersatu mengusir Kartago dan Etrusci (509 SM), dan dapat menguasai ibukota
Roma. Interaksi antar bangsa-bangsa yang datang ke Italia membentuk suatu
percampuran kebudayaan, orang-orang Romawi mengambil budaya Etrusci dan Yunani
yang dikembangkan sendiri, seperti halnya huruf alfabet yang dikenal sekarang.
b.
Zaman Republik
Bangsa
Latin adalah bangsa terbesar menempati wilayah Romawi. Pola hidup semula bangsa
Latin mengandalkan dari alam dengan cara bertani dan beternak, namun sejak
kedatangan Yunani, Etrusci dan Kartago mengubah pola hidup semula dan mencoba
mengadopsi semua ilmu dan teknologi yang diperolehnya. Terusirnya bangsa
Etrusci, bangsa Roma membentuk sistem pemerintahan dalam bentuk Republik yang
terdiri dari negara-negara kota seperti polis di Yunani.
Dalam
kehidupan sosial, Romawi terdiri dari dua kelompok yang berpengaruh, yaitu
Patricia dan Plebeia. Masing-masing kelompok memiliki ciri khas tersendiri,
Patricia terdiri dari penguasa tanah yang besar sedangkan Plebeia terdiri dari
golongan masyarakat kecil dan menengah (pedagang, seniman, petani). Walaupun
jumlah Patricia sangat sedikit (8% dari jumlah bangsa Romawi) dominasi kaum
Patricia dalam pemerintahan sangat berpengaruh sehingga republik ini disebut
pula Republik kaum Patricia.
Lima
tahun sejak kemenangan Romawi atas Etrusci, bentuk pemerintahan diubah dari
negara kota menjadi imperium yang dipimpin oleh dua orang konsul. Kedua konsul
diharuskan dari golongan Patricia dan memiliki kekuasaan yang sama dan dapat
memveto satu sama lainnya. Sebagai penasihat konsul dibentuklah lembaga
penasehat (Senat), lembaga perwakilan distrik (Comitia Curiata) dan lembaga
perwakilan pemimpin militer (Comitia Centuriata).
Golongan
Plebei mengajukan petisi persamaan haknya dengan Patricia dalam hal berpolitik,
maka dibentuklah Tribunate of Pleibei yang memperbolehkan hak veto
dari Comitia Curiata kepada Senat dan Comitia Centuriata. Orang
Romawi percaya bahwa negara yang baik harus dikuasai dengan imperium, dengan
kepercayaan ini Romawi mengembangkan wilayahnya ke luar wilayah Romawi. Setelah
kemenangan Romawi atas Yunani timbullah kepercayaan diri dan membangun kekuatan
militer untuk memukul mundur pasukan Phunisia (Phoenix), yaitu Kartago dari
Afrika Utara.
Peperangan
pun terjadi sebanyak tiga kali, yaitu tahun 264 SM saat Romawi merebut Pulau
Sisilia, tahun 241 SM saat Romawi diserang oleh Hannibal (panglima perang
Kartago) secara tiba-tiba di pegunungan Alpen dan Romawi berhasil menyerang
kembali dan memukul mundur, dan tahun 146 SM saat menguasai Laut Tengah dan
Asia Barat.
Seringnya
terjadi peperangan, mengakibatkan tanah pertanian menjadi tidak terurus dengan
baik, apalagi prajurit Romawi direkrut dari golongan rakyat yang terdiri dari
petani. Akibat adanya kecemburuan sosial di kalangan masyarakat bawah dengan
timbulnya kekuasaan pemilikan tanah oleh golongan Patricia semakin bertambah
maka terjadilah pemberontakan yang dipimpin oleh Spartacus (73-71 SM).
Kondisi
dalam negeri yang bobrok akibat perang saudara, munculnya kaum proletar
(prajurit yang menjadi gelandangan), dan ancaman perang dari bangsa lain
berlangsung lama, senat merasa kewalahan dan tidak mampu menangani masalah
serius tersebut. Kemudian tahun 64 SM muncul tiga tokoh militer yang memiliki
reputasi yang besar. Mereka adalah Pompeius, Crassus dan
Yulius Caesar yang dikenal dengan nama Triumvirat (persekutuan
tiga serangkai).
Ketiga
orang ini, selalu berseteru dan masing-masing selalu ingin menonjolkan dirinya
dengan mengajukan sebagai konsul di Romawi. Setelah meninggalnya Crassus dalam
pertempuran di Mesopotamia, hubungan buruk antara Pompeius dan Yulius Caesar
tak terelakkan lagi. Pompeius mencoba merangkul Senat dan menyingkirkan
saingannya, namun kelihaian Yulius Caesar tak dapat dibendung bahkan berhasil
menguasai Peninsula (semenanjung Italia) dan membunuh Pompeius di Yunani.
Yulius
Caesar pun menjadi pemimpin tunggal Romawi dan menjadikan dirinya sebagai
diktator seumur hidup. Banyak terjadi perubahan semasa pemerintahan Yulius
Caesar, mengurangi tugas-tugas Senat, pembaharuan administrasi, memperbaiki
perpajakan, pembuatan perumahan, memperbaiki sistem kalender matahari dan
pengeringan rawa-rawa. Ternyata, perubahan dan kesuksesan Yulius Caesar tidak
mendapat sambutan hangat dari beberapa pihak termasuk dari anak angkatnya
Brutus. Tragisnya, tahun 44 SM Yulis Caesar pun dibunuh oleh Brutus.
Kematian
Yulius Caesar menimbulkan kekacauan, Senat ingin kembali menguasai
pemerintahan. Dalam kondisi negara seperti ini, para panglima Yulius Caesar
membentuk triumvirat yang baru terdiri dari Antonius, Lepidus dan Octavianus.
Kekuatan ini dapat menguasai Romawi menjadi terkendali dan membunuh Brutus sang
pemberontak. Atas jasa-jasanya ketiga panglima diberi wilayah kekuasaan,
Antonius menguasai wilayah sebelah Timur (Asia Kecil dan Mesir), Lepidus
menguasai wilayah Selatan (Afrika Utara) dan Octavianus menguasai wilayah Barat
(Yunani dan Spanyol).
Sama
seperti Triumvirat sebelumnya, terjadi perselisihan antara Octavianus dan
Antonius karena curiga akan menjadi penguasa tunggal di Imperium Romawi.
Apalagi, perselisihan terus memuncak saat Antonius menikah dengan Putri
Cleopatra dari Mesir. Di lain cerita, Lepidus pun meninggal. Tahun 31
SM Octavianus berhasil menghancurkan kekuatan Antonius. Senat kemudian
mengangkatnya menjadi kaisar dan memberi gelar Augustus (Yang Maha Mulia).
c.
Zaman Kekaisaran
Dilantiknya
Octavianus menjadi kaisar (penguasa tunggal) menjadikan bentuk pemerintahan
Romawi menjadi kekaisaran dengan Octavianus sebagai kaisar yang pertama.
Keadaan negara pada zaman ini dinamakan Pax Romana, artinya Roma yang damai.
Octavianus memiliki kekuasaan tunggal atas Imperium Romawi yang memiliki
kekuasaan absolut. Ia tidak hanya penguasa dalam bidang pemerintahan dan
politik namun juga sebagai kepala agama. Pembaharuan pun dilakukan dengan baik,
Kota Roma dilengkapi polisi dan pemadam kebakaran, meningkatkan subsidi gandum,
membangun arena olahraga, dan membangun kuil.
Setelah
Octavianus meninggal, kekuasaan diserahkan kepada Tiberius (14 - 37 M). Pada
masa ini timbul penyebaran agama Kristen oleh Nabi Isa (Yesus Kristus). Agama
Kristen mengajarkan monotheisme dan tidak mendewakan manusia. Karena demikian,
kaum Kristen dianggap sebagai pemberontak yang akan menjadi raja maka Yesus
Kristus pun dihukum mati dengan cara disalib dan penganutnya ditindas.
Tahun
54 – 68 M Kaisar Nero berkuasa di Romawi. Pada masa ini, sejumlah kaum Kristen
diincar dan dibunuh karena pengikut kristen makin bertambah jumlahnya. Namun keadaan
ini tidak membuat kaum Kristen menjadi gentar, dan membuahkan hasil yang baik
pada masa kekuasaan Konstantin Agung (312-337 M). Perlakuan pengejaran dan
pembunuhan kepada kaum Kristen ditiadakan, ia menyadari dengan benar
nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran-ajaran Yesus Kristus. Sejak itu agama
Kristen ditetapkan sebagai agama negara.
Konstantin
Agung memindahkan ibukota dari Roma ke Konstantinopel. Keputusan ini merupakan
awal yang tidak baik bagi kekuasaan Imperium Romawi. Pada tahun 400 M, pecahlah
kekuasaan Romawi menjadi dua bagian, yaitu Imperium Romawi Barat dengan ibukota
Roma dan Imperium Romawi Timur dengan ibukota Konstantinopel.
Tahun 476 M Imperium Romawi Barat hancur oleh penyerangan bangsa Jerman. Keruntuhan Romawi Barat tidak memengaruhi keamanan Romawi Timur, bahkan sempat mengalami kejayaan pada masa Kaisar Yusthianus tahun 527-563 M. Pada tahun 1543 Imperium Romawi Timur hancur oleh serangan bangsa Turki.
Tahun 476 M Imperium Romawi Barat hancur oleh penyerangan bangsa Jerman. Keruntuhan Romawi Barat tidak memengaruhi keamanan Romawi Timur, bahkan sempat mengalami kejayaan pada masa Kaisar Yusthianus tahun 527-563 M. Pada tahun 1543 Imperium Romawi Timur hancur oleh serangan bangsa Turki.
Ilmu
pengetahuan dan teknologi bangsa Romawi banyak diadaptasi dari
kebudayaan-kebudayaan yang sudah berkembang sebelumnya, misalnya Yunani,
Persia, Etrusci, dan Hellenisme. Mereka tidak hanya mempelajari juga
mengembangkannya menjadi beragam.
Dalam
dunia teknik sipil, ditemukannya teknik membuat beton dan mendirikan bangunan
berbentuk kubah. Bangsa Romawi mampu memanfaatkan berat beton pada kubah
menjadi kekuatannya sendiri dengan ditopang oleh tiang-tiang penyangga. Muncul
pula pengetahuan tentang pembuatan jalan, akuaduk (saluran air gantung), dan
tata kota.
Dalam
bidang militer, sistem organisasi diperkenalkan dengan garis komando yang
teratur, dikenal pula istilah-istilah yang masih dikenal hingga sekarang,
seperti legiun, divisi dan lain-lain.
Dalam
bidang seni pahat, bangsa Romawi menyukai membuat pahatan objek benda
berdasarkan yang dilihat, tidak seperti bangsa Yunani yang menggunakan sebuah
model, seperti sosok manusia yang dijadikan model dewa. Dalam sistem pemerintahan, bangsa Romawi mengenal sistem
kekuasaan mutlak yang dipimpin oleh satu orang dengan tidak melupakan kewajiban
tanggung jawab pemerintah untuk memberi kesejahteraan kepada rakyatnya.
Dalam
bidang kesusilaan, sifat kesederhanaan bangsa Romawi patut dijadikan sebagai
contoh dalam kehidupan sekarang. Perlakuan antar sesama manusia dianggap sama,
bahkan terhadap budak. Sayangnya, sifat asli ini sudah memudar ketika masuknya
budaya luar yang memperkenalkan unsur duniawi dalam kehidupan.
Pada
awalnya bangsa Romawi mempercayai akan kekuatan roh atau dengan kata lain,
kepercayaan mereka adalah animisme. Kekuatan roh ini berkaitan dengan rumah
tangga, sebagai berikut:
(a)
Leres, roh penjaga ladang.
(b)
Penates, penjaga gudang.
(c)
Janus, penjaga pintu rumah.
(d)
Vesta, penjaga api.
(e)
Lares familiaris, penjaga rumah.
Masuknya
kebudayaan Yunani dan Etrusci berubah menjadi polytheisme, dewa-dewa diwujudkan
seperti halnya manusia, bahkan sejak kekuasaan Yulius Caesar raja dianggap
sebagai dewa. Dewa-dewa yang disembah oleh bangsa Romawi hampir sama dengan
dewa-dewa bangsa Yunani namun dengan nama yang berbeda, contohnya Yupiter (dewa
tertinggi), Mars (dewa perang), Venus (dewi kecantikan), Neptunus (dewa laut)
dan lain-lain.
Penyebaran
agama Kristen oleh Santo Petrus dan Paulus ke Eropa turut mengubah kepercayaan
bangsa Romawi menjadi monotheisme. Agama Kristen dijadikan sebagai agama negara
oleh Theodosius (378-395 M), bahkan Kota Roma menjadi pusat agama Katolik.
Peninggalan
Romawi dalam seni bangun dengan gaya arsitektural yang indah dan kekuatannya
yang kokoh masih dapat ditemui di Itali, diantaranya adalah bangunan yang
terkenal amphiteather di Coloseum, bangunan ini digunakan untuk mempertontonkan
adu gladiator.
Dalam
dunia sastra banyak ditemukan hasil sastra yang dijadikan bahan literatur untuk
belajar bahasa latin. Hasil karya yang terkenal antara lain:
(a)
Epos Aeneas oleh Vergulius.
(b)
Ode dan Satire oleh Horatius.
(c)
Amores oleh Ovidius.
(d)
De Bello Civili oleh Lucan.
(e)
Historia, Annuarium, dan Germania oleh Tacitus.
6. Pengaruh
Peradaban Kuno Pada Masyarakat Indonesia
Masuknya
peradaban dunia ke Indonesia terjadi sejak abad pertama masehi, suatu masa
ketika bangsa Indonesia mulai berinteraksi dengan bangsa asing. Bangsa asing
dating ke Indonesia melalui pelayaran. Peradaban dunia yang berkembang
memberikan pengaruh terhadap kehidupan masyarakat Indonesia. Penyebaran
pengaruh tersebut dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pengaruh langsung yaitu dengan cara bangsa-bangsa asing tersebut datang ke
Indonesia dan berinteraksi dengan bangsa Indonesia. Adapun pengaruh tidak
langsung yaitu aspek-aspek kehidupan dari peradaban bangsa asing dibawa oleh
bangsa lain yang datang ke Indonesia, artinya datang ke Indonesia melalui
perantara bangsa lain.
Berikut
ini akan diberikan contoh beberapa pengaruh peradaban dunia terhadap kebudayaan
dan seluruh aspek kehidupan bangsa Indonesia.
Beberapa
pengaruh peradaban Mesir terhadap kebudayaan dan seluruh aspek kehidupan bangsa
Indonesia antara lain sebagai berikut.
- Tulisan Mesir Purba berkembang keluar dan disederhanakan oleh orang Funisia. Tulisan itu kemudian diajarkan kepada orang Yunani dan tersebar di Romawi. Setelah itu, berkembang menjadi tulisan latin yang digunakan oleh bangsa Indonesia.
- Kepercayaan pada jalangkung, yaitu upacara menghadirkan roh dan ilmu hipnotis, pada awalnya berkembang di Mesir Kuno.
- Menurut teori difusi kebudayaan, teknologi bangunan-bangunan besar, seperti piramida, menyebar ke seluruh penjuru dunia, termasuk ke Indonesia dengan dibangunnya Candi Borobudur.
- Kedatangan Islam berasal dari Mesir, teori ini dikemukakan oleh HAMKA dan Crawford, yang mengemukakan bukti tulisan Ibnu Battutah yang menyatakan bahwa raja Samudera Pasai bermahzab Syafii. Mahzab Syafiii banyak terdapat di Mekah dan Mesir, sementara Iran itu bermahzab Syiah, dan Gujarat bermahzab Hanafiah. Gelar yang biasa dipakai oleh raja di Samudera Pasai ialah Al Malik yang biasa digunakan di Mesir, sementara gelar di Iran ialah Syah bukan Malik.
Beberapa
pengaruh peradaban Lembah Sungai Indus terhadap kebudayaan dan seluruh aspek
kehidupan bangsa Indonesia antara lain sebagai berikut.
- Pembakaran dupa dan kemenyan ketika akan melakukan upacara.
- Keyakinan tentang zimat atau benda yang mempunyai kesaktian tertentu.
- Keyakinan pada batara kala, upacara ruatan.
- Pengagungan pada cerita Ramayana dan Mahabharata dalam cerita wayang
- Upacara wedalan (hari lahir), sekaten, penanggalan Hindu, hari pasaran, perhitungan wuku, dan upacara-upacara setelah kematian seseorang.
- Banyaknya kata-kata dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Sanskerta dan Pali.
- Olahraga pernapasan, yaitu yoga.
- Islam yang berkembang di Indonesia berasal dan dipengaruhi budaya India. Hal itu dibuktikan dengan melihat hal-hal berikut: 1) batu kuburatau nisan Sultan Malik As Saleh terbuat dari batu marmer yang memiliki corak yang sama dengan yang ada di India pada abad ke-13, 2) relief yang terdapat dalam makam Sultan Malik As Saleh memiliki corak yang sama dengan yang ada di kuil Cambay India, serta 3) adanya unsure-unsur Islam yang menunjukkan persamaan dengan India, salah satunya cerita atau hikayat tentang nabi dan pengikutnya sangat jauh dari cerita-cerita Arab, tetapi malah lebih mirip dengan cerita dari India.
Pengaruh
peradaban Mesopotamia terhadap kebudayaan dan seluruh aspek kehidupan bangsa
Indonesia antara lain sebagai berikut.
- Upacara baptis dan menyalakan lilin masuk ke dalam ajaran Nasrani dan digunakan oleh umat Kristen Indonesia.
- Kepercayaan pada singa jadi-jadian dan serigala jadi-jadian berasal dari kepercayaan bangsa Assyria.
- Kepercayaan pada angka 17 dan 13 berasal dari ajaran agama Phunisia sebagai angka keburuntungan dan angka sial.
- Islam yang datang ke Indonesia diperkirakan dipengaruhi oleh budaya Persia. Teori ini disampaikan oleh Oemar Amin Husein dan Husen Joyodiningrat yang menyodorkan bukti: 1) di Persia terdapat suku yang bernama Leran, dan di Gresik terdapat suatu kampung yang bernama Leran, maka diperkirakan suku Leran pernah datang dan menyebarkan Islam di Indonesia; 2) di Persia terdapat suku Jawi, suku Jawi dating ke Indonesia dan mengajarkan huruf Pegon yang banyak terdapat di Jawa; 3) adanya istilah jabar dan jeer dari bahasa Iran; 4) adanya upacara Tabut di Minangkabau untuk memperingati wafatnya Hasan dan Husein. Istilah Tabut digunakan di Iran untuk menyebut bulan Muharam. Di Indonesia pun berkembang paham Islam Syiah yang merupakan pengaruh dari Persia atau Iran dan Irak sekarang.
Pengaruh
peradaban Cina terhadap kebudayaan dan seluruh aspek kehidupan bangsa Indonesia
antara lain sebagai berikut.
- Kepercayaan tentang nasib dan peruntungan yang didasarkan pada kejadian yang terjadi pada tubuh, seperti bentuk garis tangan dan bentuk-bentuk alat tubuh lainnya.
- Makanan-makanan Indonesia banyak yang berasal dari Cina, seperti mie, bihun, capcay, tahu, kecap, dan sebagainya.
Sisa
kebudayaan Romawi dan Yunani yang dewasa ini masih dipraktekkan oleh sebagian
besar masyarakat indonesia antara lain sebagai berikut.
- Penggunaan istilah-istilah dalam astronomi dan astrologi seperti namanama planet yang diambil dari nama-nama dewa seperti Mercurius, Venus, Mars, Jupiter, Uranus, dan Saturnus. Selain itu, penggunaan kata-kata atlas, cancer, sirene, virgo, libra, helio, titan; istilah-istilah dalam dunia kedokteran seperti hygta, achiles, hymen, elektra, hipnos; istilah-istilah dalam bidang biologi seperti flora, fauna, cela, dan recipe; penggunaan lambang piala ular, min-plus, dan tapak kuda.
- Budaya tukar cincin, ulang tahun perkawinan (Emas dan Perak).
- Kebiasaan mengangkat dan membenturkan gelas pada upacara dan pesta-pesta.
- Menaburkan bunga ke makam, mengalungkan karangan bunga, serta menaburkan bunga ke laut kalau ada yang meninggal di laut.
- Perayaan tahun baru 1 Januari, yang pada masa Romawi merupakan hari penyembahan pada Dewa Janus.
- Pesta olahraga Olimpiade.
- Menggunakan hari Minggu untuk hari libur. Pada Romawi Purba, hari Minggu digunakan untuk memuja dewa matahari.
- Sistem kenegaraan yang menggunakan sistem Demokrasi.
Bab
3
ASAL USUL DAN
PERSEBARAN MANUSIA DI KEPULAUAN INDONESIA
A. Teori Evolusi Manusia
Sebelum
membahas mengenai asal-usul manusia Indonesia, terlebih dahulu kita bahas
mengenai teori evolusi. Teori evolusi membahas tentang asal-usul makhluk
manusia beserta perkembangan fisik manusia. Teori evolusi merupakan kajian yang
berakar pada filsafat materialistis. Filsafat materialisme berkembang dan
menyebar luas pada abad ke-19. Filsafat materialisme berusaha menjelaskan
penciptaan alam ini semata-mata karena faktor-faktor yang bersifat materi.
Para
pendukung filsafat ini berpandangan bahwa segala sesuatu muncul tidak melalui
proses penciptaan, melainkan melalui sebuah peristiwa kebetulan yang kemudian
mencapai kondisi teratur. Pada pertengahan abad ke-19, filsafat materialisme
melahirkan teori evolusi.
Tokoh
yang mengemukakan teori evolusi ialah seorang naturalis yang berasal dari
Inggris, yaitu Charles Robert Darwin (1809-1882). Ia memiliki ketertarikan yang
kuat pada alam dan makhluk hidup. Minat tersebut pada akhirnya mendorong dia
untuk bergabung dalam ekspedisi pelayaran dengan sebuah kapal bernama H.M.S.
Beagle, yang berangkat dari Inggris tahun 1832. Dia mengarungi berbagai belahan
dunia selama lima tahun. Pengamatan alam yang dia lakukan melalui perjalanan
tersebut menumbuhkan perasaan takjub pada dirinya dengan melihat begitu
banyaknya ragam spesies makhluk hidup. Fokus perhatiannya terutama ditujukan
pada jenis-jenis burung finch di Kepulauan Galapagos. Ia mengira bahwa variasi
pada paruh burung-burung tersebut disebabkan oleh adaptasi mereka terhadap
habitatnya.
Dengan
pemikiran ini, ia menduga bahwa asal-usul kehidupan dan spesies berdasar pada
konsep “adaptasi terhadap lingkungan”. Menurut Darwin, aneka spesies makhluk
hidup tidak diciptakan secara terpisah dan beragam melainkan berasal dari nenek
moyang yang sama. Kemudian muncul berbagai jenis dan ragam makhluk hidup karena
proses adaptasi mereka yang berbeda akibat kondisi alam yang berbeda. Darwin
mengemukakan gagasan yang menyatakan bahwa individu-individu yang beradaptasi
pada habitat mereka dengan cara terbaik, akan menurunkan sifat-sifat mereka
kepada generasi berikutnya. Sifat-sifat yang menguntungkan ini lama-kelamaan
terakumulasi dan mengubah suatu individu menjadi spesies yang sama sekali
berbeda dengan nenek moyangnya. Menurut Darwin, manusia adalah hasil paling
maju dari mekanisme ini. Darwin menamakan proses ini sebagai “evolusi melalui
seleksi alam” (survival of the fittest). Ia kemudian mempublikasikan
pandangannya ini dalam bukunya yang berjudul “The Origin of Species, By Means
of Natural Selection” pada tahun 1859.
Meskipun
demikian, nampaknya Darwin sendiri mempunyai beberapa keraguan dalam
pengungkapan teorinya tersebut. Hal ini terungkap dalam salah satu bab yang
dituangkannya dalam buku tersebut yang diberi judul “Difficulties of the
Theory”. Kesulitan-kesulitan ini terutama pada catatan fosil dan organ-organ
rumit makhluk hidup (misalnya mata) yang tidak mungkin dijelaskan dengan konsep
kebetulan, dan naluri makhluk hidup. Darwin berharap
kesulitan-kesulitan
ini akan teratasi oleh penemuan-penemuan baru.
Walau
bagaimanapun, nampaknya pada saat penyusunan teorinya, Darwin diilhami oleh
para ahli biologi evolusionis sebelumnya, terutama seorang ahli biologi
Prancis, Lamarck. Menurut Lamarck, makhluk hidup mewariskan ciri-ciri yang
mereka dapatkan selama hidupnya dari satu generasi ke generasi berikutnya,
sehingga terjadilah evolusi. Sebagai contoh, jerapah berevolusi dari binatang
yang menyerupai antelop. Perubahan itu terjadi dengan memanjangkan leher mereka
sedikit demi sedikit dari generasi ke generasi ketika berusaha menjangkau dahan
yang lebih tinggi untuk memperoleh makanan. Darwin menggunakan hipotesis
Lamarck tentang “pewarisan sifat-sifat yang diperoleh” sebagai faktor yang
menyebabkan makhluk hidup berevolusi. Charles Darwin menulis dua buah buku yang
berjudul The Origin of Species (1859) dan The Descent of Man (1871).
Melalui kedua buku tersebut, Darwin menyatakan
bahwa semua jenis makhluk hidup sekarang ini termasuk juga manusia, berasal
dari satu jenis makhluk bersel satu. Lambat laun mereka berkembang menjadi
berjenis-jenis makhluk hidup. Binatang yang paling maju ialah sejenis kera,
dengan mengalami proses struggle of life, sedikit demi sedikit mengalami
perubahan. Perubahan tersebut pada akhirnya mencapai kesempurnaan, sehingga
mengarah pada wujud manusia seperti sekarang ini. Silakan kamu diskusikan
dengan temanmu, apakah kamu setuju dengan pendapat Darwin bahwa manusia
sekarang ini terwujud dari proses evolusi? Apakah kamu juga setuju kalau
manusia berasal dari makhluk sejenis kera? Kemukakan pendapatmu! Di dalam
proses evolusi manusia terdapat beberapa proses penting yang terjadi. Pertama,
adalah sikap tubuh dan cara bergerak. Sikap tegak merupakan fase yang sangat
penting dan memberikan pengaruh besar pada proses evolusi selanjutnya. Sikap
tegak dimulai dengan kemampuan duduk tegak, berjalan tegak, dan berakhir dengan
berdiri tegak untuk waktu yang lama. Kemampuan berdiri tegak mempengaruhi
pembebasan tangan dari
tugas
menunjang badan. Akibatnya, tangan dapat digunakan untuk melakukan berbagai
pekerjaan yang sebagian besar pekerjaannya berhubungan dengan membuat dan
mempergunakan alat, menyelidiki lingkungan, mencari, membawa, mempersiapkan dan
menyuap makanan, memelihara kebersihan badan, mempertahankan diri, dan mengasuh
anak-anak. Dari sini kita mulai melihat perbedaan antara manusia dengan hewan
primata lainnya; mereka menggunakan mulut untuk melakukan pekerjaan seperti
itu, tetapi manusia melakukannya dengan tangan. Kedua, evolusi kepala termasuk
di dalamnya adalah otak.
Evolusi kepala berhubungan erat dengan evolusi
muka sebagai bagian teratas system pencernaan dan pernapasan serta evolusi
otak. Perubahan makanan dan cara mengolahnya mempengaruhi struktur mulut
sebagai alat pengunyah. Apalagi setelah ditemukannya api semakin menambah
kemajuan manusia dalam mengolah makanan. Akibatnya ialah pekerjaan mengunyah
semakin berkurang, yang selanjutnya mengakibatkan reduksi alat pengunyah.
Gigi-gigi pipi mengecil, demikian pula rahang dan otot-ototnya. Peranan alat
pembau semakin berkurang, yang berpengaruh terhadap fungsi bagian otak yang
berhubungan dengan pembauan. Sementara di sisi lain, volume otak semakin
membesar dan berpengaruh pada berkembangnya keinginan dan prakarsa serta
pengendaliannya, kepribadian, daya simak, pemikiran, dan asosiasi serta
integrasi pengalaman.
Evolusi
yang ketiga berkaitan dengan perkembangan biososial manusia. Evolusi pada aspek
ini menyangkut tiga hal penting, yaitu: pembuatan alat, organisasi sosial, dan
komunikasi dengan bahasa. Evolusi dalam perubahan sikap tubuh mempengaruhi
pembebasan tangan dari pekerjaan menumpu badan. Hal ini kemudian diperkuat lagi
dengan semakin berkembangnya kemampuan otak untuk berpikir. Dampaknya ialah
timbulnya kepandaian baru dalam pemakaian dan pembuatan alat-alat dari kayu,
batu, dan sebagainya. Kepandaian ini menimbulkan perubahan dalam cara mencari
makan dan mengolah makanan. Kemungkinan berburu binatang-binatang besar mulai
ada dan ini perlu dilakukan secara berkelompok. Bekerja sama secara kelompok
tentunya memerlukan pengorganisasian dan penggunaan isyarat-isyarat dalam
mengatur siasat bersama. Inilah yang pada akhirnya mendorong terciptanya
komunikasi baik secara verbal maupun nonverbal sebab komunikasi akan sangat
diperlukan untuk mengatur kehidupan secara berkelompok/ bersama.
Teori
evolusi yang dikembangkan oleh Charles Darwin meskipun dalam beberapa hal
mengalami perdebatan, tetapi masih tetap dipercaya oleh banyak orang. Para
ilmuwan maupun masyarakat awam mempercayai bahwa sebelum manusia mencapai
bentuknya seperti sekarang ini, manusia telah mengalami proses evolusi yang
sangat panjang. Dari bentuk yang sangat sederhana sampai pada bentuk sekarang
ini yang merupakan bentuk manusia modern. Teori Darwin tentang asal muasal
manusia yang berasal dari makhluk sejenis kera perlu mendapat pembuktian.
Artinya, untuk sampai pada bentuk manusia seperti sekarang ini haruslah ada
sejenis makhluk peralihan yang dapat menjembatani antara kera dengan manusia.
Makhluk
tersebut tentunya secara fisik dan perkembangan otak serta biososial lainnya
mencerminkan peralihan dari makhluk sejenis kera menuju bentuk seperti manusia
sekarang ini. Pada kurun waktu beberapa tahun makhluk ini tidak dapat ditemukan
sehingga kemudian dikenal konsep missing link yang artinya terputusnya rantai
yang dapat menghubungkan antara makhluk awal dengan manusia modern. Pada
akhirnya, banyak orang meragukan teori yang dikemukakan oleh Darwin. Untuk
membuktikan kebenaran teori Darwin, perlu ditemukan terlebih dahulu makhluk
peralihan tadi. Missing link pada akhirnya dapat dipecahkan oleh penemuan fosil
yang ditemukan oleh Eugene Dubois di daerah Trinil, Jawa Timur, pada tahun
1891. Fosil tengkorak manusia yang kemudian diberi nama Pithecanthropus Erectus
ini diklaim oleh Dubois sebagai makhluk peralihan dari kera menuju manusia.
Akan tetapi nampaknya keyakinan Dubois ini pada akhirnya dapat diruntuhkan
dengan ditemukannya fosil lain, yaitu Meganthropus Palaeojavanicus, yang
diperkirakan usianya lebih tua dibandingkan dengan Pithecanthropus Erectus.
Melihat
fakta yang telah dikemukakan di atas, apa yang kemudian terlintas dalam
pikiranmu? Dalam ilmu pengetahuan, runtuhnya suatu pendapat, keyakinan ataupun
teori yang sebelumnya sudah diyakini oleh banyak orang merupakan hal yang
wajar. Hal ini disebabkan ilmu pengetahuan terus berkembang sejalan dengan
kebutuhan dan perkembangan manusia itu sendiri. Kita dapat melihat dari
pernyataan di atas yang memperlihatkan bagaimana keyakinan Dubois dapat
diruntuhkan setelah ditemukannya bukti-bukti baru.
Demikian
juga dengan teori Darwin, terutama yang menyangkut asal muasal manusia yang
diyakininya berasal dari makhluk sejenis kera. Akhir-akhir ini banyak orang
yang mulai meragukan kebenaran teori Darwin. Salah satu contohnya adalah Harun
Yahya yang meluncurkan teori terbaru tentang runtuhnya teori evolusi Darwin.
Meskipun
demikian, nampaknya pertanyaan tentang asal-usul manusia modern masih menjadi
pertanyaan besar yang harus kita jawab. Kapankah dimulainya keberadaan manusia
modern? Bagaimana terjadinya? Terjadi secara lambat laun dan dimulai sejak dulu
kala, ataukah dengan cepat dan baru terjadi akhir-akhir ini?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut masih menjadi perdebatan yang hangat di kalangan
para ilmuwan. Untuk menjawab tentang asal-usul manusia memang hanya bisa
dibuktikan dari temuan fosil-fosil. Nampaknya konsep evolusi masih tetap kuat
dipertahankan dalam merangkai sejarah asal-usul manusia.
Ada
dua teori yang berhubungan dengan perkembangan manusia modern (Homo Sapiens).
Teori pertama dikenal dengan nama “evolusi-multiregional”. Teori memandang
asal-usul manusia modern sebagai suatu fenomena yang mencakup seluruh dunia.
Pada prinsipnya, manusia modern berasal dari kerabat yang sama, yaitu dari
jenis “the java man” (Homo Erectus). Mereka menyebar secara bersamaan ke
seluruh dunia dan baru kemudian di tempatnya yang baru mereka melakukan proses
evolusi sehingga mencapai manusia modern.
Menurut
hipotesis di atas, jenis manusia Neanderthal merupakan sebagian hasil evolusi
di tiga benua. Dari segi anatomi, jenis manusia Neanderthal merupakan peralihan
antara Homo Erectus dan Homo Sapiens modern di Eropa, Timur Tengah dan Asia
sebelah barat. Tren evolusi menuju status biologis Homo Sapiens yang terjadi di
seluruh dunia tersebut didorong oleh lingkungan kebudayaan baru di tempat yang
baru. Dengan berkembangnya kebudayaan ke arah yang lebih kompleksitas,
mendorong kemampuan otak untuk semakin berkembang. Otak yang besar dan cerdas
membawa kebudayaan yang lebih kompleks, yang pada gilirannya menjadikan otak
yang lebih besar dan lebih cerdas lagi. Hal tersebut pada akhirnya mempengaruhi
penyebarluasan perubahan genetis dengan cepat pada setiap populasi di seluruh dunia.
Teori
kedua yang bertentangan dengan teori pertama dikenal dengan teori “out of
Africa”. Teori tersebut berdasarkan hipotesis bahwa manusia modern berasal dari
satu daerah, yaitu dari Afrika. Manusia awal yang hidup di Afrika lambat laun
mengalami proses evolusi sehingga mencapai bentuk manusia modern (Homo
Sapiens). Kelompok-kelompok Homo Sapiens modern ini kemudian bermigrasi dari
Afrika menuju belahan bumi lainnya. Kedatangan manusia modern ini lambat laun
pada akhirnya menggantikan populasi manusia pramodern yang ada. Teori ini
dinamakan dengan teori “out of Africa” karena Afrika Sub-Sahara telah diketahui
sebagai tempat yang paling memungkinkan berlangsungnya evolusi manusia modern
yang pertama. Bukti-bukti penelitian genetika mengenai variasi DNA dalam inti
sel dan mitokondria manusia modern, ternyata lebih mendukung teori “out of
Africa”. Hasil penelitian terbaru dari para ilmuwan menunjukkan bahwa semua
manusia memiliki DNA yang nampak identik. Begitu identiknya sehingga perbedaan
genetis pada sekelompok simpanse bahkan bisa jadi lebih besar daripada
perbedaan genetis pada enam milyar manusia yang hidup saat ini.
Padahal
dalam teori disebutkan bahwa manusia berpisah dengan simpanse dalam satu garis
keturunan sekitar 5 hingga 6 juta tahun lalu. Artinya, manusia seharusnya
memiliki cukup banyak waktu untuk mengembangkan gen-gen yang berbeda seperti
halnya simpanse. Lalu mengapa penelitian hanya mendapatkan gen-gen yang identik
pada manusia? Jawaban atas pertanyaan di atas, dikatakan para ilmuwan, adalah
karena populasi manusia pernah berkurang hingga sedemikian kecil. Manusia
modern akhirnya hanya diturunkan oleh segelintir orang sehingga gen mereka
serupa. Kesimpulan dari hasil penelitian ini pernah dipublikasikan di American
Journal of Human Genetics. Kesimpulan ini seolah juga membenarkan teori “Out of
Africa” yang menyebutkan bahwa manusia modern berasal dari satu keturunan di
Afrika. Dipercaya, populasi manusia yang tinggal 2.000 jiwa itu berdiam di
Afrika, berkembang, baru kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Bukti
terbaru lainnya mengenai manusia modern yang berevolusi dari Afrika pernah
dimuat dalam harian KOMPAS tanggal 12 Juni 2003. Dalam beritanya disebutkan
bahwa sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh Profesor Tim White melakukan upaya
penggalian dan menemukan sejumlah tengkorak dari dua orang dewasa dan satu
anak-anak. Tengkorak-tengkorak tersebut diperkirakan berumur 160.000 tahun.
Ketiganya digali dari lapisan sedimen di dekat Desa Herto di wilayah Afar,
sebelah timur Ethiopia. Mereka ditengarai merupakan fosil manusia modern (Homo
Sapiens) yang tertua di dunia.Hal yang membuat para peneliti sangat tertarik
dengan penemuan di atas ialah karena ia cocok dengan penelitian genetis
terakhir yang menyebutkan Afrika sebagai asal-usul manusia modern. Selain itu,
umur fosil juga sesuai dengan perkiraan ilmuwan tentang munculnya manusia
modern pertama kali. Tengkorak manusia Herto yang ditemukan tidak sama persis
dengan tengkorak manusia yang hidup saat ini. Ukuran mereka lebih besar, lebih
panjang, dan tulang alisnya lebih tebal. Perbedaan kecil namun sangat penting
ini, membuat tim peneliti memasukkan tengkorak ini dalam subspecies baru
manusia modern yang disebut Homo Sapiens Idaltu (idaltu berarti“lebih tua”
dalam bahasa lokal Afar). Penemuan fosil di Herto ini membuat gembira golongan
ilmuwan yang meyakini bahwa manusia modern memiliki nenek moyang yang tinggal
di Afrika 200.000 tahun lalu. Mereka yang mendukung teori “Out of Africa” ini
percaya bahwa nenek moyang asal Afrika itulah yang menyebar ke seluruh penjuru
dunia dan menggantikan spesies “manusia” lain yang ada saat itu, seperti
manusia Neanderthal di Eropa. Ini artinya bila manusia modern telah hidup di
Afrika 160.000 tahun lalu, maka kita pastilah bukan keturunan spesies seperti
Neanderthal.
B. Perkembangan
Kehidupan Manusia Purba di Indonesia
Apa itu Manusia Purba?
Manusia purba (prehistoric
people) adalah jenis manusia yang hidup jauh sebelum tulisan ditemukan.
Manusia purba diyakini telah mendiami bumi sekitar 4 juta tahun lalu. Kehidupan
manusia purba masih sangat sederhana. Untuk menopang kehidupannya mereka
menggunakan alat-alat yang masih sangat sederhana. Biasanya alat yang
digunakannya terbuat dari batu. Para ahli dapat mendeskripsikan kehidupan
manusia purba setelah menemukan fosil atau artefak peninggalan manusia purba.
Para Peneliti Manusia Purba
di Indonesia
Fosil adalah tulang-belulang
manusia maupun hewan dan tumbuh-tumbuhan yang telah membatu. Sedangkan artefak adalah peralatan
dan perlengkapan kehidupan manusia sebagai hasil dari kebudayaannya.
Fosil-fosil manusia purba banyak
ditemukan di Indonesia. Para ahli hanya dapat membuat berbagai macam perkiraan
atau penafsiran sebagian kecil kehidupan manusia purba. Berikut ini adalah para
ahli yang meneliti keberadaan manusia purba di Indonesia.
Eugene Dubois-Eugene Dubois adalah seorang dokter berkebangsaan
Belanda yang pertama kali datang ke Indonesia. Eugene Dubois berhasil menemukan
fosil tengkorak pada tahun 1890 di dekat Desa Trinil, Jawa Timur. Fosil itu
diberi nama Pithecanthropus erectus(artinya manusia kera yang
berjalan tegak).
Ter Haar, Oppenoorth, G.H.R von
Koenigswald-Ketiga
peneliti mengadakan penelitian di daerah Ngandong (Kabupaten Blora). Mereka
berhasil menemukan empat belas fosil manusia purba. Fosil-fosil itu lebih
dikenal Homo Soloensis. Sekitar tahun 1936-1941, von Koenigswald
menemukan fosil rahang bawah yang berukuran sangat besar, sehingga diberi
nama Meganthropus Paleojavanicus (diduga sama dengan Homo
Mojokertensis)
Tjokrohandoyo dan Duifjes-Usaha penggalian yang dilakukan oleh Tjokrohandoyo
di bawah pimpinan Duifjes telah menemukan dua fosil. Fosil-fosil yang ditemukan
di Desa Perning dekat Mojokerto dan Sangiran. Fosil yang ditemukan itu diberi
nama Homo mojokertensis.
Prof. Dr. Teuku Jacob-Prof. Dr. Teuku Jacob melakukan penelitian di Desa
Sangiran dan meluas di sepanjang aliran sungai Bengawan Solo. Penelitian ini
berhasil menemukan 13 fosil dan fosil terakhir ditemukan tahun 1973 di Desa
Sambung Macan dan Sragen.
Jenis Manusia Purba di
Indonesia
Beberapa jenis manusia purba yang
berhasil ditemukan di Indonesia, di antaranya:
Meganthropus paleojavanicus Meganthropus berarti manusia besar.
Pithecanthropus Pithecanthropus berarti manusia kera. Eugene
Dubois menyimpulkan bahwa fosil ini memiliki volume otak 900 cc yang lebih
kecil dibandingkan dengan volume otak manusia yang di atas 1000 cc dan volume
otak kera yang tertinggi hanya 600 cc.
a) Pithecanthropus
erectus
Pithecanthropus erectus berarti manusia kera yang sudah dapat
berjalan tegak.
b) Pithecanthropus
mojokertensis
Pithecanthropus mojokertensis berarti manusia kera dari Mojokerto.
c) Pithecanthropus
soloensis
Pithecanthropus soloensis berarti manusia kera dari Solo.
Homo Sapien Homo sapien adalah jenis manusia
purba yang telah memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia sekarang.
Jenis fosil Homo sapien ini
juga ditemukan di daerah Indonesia, yaitu di daerah Wajak dan fosilnya diberi
nama Homo wajakensis. Berdasarkan hasil penelitiannya itu
disimpulkan bahwa Homo wajakensis termasuk golongan
bangsa Austroloide. Tetapi berdasarkan penelitian von Koenigswald
fosil ini termasuk Homo sapien.
a.
Hasil-hasil
Budaya Manusia Purba di Indonesia
Kebudayaan adalah sebuah hasil
pemikiran manusia yang dilakukan dengan sadar, yaitu sadar untuk apa segala
sesuatu itu dilakukan atau diperbuat.
a. Kebudayaan Material atau
Kebendaan
Kebudayaan material yang mereka
kenal pada awalnya berupa alat-alat yang dapat membantu untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Seperti peralatan berburu, peralatan untuk mengumpulkan
makanan atau meramu. Awalnya peralatan yang mereka buat masih sangat sederhana,
yakni terbuat dari batu atau tulang. Dalam perkembangan berikutnya, akal
pikiran manusia semakin maju, maka peralatan-peralatan kehidupan yang dibuatnya
pun bertambah bagus. Perkembangan peralatan-peralatan ini terjadi pada masa
Mesolitikum. Hasil kebudayaan yang berhasil ditemukan seperti kapak genggam
Sumatera, kapak pendek (Bache courte), pebble, flakes dan
lain-lain.
Pada masa kehidupan menetap dan
bercocok tanam, pola pikiran manusia mengalami perkembangan yang cukup pesat.
Bangsa Indonesia mulai mengenal peralatan-peralatan dari logam dalam bentuk
logam campuran, yaitu logam tembaga dengan timah yang disebut perunggu.
Peralatan-peralatan yang terbuat dari logam di antaranya kapak corong atau
kapak sepatu, nekara, bejana perunggu, berbagai bentuk perhiasan perunggu dan
lain-lain.
b. Kebudayaan Rohani
Kebudayaan rohani mulai muncul
dalam kehidupan manusia sejak manusia mengenal sistem kepercayaan dalam
hidupnya. Yang berlangsung sejak masa berburu dan mengumpulkan makanan.
Hal ini terdeteksi melalui peneman kuburan yang menunjukkan bahwa masyarakat
sudah memiliki anggapan tertentu dan memberikan penghormatan terakhir kepada
orang yang meninggal.
Inti kepercayaan terhadap roh
nenek moyang teus berkembang dari zaman ke zaman yang terlhat pada
peninggalan-peninggalan berupa tugu-tugu batu seperti bangunan-bangunan masa
Megalitikum. Namun, lama kelamaan semenjak berkembangnya pola pikir manusia,
manusia semakin menyadari keberadaan hidupnya yang berada di tengah-tengah alam
semesta. Sejak saat itu, manusia mulai menyadari dan merasakan adanya kekuatan
yang mahadasyat atau mahabesar di luar dirinya sendiri dan kekuatan tersebut
ada sepanjang masa.
Kumpulan
Soal latihan
Soal
latihan!
1.
Jelaskan
keadaan pada masa arkaikum!
2.
Jelaskan
keadaan pada masa mezolitikum!
3.
Jelaskan
pengertian manusia dan perbedaan dengan makhluk lainnya!
4.
Tuliskan
tabel zaman holosen dan pletosen!
5.
Sebutkan
nama zaman-zaman prasejarah!
Soal latihan!
1.
Jelaskan
sejarah singkat peradaban lembah Sungai Nil!
2.
Jelaskan
sejarah singkat peradaban lembah Sungai Tigris!
3.
Jelaskan
sejarah singkat peradaban Yunani!
4.
Jelaskan
sejarah singkat peradaban Romawi!
5.
Sebutkan
tempat-tempat bersejarah pada peradaban Yunani dan Romawi!
Soal
latihan!
1.
Sebutkan
teori evolusi manusia!
2.
Siapa
yang menyatakan teori evolusi manusia!
3.
Sebutkan
jenis-jenis manusia purba di Indonesia!
4.
Jelaskan
keadaan kehidupan manusia purba!
5.
Jelaskan
hasil budaya kehidupan pada masa purba di Indonesia!
No comments:
Post a Comment